USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

“Demokrasi dan Para Penunggangnya (Kaum Tumbak Cucukan)”

diupdate: 8 bulan yang lalu



Kamis, 24 Agustus 2023, di R. Koendjono, Gedung Pusat Lt. 4, Kampus II USD, Pusat Kajian Demokrasi dan Hak-Hak Asasi Manusia (Pusdema) menyelenggarakan Pidato Kebangsaan Tahun 2023. Pidato disampaikan oleh Dr. A. Setyo Wibowo, SJ dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara.

Pidato Kebangsaan yang telah dilaksanakan secara rutin selama 8 tahun ini, dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.

Dalam Pidato Kebangsaan tahun 2023 ini, Romo Setyo, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan pemikiran dengan judul “Demokrasi dan Para Penunggangnya (Kaum Tumbak Cucukan)”. Lewat pidato ini, Romo Setyo hendak memperdalam pengetahuan mengenai demokrasi dalam kepemimpinan karena Indonesia mulai memasuki tahun politik. Melalui judul pidato ini, Pusdema mengharapkan bahwa seluruh civitas akademika dan mahasiswa USD dapat tetap mengembangkan dan menanamkan jiwa demokrasi di tengah maraknya berita dan isu politik di masyakarat yang dapat menciderai demokrasi.

Pidato Kebangsaan yang dibawakan oleh Rm. Setyo menjelaskan tentang demokrasi yang semakin terkikis di masa kini karena banyak berita dan kabar yang mudah tersebar di media sosial yang mengikis pemikiran kritis warga. Di saat itulah kaum tumbak cucukan, yang merasa paling pintar dan senang mengadu domba, merupakan kaum yang memanfaatkan media sosial untuk menyeret masyarakat dalam berita dan kabar yang lebih emosional, menyebabkan hilangnya pemikiran kritis masyarakat.

“Demokrasi di masa sekarang, saat teknologi dan internet berkembang pesat, tidak dapat menghindari kaum tumbak cucukan. Namun, kita sebagai masyarakat masih memiliki harapan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu demokrasi dengan mendidik generasi muda untuk terus berpikir secara kritis serta menanamkan sikap sopan santun sehingga dapat memunculkan karakter manusia yang beradab dan bermartabat.” tutur R. Setyo.


Kepala Pusdema, Dr. Anton Haryono, mengungkapkan bahwa tema pidato sangat kontekstual dengan situasi Indonesia saat ini.
“Judul ini tepat disampaikan karena bangsa Indonesia memasuki tahun politik yang cukup panas karena 2024 akan dilaksanakan pemilu. Kita tahu bahwa demokrasi mudah menjadi tirani sehingga diperlukan kehati-hatian dan kebijaksanaan. Karena itu, Pusdema ingin mengingatkan bahwa kita sebagai manusia yang berbangsa dan bernegara haruslah memiliki kehati-hatian dan kebijaksanaan agar dapat mempertahankan demokrasi di Indonesia” ungkapnya.

Sepakat dengan dengan Anton, Rektor USD, Albertus Bagus Laksana SJ, mengungkapkan bahwa judul Pidato Kebangsaan yang dipilih sangat relevan dengan situasi serta kondisi Indonesia masa kini.

“Kita semua paham bahwa demokrasi bangsa kita merupakan mekanisme yang mulia, tetapi dalam perjalanannya mengalami keambiguan dan tercidera karena kerenggangan antara politik dan kuasa. Karenanya, kerenggangan yang terjadi antara politik dan power akan didiskusikan di sini sehingga makin bertemu. Harapannya, dengan semakin bertemunya politik dan power, demokrasi yang sejati akan tercipta,” pungkas Rektor.

(TPP/CSNC – Humas)

  kembali