AKTUALITA

Pendampingan Orang Muda yang Inovatif dan Menginspirasi

 
Blasius Dinda Anugraha, SCJ
           

Yogyakarta
– Kesuksesan dalam segala hal adalah harapan setiap orang. Pencapaian akan kesuksesan tentu memerlukan suatu proses, yakni suatu cara yang tepat. Itulah yang diharapkan oleh 55 orang muda yang hadir dalam “Kursus Pendampingan Retret dan Rekoleksi Orang Muda”. Mereka hadir untuk mengikuti kurus yang diselenggarakan oleh Fakultas Teologi Wedabhakti selama lima hari, Jumat-Selasa 5-9 Januari 2024. Adapun fokus utama dari kursus ini adalah membekali para mahasiswa/i dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pendampingan orang muda yang inovatif dan menginspirasi.
Kursus ini didampingi oleh Tim Pusat Pastoral dari Keuskupan Agung Jakarta. Mereka adalah Istoto Suharyoto, Romo Yustinus Ardianto, Andreas Patria Krisna, Jerry Augustinus, dan Johanes Sinar Agaprihanto. Keberadaan tim ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis saja, melainkan juga berbagi kisah inspiratif dan solusi praktis dalam menghadapi tantangan untuk mendampingi orang muda di era ini. Dalam pertemuan bersama Romo Yustinus Ardianto, ia menekankan pentingnya pendampingan yang holistik dan mencakup berbagai aspek kehidupan. “Pendampingan dalam rumah retret dan rekoleksi bukan hanya tentang memberikan nasihat rohani saja, tetapi juga memahami dunia mereka, tantangan yang mereka hadapi, dan membantu mereka tumbuh dalam iman dan kepribadian. Sebab itu, kualitas personal sebagai pendamping perlu dipersiapkan dengan baik agar dapat membantu orang muda zaman sekarang.”
Kursus ini dikemas dengan sangat menarik oleh para fasilitator dari PUSPAS KAJ. Hal itu terlihat ketika mereka memperkenalkan diri dengan menceritakan kebaikan atau keunikan fasilitator lain yang akan memperkenalkan diri juga. Selain itu, Pak Istoto juga memberikan penampilan sulap dihadapan peserta ketika ia sedang menjelaskan materi. Ada juga Mas Jerry dengan antusias langsung mempraktikkan games kepada para peserta, sehingga peserta diberikan kemudahan dalam memahami cara bermain suatu games yang ditawarkannya. Melalui kemasan yang menarik ini, para fasilitator berhasil menciptakan lingkungan yang mengajak peserta untuk lebih terlibat dan merasakan keseruan dalam proses pembelajaran.



“Sejak awal, saya sangat antusias mengikuti kursus ini. Mengapa? karena para fasilitator yang kreatif dan saya menganggap kursus ini sangat penting untuk saya bisa mendampingi kaum muda secara benar dan efektif. Melalui kursus ini, saya dibantu dalam persiapan mengisi suatu acara, meningkatkan rasa percaya diri saya, dan membantu saya untuk menjadi pribadi yang tidak lagi takut mendampingi orang muda” ungkap Bernardus Umbu Rewa, salah seorang peserta kursus. Tidak ketinggalan, Romario Julianto juga melihat kursus ini sebagai 'peluru' tambahan dalam arena pendampingannya untuk generasi muda. Ia bahkan melihat bahwa kursus ini semakin mempertajam keterampilannya dalam membimbing orang muda ke arah yang lebih baik. Sebab itu, ia bersyukur bisa mengikuti kursus ini karena sebelum kursus di mulai, ia juga memiliki rencana liburan bersama keluarganya.
Dalam kursus Pendampingan Retret dan Rekoleksi Orang Muda, Tim PUSPAS juga tidak sekadar memberikan informasi seputar pendampingan untuk generasi muda. Lebih dari itu, mereka juga menyajikan materi yang merangkul aspek kepribadian seseorang, seperti dasar public speaking dan juga cara meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Pendekatan ini mencerminkan komitmen tim PUSPAS untuk memberikan pembekalan yang menyeluruh, tidak hanya untuk mengasah keterampilan praktis dalam mendampingi, tetapi juga membentuk pribadi peserta untuk bisa lebih percaya diri dan mampu berkomunikasi secara efektif. Dengan demikian, peserta kursus tidak hanya menjadi pendamping yang berkualitas, tetapi juga pribadi yang lebih kokoh dan mampu bersinar dalam berbagai situasi.


Berkaitan dengan itu, Pak Istoto juga selalu menggarisbawahi atau menekankan kata-kata yang dianggapnya mampu memberikan motivasi. Ia telah merangkum sekitar 30 poin kata-kata penuh makna yang menjadi landasan inspiratif bagi para peserta. Setiap kata yang disampaikan oleh beliau dirancang dengan teliti untuk memberikan dorongan positif bagi para peserta. Adanya berbagai pesan semacam itu tidak hanya menciptakan lingkungan yang mendukung, tetapi juga memperkuat koneksi antara fasilitator dan para peserta kursus. Dengan demikian para peserta diharapkan memiliki landasan yang kuat untuk membangun keterampilan dan mampu menghadapi perubahan dengan lebih baik.
Pada akhir kegiatan, para peserta diminta untuk mengungkapkan pesan dan kesan selama mengikuti proses kursus ini. Secara umum, para peserta merasa bahagia dapat mengikuti kursus “Pendampingan Retret dan Rekoleksi Orang Muda.” Mereka tidak hanya merasa bersyukur, tetapi juga merasa puas atas kesempatan yang diberikan untuk ikut serta dalam kursus ini. “Melalui kursus ini, pengetahuan saya semakin diperkaya mengenai cara memberi retret yang baik dan menjadi seorang fasilitator yang baik. Ada banyak games baru yang saya dapatkan, secara khusus saya tertarik dengan cara pendekatan yang dilakukan oleh Rm. Yus dalam berkhotbah” ungkap Ferdianus Son. Selain itu ada juga Firminus Deo yang menyebutkan bahwa kursus ini menjadi modal baginya dalam mendampingi kaum muda saat ia menjalani masa TOP (Tahun Orientasi Pastoral). Hal itu menunjukkan relevansi dan manfaat jangka panjang yang dirasakan peserta kursus dalam mengikuti kursus tersebut. Semoga kesan positif ini membawa dampak positif dalam perjalanan rohani dan pengembangan pribadi para peserta kursus dan orang-orang yang mereka dampingi di masa mendatang.
 
***

  Kembali
Lihat Arsip