USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Berjalan Bersama Korban: Spiritualitas Ignasian dan Safeguarding

diupdate: 9 bulan yang lalu



Sabtu, 19 Agustus 2023, Pusat Studi Ignasian Universitas Sanata Dharma (USD) menyelenggarakan Sarasehan Spiritualitas Ignasian dengan tema “Berjalan Bersama Korban: Spiritualitas Ignasian dan Safeguarding.” Sarasehan ini diselenggarakan di R. Koendjono, Lt.4 Gedung Pusat, Kampus II Mrican, USD pada pukul 09.00 – 12.00 WIB. Sarasehan ini dibuka untuk seluruh mahasiswa, civitas akademika USD, serta masyarakat umum.

Sarasehan Spiritualitas Ignasian telah berjalan setiap tahunnya dengan tema yang berbeda dengan tujuan untuk membantu memberikan pemahaman terkait spiritualitas ignasian secara lebih dalam. Pemahaman mendalam terkait spiritualitas ignasian dapat membantu manusia untuk berdiskresi agar dapat menghasilkan keputusan yang baik dalam menghadapi masalah di kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan kali ini, Sarasehan Spiritualitas Ignasian mengangkat tema “Berjalan Bersama Korban: Spiritualitas Ignasian dan Safeguarding” dengan harapan bahwa spiritualitas ignasian dapat membantu memberikan pemahamahan dan inspirasi untuk menciptakan budaya aman dalam kepelayanan sebagai utusan dan citra Allah.

“Pusat Studi Ignasian memilih tema ini supaya melalui sarasehan kali ini, kita mendapatkan pemahaman bahwa spiritualitas ignasian dapat memberikan terang dan isnpirasi bagi kita semua untuk secara konkret membangun budaya aman dalam perutusan kepelayanan kita,” ungkap Kepala Pusat Studi Ignasian, Alexander Hendra Dwi Asmara SJ.

Wakil Rektor III USD, Dr. Titik Kristiyani,M.Psi, mengungkapkan bahwa tema sarasehan yang diambil pada tahun ini sangat sesuai dengan kondisi dan masalah yang ditemui di masyarakat, yang juga sedang digumuli oleh Gereja Katholik. Oleh karena itu, beliau berharap bahwa sarasehan kali ini dapat membantu seluruh hadirin untuk memperdalam pemahaman terkait spiritualitas ignasian dalam konteks budaya safeguarding.

“Budaya safeguarding dapat diartikan secara luas, yaitu berorientasi dalam menciptakan relasi yang sehat dengan saling mengembangkan, produktif, dan aman. Kita sebagai manusia pasti ingin menciptakan zona aman dan nyaman di lingkungan sekitar. Karenanya, melalui sarasehan ini, kiranya kita dapat keluar dari zona nyaman dan menyerahkan diri pada Allah sehingga kita bisa dipakai berkarya untuk membantu menciptakan budaya safeguarding, terutama bagi korban pelecehan,” paparnya lebih lanjut.



Sesuai dengan tema yang diangkat, Sarasehan Spiritualitas Ignasian Sarasehan mengundang tiga narasumber, yaitu Veronica Sendy Gracea Naseky (mahasiswa Prodi Akuntansi, anggota Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual-PPKS USD), Adventina Putranti (dosen Fakultas Sastra USD, anggota Satgas PPKS USD), serta Pater Hendricus Satya Wening Pambudi SJ (Prefect Spiritual Kolose Hermanum Jakarta). Melalui tiga narasumber ini, seluruh peserta dapat memperoleh pengetahuan tentang pelecehan seksual, safeguarding, serta peran spiritualitas ignasian dalam konteks safeguarding.

“Kita dapat menciptakan budaya safeguarding dengan memulai dari diri sendiri. Jika kita bisa mengupayakan diri kita aman, kita bisa mengupayakan lingkungan yang aman. Melalui spiritualitas ignasian, kita bisa mencoba untuk memahami dan menemukan makna hidup dalam cinta Allah, sehingga nantinya kita dapat membagikan cinta Allah kepada sesama dan mewujudkan komunitas dan lingkungan yang aman,” tutup Romo Hendricus selaku narasumber.


(TPP/DKS – Humas USD)

  kembali