FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Multatuli VS Everybody: UKPS Lawas Media Menyelenggarakan Diskusi Buku Max Havelaar melalui Perspektif Alternatif

Pada Selasa, 15 Maret 2023, UKPS Lawas Media Prodi Sejarah USD menyelenggarakan diskusi buku Max Havelaar yang ditulis oleh Multatuli. Diskusi ini bertajuk Multatuli VS Everybody dengan pembahasan utama mempertanyakan kembali kredibilitas substansi buku Max Havelaar dan dampak sosio-kultural yang dihasilkannya terhadap masyarakat Banten dari sejak buku ini ditulis hingga sekarang.

Acara ini dilaksanakan di Ruang Kelas 402, Fakultas Sastra dan diikuti sebanyak 25 orang dengan pemantik diskusi M. Agim Mauladhan dari Prodi Sejarah Angkatan 2021. Agim telah berkecimpung dalam kajian mengenai Multatuli dan Max Havelaar sejak SMP. Agim juga berasal dari wilayah yang sama dengan setting dari buku Max Havelaar, yaitu Lebak, Banten.
 
Dalam diskusi ini, Agim membedah buku karya Multatuli melalui perspektif alternatif yang mempertanyakan keakuratan karya sastra ini dengan keadaan Lebak di masa ketika buku tersebut ditulis. Agim mengemukakan argumen bahwa narasi dalam Max Havelaar sudah saatnya berhenti diagung-agungkan ketika hal itu hanya dapat menggambarkan masyarakat Lebak yang tak berdaya dan hanya mengharap bantuan dari orang kulit putih saja. Menurutnya, warga tidak perlu berpegang kepada Multatuli dan karya sastranya sebagai identitas utama karena masih banyak sejarah lokal yang dapat diangkat.

Diskusi ini juga mendatangkan beberapa tamu dari Lebak yang merupakan rekan sejawat Agim dalam upaya mereka menyuarakan kritik terhadap Multatuli dan dampak yang dihasilkannya di Banten. Rizal Jombie, seniman dari ISI Yogyakarta, yang menjadi salah satu tamu mengemukakan pandangan antitesisnya terhadap glorifikasi Multatuli dan menceritakan pengalamannya menyelenggarakan beberapa aksi protes terhadap ketergantungan orang-orang Banten dengan narasi Max Havelaar yang menurutnya tidak sepenuhnya akurat. Selain itu, Rizal, Agim dan teman-temannya dari Lebak juga mendorong pemerintah Banten agar dapat membangun antusiasme dalam mengangkat sejarah daerah yang benar-benar datang dari orang asli dan mengajak untuk mengkaji ulang konsep pariwisata yang berkembang di Banten agar turut memiliki kesadaran historis yang tidak hanya terpaku pada Multatuli.

Kembali