Berita

Lokakarya Penelitian Seni “(Arts) Research as Listening Practice: A Dramaturgy of Precarious Appearances”

01-03-2024 13:31:07 WIB

Program Doktor Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma mengadakan lokakarya penelitian seni selama 3 (tiga) hari pada Selasa s.d Kamis, 20-22 Februari 2024, dengan menghadirkan Charlene Rajendran, seorang Associate Professor di National Institute of Education, Nanyang Technological University, Singapura. Charlene menyampaikan tiga sesi lokakarya berjudul “(Arts) Research as Listening Practice: A Dramaturgy of Precarious Appearances”. Beberapa ide yang digunakan sebagai panduan dalam seminar tersebut, seperti “precarity” dan “embodied knowledge”, diambil dari karya-karya Anna Tsing dan D. Soyini Madison. Dengan juga menggunakan pemikiran dan pengalaman dari beberapa tokoh lainnya, seperti dokter medis Abraham Verghese, penulis Buddha Jepang Ryunosuke Koike, sarjana aktivis feminis bell hooks, antropolog Linda Tuhiwai Smith, dan filsuf Timothy Morton, Charlene juga menjelaskan bagaimana seorang peneliti sebaiknya berhubungan dengan penelitian mereka – sebuah praktek yang tak jauh di seputar tema utamanya, yaitu “mendengarkan” (listening).



Sebagai seorang peneliti dan pengajar dalam bidang teater, serta dramaturg yang terlibat dalam banyak proyek seni pertunjukan hingga keluar Asia, karya artistik dan akademik Charlene sering berfokus pada isu-isu difference, interdisipliner, pedagogi berbasis permainan dan lidersip pemikiran dalam konteks multikultural perkotaan. Demi mencerminkan tema-tema itulah tiga sesi seminar di Sadhar itu dirancang, terutama untuk menyediakan kesempatan di mana peserta dapat merenungkan aktfitas dan penelitian mereka sendiri. Misalnya, dalam salah satu sesi, peserta diminta untuk mencari ruang yang tenang dan merenungkan aktifitas atau proyek penelitian mereka – baik yang berkaitan dengan seni maupun penelitian lain seperti pada umumnya – secara individu selama dua puluh menit, dan selanjutnya diminta untuk saling berbagi pengalaman bagaimana mereka berhubungan dengan pekerjaan mereka sendiri. Latihan seperti ini membantu mengingatkan mahasiswa, peneliti, dan praktisi bahwa penelitian seni dan humaniora bukan sekedar “menerapkan” (applying) berbagai teori pada fenomena tertentu yang tidak berkaitan langsung dengan peneliti. Penelitian adalah kerja yang sama sekali tidak dipisahkan dari kebutuhan untuk mendengarkan secara seksama setiap fenomena yang partikular yang pada dasarnya sedang berbicara kepada sang peneliti – baik itu yang berkaitan dengan kehidupan manusia maupun “lebih-dari-manusia” (more-than-human), dan bahkan termasuk proses penelitian itu sendiri.

Banyak akademia Program Pascasarjana Kajian Budaya Sanata Dharma, termasuk juga para dosen, yang berpartisipasi dalam seminar yang disampaikan oleh Charlene tersebut. Lebih dari itu, seminar tersebut juga telah menarik perhatian berbagai komunitas dari luar Sanata Dharma. Sekitar setengah dari peserta adalah praktisi seni di Yogyakarta dan daerah sekitarnya.

 kembali