AKTUALITA

Ziarah Pembukaan Bulan Maria & Hari Buruh Sedunia 1 Mei 2023

 
Oleh: Fr.Martin, CSSR
 
Pada hari Senin (01/05/2023), seluruh civitas akademika Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta merayakan bersama-sama pembukaan bulan Maria dan hari buruh se-dunia tahun 2023. Ziarah tersebut dimulai dari kampus dengan sarana transportasi sepeda dan kendaraaan pribadi dari komunitas masing-masing. Tepat jam 7.30 para civitas akademika memulai perjalanan menuju Goa Maria Jati Ningsi milik Paroki St. Petrus & Paulus-Klepu Nangggulan 2. Ada pun yang menjadi sasaran peserta ialah para akademisi dan para dosen Fakultas Teologi Wedabhakti (FTW).

Ketika sudah tiba di Jatih Ningsi, ziarah pemukaan bulan Maria dan hari buruh se-dunia diawali dengan doa rosario bersama yang dipimpin oleh Fr. Ando, AM dan Fr. Ongki, AM dan berpuncak pada perayaan ekaristi bersama yang dipimpin oleh Rm. Floribertus Hasto Rosariyanto, SJ (Salah satu dosen FTW, pengampu mata kuliah Sejarah Gereja). Beliau sebagai pemimpin utama dan dibantu oleh dua orang diakon, yakni D. Lilik, Pr dan D. Alif, Pr. dan mereka sekarang sementara melanjutkan S2 di FTW. Ada pun kelompok yang bertanggung jawab mengiringi perayaan misa kali ini adalah vocal group dari FTW sendiri.

Bagian kata pengantar Rm. Hasto, SJ mengakatan bahwa hari ini merupakan pembukaan bulan Maria dan hari buruh se-dunia. Romo Hasto melihat dua moment ini sebagai momen yang sama-sama penting. Maka ia mengatakan bahwa gereja ikut merayakan hari buruh se-dunia dengan cara bersatu dalam doa bersama bunda Maria dan seganap umat katolik.
 
Dalam khotbah yang sangat menarik yang dibawakan oleh D. Lilik, Pr., ada beberap poin penting yang digaris bawahi oleh Diakon. Poin pertama adalah suka cita, sebagai orang beriman yang berpangkal pada Tuhan Yesus kita harus selalu bersukacita bersama mereka yang ada di sekitar kita. Bertolak dari identitas yang dikenakan kepada pribadi Yesus yakni gembala yang baik, maka ada beberapa penekakan lain juga yang dianggap penting, yakni: gembala yanya baik memberikan nyawanya, menemani, memperhatikan, dan mengenal domba-dombanya.

Mengutip dari bacaan tentang domba yang hilang, diakon mengatakan bahwa domba yang hilang adalah gambaran domba yang buruk, dan domba yang hilang juga menjadi pedoman untuk bercermin pada diri sendiri. Artinya, saya berada pada posisi mana, sebab ketika orang menjauhkan diri dari Tuhan mereka akan menilai bahwa Tuhan itu tidak adil atau Tuhan tidak mendengarkan doanya. Tetapi justru terbalik, dimana Tuhan yang berusaha memberi perhatian dengan memberikan perlindungan diluar dugaan manusia itu sendiri.

Menarik ketika diakon mencoba menghubungkan dengan pengalaman jatuh bangun bangunnya sebagai mahasiswa FTW. Ia mengatakan bahwa Tuhan tidak mendengarkan doanya, tetapi dalam situasi yang demikian justru ia menemukan identitas Tuhan yang sebenarnya dan merasakan efeknya dan akhirnya diakon menyimpulkan bahwa ia salah menilai Tuhan.

Poin kedua, penekanan pada bulan Maria. Diakon mengatakan bahwa sosok yang paling baik untuk dijadikan teladang iman di bulan Maria adalah kembali pada pribadi Maria. Maria mengalami berbagai macam tantangan dalam mendampingi putera Allah tetapi ia tetap teguh dalam imannya. Mungkin saja doa Maria juga tidak dikabulkan oleh Tuhan. Mungkin Maria pernah memohon agar Tuhan Yesus tidak lahir dalam kendang, tapi kenyataanya berbeda dari harapan Maria. Poin yang ditawarkan oleh diakon adalah bahwa ketika doa tidak dikabulkan, maka jangan pernah menyerah karena Tuhan senantiasa memelihara kita. Kemudian Romo Hasto menegaskan juga poin yang sudah dibingkai oleh diakon dengan harapan semoga melului pengalam dari diakon dapat membantu para akademisi untuk tidak mudah menyerah ketika berhadapan dengan masalah dalam study maupun di bidang-bidang lainya.

Pada hari ini juga bertepatan dengan hari ulang tahun dari Rm. Galih Arga Wiwin Aryanto, Pr., selaku dosen sekaligus pendamping kemahasiswaan FTW. Tanpa menunggu perintah para peserta ziarah lansung menyanyikan lagu Happy Birthday setelah Rm. Hasto, SJ mengatakan, “Romo Gali, kami tidak mempunyai emas dan perak untuk kami berikan kepada romo di hari ulang tahunmu selain doa-doa dari kami untuk romo.”

Setelah perayaan ekaristi, para peserta ziarah dari FTW menikmati hidangan yang disiapkan oleh umat paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Situasi makan siangnya sangat menggembirakan, penuh dengan canda tawah, hidup kekeluargaan sebagai satu rumah FTW sangat keliahatan. Selanjutnya para peziarah kembali ke tempanya masing-masing. (Martin Ngara).

  Kembali
Lihat Arsip