Berita

Diskusi Kisah Dewi Padi

17-04-2015 10:02:44 WIB

Senin, 2 Desember 2013 pukul 18.00-21.00 bertempat di Student Hall Kampus 1 Universitas Sanata Dharma, Program Magister Ilmu Religi dan Budaya bekerjasama dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulawesi Selatan mengadakan acara “Diskusi Naskah Galigona Meompalo Karellae/Bolong’e (Kisah Dewi Padi)”. Diskusi ini menghadirkan pembicara Bpk. Suryadin Laoddang (Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulawesi Selatan) danIbu Yosephin Apriastuti (Penggiat Sastra Jawa).

Dewi Padi (Dewi Sri) adalah mitos atau epik yang cukup universal pada masyrakat yang mempunyai tradisi agraris, baik di kawasan Jawa, Sulawesi, Sumatra. Naskah tentang Dewi Padi sebenarnya ada dua versi: Naskah yang populer di kalangan masyrakat agraris dan naskah yang jarang dibacakan maupun dibicarakan di kalangan masyrakat tersebut. Naskah yang kedua bertema tentang mula-mula diciptakannya Dewi. Tetapi kali ini yang akan dibicarakan adalah versi pertama, yang lebih populer di masyarakat.

Menurut Ibu Yosephin Apriastuti Mitos Dewi Padi diamini masyrakat Jawa dan mempunyai kemiripan dengan Sang Hyang Dewi Sri. Dewi Sri adalah ular sawah di dalam tembang. Dewi Sri juga disebut sebagai ibu Dewa Wishnu, dalam tembang juga. Jadi siapa Dewi Sri itu? Ada satu cerita tentang Dewi Sri dalam kitab. Berisi tentang terciptanya manusia dan turunnya ke bumi Jawa.

Wishnu diutus untuk mengajar. Dewa Wishnu satu-satunya dewa yang turun ke bumi bersama Dewi Sri. Mereka tinggal di bumi. Dewi Sri mengajari manusia untuk menenun, memintal, dll. Mereka punya 5 orang anak. Satu ketika datanglah 4 burung untuk menjadi kendaraan Dewi Sri. Keempat burung tersebut diburu oleh anak-anak Dewi Sri. Yang Perkutut diburu dan temboloknya pecah, keluar biji-bijian putih. Yang lain, biji berwarna merah, yang lainnya kuning. Ketiga jenis bijian tersebut dirawat.  Kemudian menjadi padi hitam, kuning dan putih. Padi-padian itu berasal  dari isi tembolok burung. Sementra itu, di dalam Serat Centhini terdapat juga kisah Dewi Sri di dalamnya, yang berbeda sedikit dengan versi pagelaran. Di Jawa Barat terdapat kisah Nyai Sari Pohaci. Jadi terdapat banyak versi kisah atau mitos tentang Dewi Sri ini.

Bapak Suryadin Laoddang mengemukakan Versi berbeda tentang Dewi Sri ada di dalam berbagai asal. Ceritanya panjang sekali. Termasuk juga versi masyarakat Bugis. 


 kembali