MENDAMPINGI PARA CALON IMAM DAN RELIGIUS MUDA
Latar Belakang
Akhir-akhir ini, seiring dengan perubahan zaman yang berlangsung sangat cepat karena didukung oleh perkembangan teknologi digital, proses sekularisasi semakin merebak di banyak belahan dunia. Persaudaraan dunia diganggu bahkan dirusak dengan berbagai tindakan yang menghancurkan kemanusiaan dari beberapa orang. Kaum muda dan banyak keluarga terpapar oleh ideologi yang tidak jelas dan memporak-porandakan nilai-nilai kristiani dan kemanusiaan. Alam semesta mengamuk dengan banjir, tanah longsor dan berbagai bencana alam yang disebabkan oleh keserakahan manusia dalam mengolah alam ini. Selain itu generasi ini juga memiliki berbagai sumber belajar yang melimpah, yang bisa diakses dengan mudah. Di zaman digital ini, semakin banyak orang mengakses pewartaan digital. Dalam hal evangelisasi, internasionalisasi pewartaan dan misi difasilitasi secara dahsyat oleh perkembangan teknologi.
Situasi seperti ini tentu tidak mempengaruhi tetapi juga memberi tantangan bagi kehidupan religius. Kehidupan calon imam dan religius memerlukan kesiapan, adaptasi, keterbukaan untuk berkolaborasi dalam memanfaatkan teknologi digital bukan sekedar untuk konsumsi pribadi tapi untuk misi. Ini berarti juga ada kebutuhan besar untuk menyiapkan atau formasi manusiawi yang menumbuhkan kecerdasan literasi dan misi
Oleh karena itu salah satu pertanyaan yang muncul dan relevan untuk dijawab adalah mendeteksi modalitas para calon yang telah memiliki berbagai pengetahuan dan kemampuan di bidang media digital yang menjadi titik pijak untuk mengembangkan diri secara utuh dan menyiapkan diri melaksanakan tugas kerasulan dan pewartaan.
Peristiwa pandemi yang disebabkan oleh Covid-19 telah memporak-porandakan dominasi tiga narasi neoliberal: individualisme yang berpretensi sebagai solusi untuk semua masalah sosial, supremasi ekonomi kapitalisme atas seluruh kebutuhan manusia, dan bentuk keluarga inti sebagai model swasembada yang diprivatisasi. Keseimbangan alam diganggu dan manusia serta tatanan masyarakat yang sudah ada mengalami ketidakseimbangan secara serius baik di negara-negara kaya maupun di negara-negara miskin. Kehidupan beriman dan beragama juga mengalami dampak yang amat besar, karena perayaan keagamaan yang bersifat bersama-sama dilarang diadakan dan sebagai gantinya, partisipasi umat beriman dijalani melalui daring (online).
Zaman ini juga ditandai dengan berbagai persoalan pelik berkaitan dengan kerusakan alam di banyak tempat dan ketidakseimbangan ekologis. Keadaan itu membawa akibat serius bagi kualitas kesehatan banyak orang karena berkaitan dengan air dan makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Selain itu, zaman yang semakin cair ini membawa pengaruh besar bagi pemahaman dan pemaknaan keluarga-keluarga kristiani. Persoalan tersebut menyangkut soal ekonomi, budaya, hubungan sosial dan berbagai soal lain, seperti kenakalan remaja, kegagalan hidup berkeluarga, soal gender dan persoalan berkaitan dengan keluarga yang sangat kompleks.
Dalam konteks tersebut, pendampingan para religius muda memperoleh tantangannya sendiri berbeda seperti yang sudah dirumuskan dalam Konstitusi dan Pedoman Hidup yang dirumuskan setelah Konsili Vatikan II hingga tahun 90-an. Bagaimana mendampingi para calon imam muda dan para religius muda yang sesuai dengan tradisi kristiani dan setia juga kepada tuntutan zaman baru?
Extension course ini dimaksudkan untuk bersama-sama memahami keadaan dan kompleksitas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para calon imam dan para religius muda. EC ini diharapkan mengembangkan kursus Formation yang telah dilakukan oleh KOPTARI dan BLKBI. EC ini diharapkan membantu para pendamping terpacu untuk belajar agar menemukan pemahaman dan sarana yang tepat dalam mendampingi para calon sesuai situasi zaman.
KEGIATAN DAN MATERI
Kegiatan Extension Course ini merupakan kuliah yang diadakan secara offline dan online dengan 11 kali pertemuan. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman secara kritis, filsafat, psychologi, teologi dipandang dari kacamata interdisipliner. Pembelajaran ini juga dibantu dengan beberapa bimbingan praktis pendampingan
TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai adalah:
NO. |
TANGGAL (Kamis) |
MATERI |
PENGAJAR |
1. |
29/Sep |
Manusia Berhati Nurani, bebas, bersaudara yang diapnggil untuk bersetiakawan dengan orang-orang miskin dan Terpinggirkan (Anrropologi Ktistiani) |
Dr. C.B. Mulyatno, Pr |
2. |
06/Okt |
Tantangan budaya hybrid, digital, dan masyarakat cair bagi religius / calon imam muda. |
Al. Bagus Laksana SJ, Ph.D. |
3 |
13/Okt |
Model komunikasi dan relasi di zaman Digital untuk Panggilan Misioner Religius |
Rian Antony M.I.Kom |
4. |
20/Okt |
Pendampingan protokol perlindungan anak. |
Dr. Y. Sari Murti Widiyastuti, S.H., M.Hum. |
5. |
27/Okt |
Pelayanan kolaboratif bagi religius muda |
Dr. Sr.Yustiana Wiwiek Iswanti, CB, M.Pd.
|
6. |
3/Nov |
Pendampingan religius yang holistik |
Dr. Yohanes Yupilustinaji Apgrianto Pr |
7. |
10/Nov |
Pendampingan religius muda dalam dunia hibrid dan virtual (pychologis) |
Paulus Erwin Sasmita, Pr, Ph.D |
8. |
17/Nov |
Evaluasi bagi religius muda dengan Appriciative Inquiry |
Dr. Yulius Sunardi, SCJ |
9. |
24/Nov |
Beberapa pokok ajaran Gereja tentang Hidup bakti / imam di dalam Gereja dan pentingnya karya Roh Kudus |
Dr. Fl. Hasto Rosariyanto, SJ |
10. |
1/Des |
Ajaran Hukum Gereja tentang pendampingan / protokol |
Rm Postinus Gulo OSC, Lic. |
11. |
8/Des |
Pembinaan dan Peran Religius dalam Hidup Menggereja menurut KHK 1983 |
Dr. Ag. Tri Edy Warsono, Pr. |
|
|