Magister Manajemen

Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma

<< WEB FAKULTAS

BERITA

Mendidik Generasi Digital:Butir penting kuliah umum Johanes Eka Priyatma, Ph.D., 15 Desember 2023
05 January 2024
Mendidik Generasi Digital:Butir penting kuliah umum  Johanes Eka Priyatma, Ph.D., 15 Desember 2023 :: Magister Manajemen

Penulis: Antonius Agus Sulistyono, S.IP., S.Pd., Mahasiswa Program Magister Manajemen, Universitas Sanata Dharma.

Pendidikan harus mampu menyesuaikan dengan kebutuhan jaman dan kebutuhan anak di jaman now. Yang terjadi saat ini adalah adanya kesenjangan antara pendidikan dengan konteks kebutuhan di jaman digital, maka sebagai pendidik di dunia digital, kita sebagai guru harus memiliki kesadaran dan niat untuk mendengarkan kebutuhan digital native.

Esensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah konvergensi, sebuah kenyataan bahwa teknologi itu semakin hari semakin mengumpul, misalnya kegunaan smartphone dengan berbagai aplikasinya, akibatnya hidup kita menjadi campuraduk menjadi satu. Tantangan kita sebagai pendidik adalah karena dunia anak yang kita hadapi adalah dunia campur aduk. Disintermediasi adalah semakin berkurangnya dunia mediasi misalnya pak pos, pegawai bank, maka jika esensi guru hanya sebagai mediator bisa jadi peran guru tidak berfungsi lagi. Ini adalah tantangan kedua yaitu menurunnya peran pihak-pihak yang berfungsi sebagai mediator. Ini menjadi refleksi bagi dunia pendidikan, bagaimana dunia pendidikan dikembangkan?
 
Interkoneksi dan globalisasi, semakin memperkuat keterhubungan antar manusia, sehingga informasi bisa diperoleh darimana saja, dan di mana saja, konteks ini juga harus diperhatikan oleh dunia pendidikan. Selain itu, pendidikan juga harus memperhatikan faktor intelejensi, semakin dekatnya kemampuan teknologi digital menirukan cara manusia mengambil keputusan atau bertindak. Kita harus memeluk teknologi yang fokusnya adalah memberdayakan dan bukan melemahkan pendidikan. Kita sebagai pendidik harus menjadikan anak didik kita semakin berdaya dan bukan terpedaya.
 
Dalam konteks digitalisasi saat ini, peran guru dalam mendidik siswa adalah mendampingi dan bukan memberi tahu, membangun ekosistem yang kondusif bagi terwujudnya peristiwa belajar, dan mendampingi bahwa setiap anak unik. Pendidikan yang baik tidak terlalu menuntut anak, melainkan mendampingi anak untuk tumbuh dan berdaya sesuai dengan potensinya masing-masing, keterbatasan justru bisa menjadi hal baik dalam menumbuhkan nilai-nilai keutamaan hidup. Guru yang berhenti belajar sebaiknya berhenti mengajar.
 
Prinsip pendidikan yang baik adalah kesebayaan dalam pendampingan, mengenal betul apa yang diminati anak, dengan cara sesuai kebutuhan anak, beri tantangan yang pas, dan perbanyak evaluasi yang konstruktif dan formatif. Guru harus mampu membantu siswa memilih pengetahuan dan membantu siswa untuk menemukan pembelajaran yang bermakna.
Dunia kita adalah cyberspace, maka jika kita ingin memahami anak muda yang hidup di dunia maya, maka kita sebagai guru harus memahami konteks kebutuhan anak muda dengan dunianya. Guru harus mampu memandang ruang fisik dan cyberspace dalam perspektif yang sama, sehingga keduanya harus saling melengkapi yang sering disebut dengan cybernetic space.
 
Lalu bagaimana pendidikan yang digagas dalam ruang cybernetic agar pendidikan menjadi semakin optimal ? Pendidikan holistik paling tepat di cybernetic space yang didukung dengan kesungguhan kita sebagai guru menghadirkan ruang fisik yang berkualitas menjadi strategi penting mendampingi kaum muda yang mendewakan ruang siber. Misalnya dengan flipped learning dan blended learning adalah contoh model pembelajaran dalam kerangka ruang cybernetic dan ini menjadi tanggapan strategis bagi perkembangan disintermediasi. Pendidikan harus memampukan siswa menemukan nilai-nilai keutamaan hidup dari teknologi yang dikembangkan. Guru dan pembelajaran harus meaningfull bagi siswa sehingga memampukan berdaya dalam konteks digitalisasi dan globalisasi saat ini.
 
hal. 1  2  3  4  5  ...  25
© 2024 - Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma Yogyakarta