AKTUALITA

Muda : Bersaudara dalam Perbedaan

Yogyakarta – Pluralitas Agama di Indonesia patut dirayakan sebagai kekhasan bumi Pertiwi. Keragaman tersebut adalah warisan berharga dari para pejuang yang sejak semula dipertahankan dengan jerih payah, kendati ada banyak penolakan dari berbagai pihak. Perbedaan-perbedaan itu disatukan dalam payung Indonesia oleh para bapak pendiri kita. Hal itu juga tercermin pada pertemuan pagi ini. Pada sabtu (23/9/2023) UKF Simpul Iman Community (SIM-C) merayakan keberagaman tersebut dalam temu akbar yang diselenggarakan di awal periode BEM 2023-2024 Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma.

“Kita tidak hanya menjadi teman, tetapi kita adalah saudara” Kata Sdr. Ahmad Mirshad Alghozali ketika membagikan pengalamannya selama tergabung dalam SIM-C kepada semua peserta dalam sesi ‘sharing testimoni’. Kegiatan temu akbar di awal periode ini dengan sengaja diselenggarakan dengan tujuan mempererat tali persaudaraan antar anggota dengan harapan momen ini menjadi pemantik baik dalam proses berdialog dan berjumpa di lain kesempatan.

Di awal acara, Marcelinus Wahyu Setyo Aji, selaku koordinator UKF SIM-C Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, mempresentasikan sejarah terbentuknya SIM-C. Tidak lupa ia memperkenalkan visi dan misi, serta membagikan rencana kegiatan yang akan dijalankan selama periode ini. Presentasi itu langsung disambung dengan sesi mencari teman, pembagian kelompok serta membuat yel-yel, games out-door, serta kesan-pesan dari peserta.

“Sesi mencari teman adalah sesi di mana semua orang (termasuk panitia) akan diberikan kertas berisi nama secara random. Tugas mereka adalah untuk mencari orang yang namanya mereka pegang. Selanjutnya, mereka diminta untuk saling berkenalan satu dengan yang lainnya” Jelas salah satu panitia temu akbar tersebut. Sesi ini berjalan sangat seru karena mereka tidak semata-mata menjalankan ‘tugas’ dari panitia saja. Namun mereka melakukan sebuah hal yang menguatkan tali silaturahmi antara satu anggota, yaitu sharing, tanya jawab, dan bercanda bersama.

Di tengah perkenalan tersebut, panitia membagi para peserta dalam enam kelompok. Di dalam kelompok ini, para peserta diundang untuk mengenal lebih dekat teman-teman SIM-C dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SuKa). Kemudian dalam kelompok kecil itu, para peserta diajak untuk bekerjasama membuat yel-yel dan menyelesaikan outbound yang disiapkan oleh panitia.

Dalam outbound siang itu, para panitia telah mempersiapkan serangkaian game untuk mempererat hubungan kekeluargaan masing-masing anggota. Dalam enam kelompok, sebagaimana yang sudah dibagi sebelumnya, para peserta menjalankan 3 game, yaitu estafet bola pingpong, memasukan jarum ke dalam botol, dan memindahkan air dengan karet. Tujuan dari serangkaian game tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas komunikasi, kerjasama, persaudaraan, dan menumbuhkan sukacita antar sesama peserta yang menjadi nilai luhur dari segala pertemuan ini.

Seusai game, para anggota SIM-C diminta untuk kembali ke aula untuk mendengarkan sharing dari koordinator SIM-C UIN Sunan Kalijaga, yaitu Yuniar Avicenna. Dia mengatakan bahwa ada dua poin penting yang didapatkan selama tergabung dalam SIM C, yaitu relasi interreligius dan pengetahuan teologi agama lain. “Pokoknya, pengalaman ‘belajar’ di SIM-C berbeda dari studi di kelas bersama dosen karena kita di sini bisa berjumpa secara langsung.” Jelas Avicenna ketika membagikan nilai-nilai refleksi selama ia bergabung di SIM-C.

Acara temu akbar diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Avicenna. Menariknya, kendati kegiatan sudah selesai, namun semua peserta masih menikmati obrolan santai bersama teman-teman lainnya.


  Kembali
Lihat Arsip