Kolom

Konflik Batin yang Sering Dialami Anak Rantau

27-09-2023 15:29:06 WIB 
“Pertempuran Malam” adalah salah satu cerita pendek (cerpen) dari kumpulan cerpen dalam buku “Sekuntum Mawar di Makam Ina Essy dan Kisah-Kisah Lainnya”. Cerpen ini ditulis oleh Heri Setyawan, biasa disapa dengan Romo Heri SJ (dosen Prodi Sejarah USD) sebagai representasi pandangan penulis terhadap makna hidup untuk merayakan Lustrum Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma yang ke-6.

Pertempuran malam bercerita tentang “Aku” sebagai tokoh utama yang berasal dari sebuah kampung lalu dia memutuskan pergi ke kota untuk meraih masa depan yang cerah. Tokoh utama lahir dan tumbuh di kampung yang memiliki sungai dan rawa-rawa.  Kemudian dia melihat awan-awan yang mengajaknya untuk melihat dunia lebih jauh. Dia pergi ke kota dan bergesekkan dengan hiruk pikuk kota yang jauh berbeda dengan kampung halaman. Tokoh utama menjadi semakin gelisah karena dihantui kerinduan terhadap kampung halaman yang telah lama tak dikunjungi namun juga ambisinya untuk meraih mimpi di kota. Sampai akhirnya, dia menetapkan satu keputusan.

Cerpen ini diramu dengan apik namun memberikan kesan mendalam sekaligus menyakitkan. Kata demi kata saling terpaut membawa pembacanya ke dalam arus kisah yang nyata terjadi di kehidupan sehari-hari. Untuk para anak rantau, mari berkumpul! Kisah ini relate dengan apa yang kalian alami!
Tokoh utama yang gundah gulana menjadi kunci utama penggerak kisah satu ini. Bagaimana sang tokoh gelisah ingin ke kota setelah melihat awan-awan itu. Bagaimana tokoh utama juga merindukan kampungnya. Di titik ini, sang tokoh bergulat dengan kenangan-kenangan masa lalu dan dipaksa untuk terus menatap masa depan kelabu.

Ketidakpastian, ketakutan, dan keraguan tokoh utama kental terasa dalam cerita ini. Hal ini membuat pembacanya bisa merasakan bahwa tokoh utama sedang berada di sebuah medan pertempuran yang menguras batin.

Tokoh utama digambarkan berpijak di antara masa depan dan masa lalu, kota dan kampung, keyakinan dan keraguan, kekal dan fana yang menandakan bagaimana pergulatan batin yang dimilikinya. Uniknya, tanda ambisi dan kegelisahan tokoh utama disampaikan dengan metafora yang indah.

Cerita ini dieksekusi dengan cara yang sederhana. Sang tokoh utama mengambil sebuah keputusan besar yang melegakan namun sedikit nekat. Dari cerpen ini, kita mampu menghayati bahwa di segala kepenatan akan kemegahan kota yang mencekik diri, kembali pulang ke tempat awal kita berada adalah satu-satunya pemenang.

Pembaca diperhadapkan dan disadarkan pada satu masalah batin yang membelenggu dan keputusan akhir yang nekat yang kerap kali juga diambil pembaca dalam kehidupannya melalui kisah tokoh utama. Pada akhirnya, Romo Heri mengajak pembaca untuk menyelami perasaan tokoh dengan segala masalah yang dihadapinya melalui untaian kata yang bermakna. Romo Heri menyuguhkan kisah sederhana sebagai bentuk kesadarannya dalam memaknai kehidupan yang dijalani.  

© Indi Kusuma Hati
 kembali