 Magister Manajemen USD News - Dewasa ini credit union (CU) sudah semakin berkembang di berbagai tempat di Indonesia termasuk di Yogyakarta. Di dalam perkembangannya, lembaga credit union tentu menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan sistem yang sudah dibuat sedemikian rupa. Oleh karena itu, hari ini, Jumat 16 september 2016 pukul 13.00-17.00 WIB, Magister Manajemen Sanata Dharma mengadakan fokus group discussion (FGD) dengan topik ‘Non Performing Loan’ (NPL).
Kegiatan ini di latarbelangi oleh kegalauan bersama (praksis CU), NPL menyita energi dan cara pandang NPL. Oleh karena itu, panitia mengundang perwakilan dari berbagai CU yang ada di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Kegiatan ini diikuti oleh 11 CU (22 orang) ditambah beberapa dosen dari Fakultas Ekonomi Sanata Dharma.
Pada awal pertemuan, nilai-nilai CU dipaparkan oleh Pak Bowo. Ia menjelaskan bahwa ayat-ayat CU adalah untuk peningkatan harkat dan martabat, kemiskinan disebabkan cara berpikir yang keliru dan pendidikan sebagai pilar. Tujuannya kegiatan seperti ini diharapkan bisa menjadi media belajar bersama menjadi insan pembelajar, menemukan solusi persoalan ‘gerakan sejahtera’ dan menggali/memperkaya praksis makin optimis. Ada beberapa yang menjadi masalah dalam prestasi anggota CU misalnya karakter usaha sedang merugi, bencana alam dan biaya relasi (eksternal).
Pada sesi disksusi pak Bowo menambahkan yang sering menjadi masalah adalah NPL dan kredit macet, banyak pelatihan yang terjadi ternyata tidak bermanfaat dan mengeluarkan banyak uang tetapi tidak memberikan dampak yang positif. Salah seorang peserta berkomentar bahwa mereka sering mengalami kesulitan terutama dalam masalah pendidikan dasar anggota karena tidak ada panduan yang jelas dan belum memiliki referensi yang bagus. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk memperbaiki cara berpikir dan perilaku para peserta. Oleh karena itu, pendidikan dasar menjadi sangat penting dan itu bisa menjadi cara untuk memurnikan motivasi para calon anggota karena berdasarkan pengalaman dari berbagai CU, banyak bergabung karena hanya semata-mata untuk mendapatkan pinjaman. Dan itu kemudian bisa membuat kredit macet karena anggota kabur atau tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik.
Bapak Titus Odong pada akhir acara memberikan poin penting bahwa pendidikan dasar dilakukan berguna untuk kemandirian para anggota, membuat mereka bangga dengan lembaganya sendiri (loyalitas) dan kemudian memotivasi para anggota untuk menjaga nilai-nilai yang dihidupi oleh lembaga yang bersangkutan. Ia menambahkan lagi bahwa pendidikan selama ini kebanyakan mengajarkan berkompetisi bukan untuk bersabar dan rendah hati dan ketika hal itu diterapkan pada CU, maka hasilnya menjadi bertolak belakang dengan nilai-nilai dasar CU. Berikutnya, ia menegaskan dalam konteks pendidikan dasar di dalam CU, pedagogi atau cara menyampaikan menjadi lebih penting daripada sekedar silabus atau materi, supaya para anggota benar-benar bisa memahaminya. Hasil pertemuan kali ini menyimpulkan bahwa semua peserta sepakat untuk mengadakan pada hari mendatang untuk mengadakan training for trainers. Dengan pelatihan itu, diharapkan CU semakin berkembang dan para anggota bisa semakin sejahtera.
|
