USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Sambutan Rektor

oleh: Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. Wisuda Periode I TA 2017/2018, September 2017


Para Wisudawan, Orang Tua/Wali, Tamu Undangan, Anggota Senat serta Ketua Program Studi USD yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita mengucap syukur  kepada Tuhan Yang Maha Murah karena pada hari ini kita dapat merayakan keberhasilan kita menyelesaikan seluruh proses pendidikan sehingga mengantar para wisudawan memperoleh predikat sebagai seorang sarjana atau sarjana utama.

Kepada Bapak/Ibu Orangtua/Wali, saya ucapkan ikut berbahagia karena perjuangan dan jerih payah Bapak/Ibu telah membuahkan hasil yang membanggakan. Semoga hari ini menjadi awal kebahagiaan dan kebanggaan sebagai orang tua yang menyaksikan putra-putrinya merajut masa depan dengan penuh semangat dan kepercayaan diri.

Dari 1222 wisudawan kali ini, ada 2  yang sangat istimewa karena wisudawan ini mempunyai kemampuan (ability) yang sangat berbeda dari wisudawan lain. Di antara kita, ada Henri Restya Susetya dari program studi Teknik Informatika angkatan 2012. Henry  belajar dan beraktifitas di USD selama ini dengan penuh kepercayaan diri meskipun mempunyai kemampuan yang berbeda dengan kebanyakan temannya. Henri mempunyai kemampuan khusus membaca bahasa isyarat dan mimik bibir meskipun sangat terbatas kemampuannya dalam mendengar suara. Saya mohon Henry untuk berdiri dan kita beri tepuk tangan yang meriah karena keberhasilannya menyelesaikan studi. Henry membuat tugas akhir dengan judul ‘Aplikasi Pengajaran Bahasa Isyarat berbasis WEB.’

Kita juga mempunyai frater Chosmas Christian Timur dari Program Studi Teologi yang telah berhasil menyelesaikan studi dengan tugas akhir berjudul ‘Penerimaan Komuni Suci Bagi Orang dengan Retardasi mental, tinjauan psikologis, teologis, liturgis, yuridis dan pastoral. Fr. Chosmas mempunyai kemampuan berjalan secara khusus yang berbeda dari kebanyakan kita. Kami mohon fr. Chosmas berdiri untuk menerima dukungan dan ucapan selamat berupa tepuk tangan dari kita semua.

Para hadirin yang berbahagia,

Kita pantas bersyukur dan selanjutnya berharap kepada Anda semua, para wisudawan, menjadi sarjana dan sarjana utama yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, semangat kerja berkobar, semangat dan niat mengabdi yang tulus. Hal ini karena Anda semua adalah wisudawan dari universitas yang semakin mendapat reputasi dan pengakuan tinggi dari masyarakat dan pemerintah. Akhir tahun lalu BAN PT memberi peringkat akreditasi A ke USD. Ini bukan saja menjadikan USD sebagai salah satu dari hanya 50 PTN dan PTS yang terakreditasi A, padahal ada lebih dari 4500 PTN dan PTS di Indonesia saat ini. Lebih daripada itu, skor akreditasi institusi USD menduduki peringkat ketiga tertinggi dari 50 PTN/PTS tsb.

Kita juga patut bersyukur karena pertengahan bulan Agustus kemarin, KemenristekDikti mengeluarkan hasil pemeringkatan atau pengelompokan (clustering) PTN dan PTS di Indonesia. Pada pemeringkatan terakhir Dikti menggunakan 4 kriteria yakni kualitas SDM, kualitas kelembagaan, kualitas kemahasiswaan, dan kualitas penelitian dan pengabdian. Memakai kriteria tersebut,  USD menduduki peringkat ke 32 se Indonesia tetapi di antara PTS se Indonesia, USD menduduki peringkat ke tiga. Posisi peringkat USD di antara PTS se Indonesia cenderung tidak berubah sejak pemeringkatan dilakukan Pemerintah di tahun 2015. Untuk tahun ini, dua PTS tepat di atas USD berasal dari Surabaya maka USD tetap mempertahankan status sebagai PTS terbaik di DIY dan Jateng bahkan kalau berminat berhak juga mengatakan USD adalah PTS terbaik se Indonesia kecuali di Jawa Timur.

Pengakuan akan kualitas USD oleh Pemerintah tersebut juga diteguhkan oleh dua peristiwa terkini. Yang pertama adalah besarnya minat masyarakat terhadap semua program studi yang ada di USD termasuk untuk program studi baru seperti Ekonomi dan Pendidikan Kimia. Kedua, baru saja kita menerima kabar gembira yang membanggakan karena untuk tahun 2017 ini, dosen USD yakni Enade Perdana Istyastono Ph.D., Apt. dan Dr. Yosef Yapi Taum terpilih sebagai dosen berprestasi di tingkat kopertis wilayah V. Dr. Enade menduduki ranking I dosen bidang Sains Teknologi sedang Dr. Yapi Taum menduduki ranking II dosen bidang Sosial Humaniora. Prestasi ini meneguhkan kualitas sumber daya manusia USD karena selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2015, dosen berprestasi peringkat I se-Kopertis Wilayah V selalu berasal dari Sanata Dharma. Karena prestasi ini, para dosen tersebut mewakili Kopertis Wilayah V dalam kompetisi serupa di tingkat nasional.

Para hadirin yang berbahagia.

Saya menyampaikan data dan fakta tadi tidak untuk berbangga diri dan menepuk dada tetapi lebih sebagai sesuatu yang harus kita sikapi dengan tepat dan penuh makna. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa Anda para wisudawan adalah lulusan dari sebuah Universitas swasta yang mempunyai reputasi tinggi baik di tingkat regional maupun di tingkat nasional. Saya sangat berharap reputasi ini menjadi dasar dan alasan dari seluruh kiprah Anda di tengah masyarakat karena Andalah akhirnya yang akan menjadi bukti nyata dari semua reputasi tersebut di atas. Reputasi tinggi tersebut akan dikonfirmasi masyarakat berdasarkan kinerja Anda semua.

Saya membayangkan hal ini tidak mudah karena besarnya tantangan kehidupan sebagai akibat  dari derasnya perubahan sehingga memunculkan ketidakpastian. Perubahan cepat yang memunculkan ketidakpastian itu bersumber dari banyak hal mulai dari perkembangan cepat teknologi informasi, berubahnya peta kekuatan ekonomi, politik, militer dan budaya global, serta meningkatnya populasi umat manusia sementara daya dukung sumber daya alam semakin terbatas.

Dari sekian masalah tersebut, salah satu pergulatan universitas terkini yang layak untuk kita angkat dalam kesempatan yang berharga ini terkait dengan tanggung jawab universitas dalam merawat keberagaman. Hal ini sangat penting dan mendasar karena USD hadir dan berjuang merawat keberagaman sebagaimana menjadi tekad dalam salah satu nilai dasar yang kita hidupi.

Persoalan merawat keberagaman ini sangat penting oleh setidaknya tiga alasan pokok. Pertama, realitas bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam dari banyak aspek merupakan hal yang tidak dapat dimungkiri dan bahkan menjadi identitas yang paling menonjol. Indonesia tanpa keberagaman bukanlah Indonesia. Sejak lama kita menyadari hal itu sehingga semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ telah ada sejak lama bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Kedua, keberagaman adalah sesuatu yang sangat bernilai maka bukan hanya pantas untuk kita syukuri bahkan lebih daripada itu, layak kita perjuangkan terus-menerus. Keberagaman menjadikan kita sebagai bangsa yang kaya karena dengan itu kita mempunyai kesempatan untuk saling belajar dan menumbuhkan satu sama lain. Tidak mengherankan, keseragaman yang pernah dianut oleh beberapa negara akhirnya berujung kepada kemandegan dan bahkan kehancuran.

Ketiga, akhir-akhir ini keberagaman mendapat tantangan oleh karena berkembangnya faham radikalisme. Yang paling membikin kita gelisah adalah fakta bahwa justru paham tersebut juga berkembang dengan pesat di lingkungan perguruan tinggi. Hal ini seolah bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip yang diperjuangkan oleh perguruan tinggi yang mencakup obyektifitas, keterbukaan, serta kejujuran yang tentu saja bersebarangan dengan subyektifitas, ketertutupan dan kemunafikan.

Romo Bagus lewat tulisannya di Majalah Basis edisi terakhir (nomor 7 & 8, 2017) memakai kerangka Teori Jejaring Aktor yang juga saya akrabi, mensinyalir bahwa radikalisme berkembang di kampus khususnya di jurusan eksakta karena kurang tepatnya komunitas akademik terkait memahami cara kerja  ilmu sains dan teknologi dalam masyarakat modern. Sains dan teknologi sering  dipahami sebagai sesuatu yang terpisah atau tidak terhubung dengan realitas sosial budaya sekitarnya. Sains dan teknologi seolah sebagai sebuah entitas yang murni, ideal, serta penuh kepastian. Akibatnya, beberapa mahasiswa mengidolakan sebuah tata masyarakat yang ideal nan penuh kepastian. Padahal, realitasnya, menurut teori ini, segala sesuatu termasuk teknologi selalu merupakan entitas hybrid yang memuat baik unsur bendawi maupun manusiawi serta beroperasi dan mewujud memakai logika yang tidak selalu bersifat obyektif tetapi merupakan hasil akhir berbagai negosiasi berbagai kepentingan baik politis, ekonomis, maupun etis.

Oleh karena itu menjadi semakin penting dan mendesak bagi kita semua khususnya bagi para wisudawan, yang sebentar lagi berkiprah di tengah masyarakat, untuk terus mengingat, menghidupi dan memperjuangkan empat nilai dasar yang telah kita gali dan tetapkan bersama secara tepat dan kontekstual. Empat nilai dasar itu adalah mencintai kebenaran, memperjuangkan keadilan, menghargai keberagaman, dan menjunjung tinggi keluhuran martabat manusia. Empat nilai dasar ini saling kait-mengait satu dengan yang lain dan sudah semestinya menjadi orientasi kiprah wisudawan di tengah masyarakat.

Mencintai kebenaran menjadi penciri utama antara mereka yang mengaku diri sarjana dibanding yang tidak. Sementara kebenaran kita gali dan cintai tidak semata-mata untuk kebenaran itu sendiri tetapi untuk diabdikan demi semakin bermartabatnya kita sebagai manusia. Salah satu tantangan yang kita hadapi sebagai bangsa dalam meningkatkan martabatnya adalah persoalan keadilan. Keadilan di banyak segi kehidupan masih harus terus kita perjuangkan karena ketimpangan terutama ekonomi dan pengetahuan masih sangat tinggi.

Sementara itu, nilai dasar menghargai keberagaman sangat terkait erat dengan penghargaan akan keluhuran martabat manusia. Martabat manusia akan meningkat jika kekhasan yang dimiliki selalu mendapat tempat dan dihargai meskipun jumlah kelompoknya sangat kecil. Penghargaan kita terhadap keberagaman juga sangat terkait dengan perjuangan keadilan.

Akhir kata, semoga seluruh pengalaman belajar Anda semua di USD dapat menjadi modal yang cukup dan memadai memasuki dunia yang semakin penuh tantangan ini serta pada saat yang sama bergairah memberikan yang terbaik demi masa depan Anda sendiri dan masa depan almamater Anda. Semoga Tuhan selalu menyertai langkah-langkah hidup Anda.

Sekian dan terimakasih.

  kembali