USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Seminar Sanata Dharma Berbagi: “Meninjau Relasi Kuasa dalam Sastra dan Seni Pertunjukan”

diupdate: 5 tahun yang lalu



Universitas Sanata Dharma (USD) pada hari Jumat 27 September 2019 kembali menggelar Seminar Sanata Dharma Berbagi, yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Pada kesempatan kali ini LPPM menggandeng Program Pasca Sarjana dan Fakultas Sastra dengan mengambil tema “Meninjau Relasi Kuasa dalam Sastra dan Seni Pertunjukan”. Bertempat di Ruang Kadarman, Gedung Pusat Kampus 2 USD, seminar ini dihadiri oleh Jajaran Rektorat, Dosen Program Pasca Sarjana, mahasiswa USD dengan bidang studi yang bersesuaian, serta dihadiri juga oleh rekan-rekan dari MAN 2 Kota Bima, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, STBA LIA, serta Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Seminar Sanata Dharma Berbagi dilaksanakan sebagai wujud gagasan dari USD untuk mengembangkan penelitian. Doktor baru di USD maupun doktor yang belum pernah membagikan disertasi memaparkan gagasan atau ide baru, penelitian bidang kepakaran tertentu, serta ilmu dan pengalaman kepada para dosen dan mahasiswa maupun khalayak umum. Wakil Rektor I USD, Rohandi, Ph.D., dalam sambutannya saat membuka seminar menyampaikan bahwa bersama dengan dua Doktor yang belum lama menyelesaikan studinya, hasil kajian studi mereka dipresentasikan melalui seminar ini. “Kegiatan ini akan bermakna jika disertasi mereka sampai kepada masyarakat dan didiskusikan serta dipelajari bersama. Oleh karena itu, kami mempublikasikan ke berbagai perguruan tinggi dan media. Dengan diadakannya seminar ini, diharapkan riset dalam bidang keilmuan yang dihasilkan program-program Doktor dapat dibagikan dan berkontribusi lebih dalam menghasilkan riset atau kajian yang baru.” tegasnya.

Dr. Yustina Devi Ardhiani, M.Hum. sebagai pembicara yang pertama, memaparkan makalahnya yang berjudul “Himpitan Rezim Seni dalam Kelompok Seni Sahita”. Dosen Program Studi Magister IRB USD ini  membahas tentang konsep satire dengan kritik kepada rezim seni. Yustina memilih kelompok seni Sahita, kelompok seni yang lahir di Surakarta. Sahita beranggotakan empat perempuan berusia paruh baya antara 47-58 tahun. Setiap penampilan yang dibawakan Sahita selalu bertolak belakang dengan stereotip perempuan bentukan media; cantik, muda, kulit putih bersih, gigi bersih dan rapi, dan tubuh ideal. Dengan penampilan yang bertolak belakang yang dibawakan Sahita dalam setiap panggung seni, tidak jarang diluncurkan kritik-kritik seni maupun politik yang dikemas dalam komedi.

Sementara itu, Dr. Tatang Iskarna sebagai pembicara kedua mengulas makalahnya yang berjudul “Agama sebagai Aparatus Ideologi Penguasa dalam Novel Arrow of God dan The River Between”. Dosen Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra USD ini menyoroti dua teks sastra yang maknanya mengenai relasi antara penguasa kapitalis Inggris dengan kaum pribumi Afrika, yaitu Igbo dan Kikuyu. Untuk mempertahankan relasi ini, beberapa elemen penting seperti milites, polisi, penjara, administrasi menjadi bagian yang sangat penting. Kemudian, apparatus ideologi seperti agama, pendidikan, dan keluarga juga disoroti sebagai bagian yang tidak kalah utama dalam menjaga relasi ini.

(SW & GM)

  kembali