USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Sambutan Rektor

oleh: Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. Wisuda Periode II TA 2015/2016, April 2016


Para Wisudawan, Orang Tua/Wali, Tamu Undangan, dan Segenap Sivitas Akademika USD yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita mengucap syukur  kepada Tuhan Yang Maha Baik karena pada hari ini kita dapat merayakan keberhasilan kita menyelesaikan seluruh proses pendidikan sehingga mengantar para wisudawan memperoleh predikat sebagai seorang sarjana atau sarjana utama.

Apa artinya menjadi seorang sarjana ? Untuk menjawab pertanyaan ini  marilah kita tengok peristiwa unik nan eksotik yang terjadi tepat sebulan lalu, yakni 9 Maret 2016. Peristiwa itu adalah Gerhana Matahari Total (GMT). Meskipun pengalaman konkrit GMT hanya dapat dinikmati oleh sebagian warga, tetapi kita semua dapat menikmatinya secara tidak langsung lewat TV. Meskipun GMT adalah peristiwa rutin tetapi gema dan pengaruh yang ditimbulkannya sungguh luas dan berdampak. Hari itu, Indonesia menjadi pusat perhatian dunia ilmu pengetahuan dan wisatawanpun datang berbondong-bondong ke tempat terbaik menyaksikan peristiwa eksotis tersebut.

Bagi manusia modern, GMT adalah peristiwa alam biasa sebagai konsekuensi dari sistem edar matahari, bumi dan bulan. Namun demikian, pemahaman manusia akan GMT tergolong baru kalau ditinjau dari sejarah panjang umat manusia. Dahulu bahkan sebagian orang tua kita masih mempercayai bahwa GMT bukanlah peristiwa alam biasa tetapi menjadi penanda dan pesan bagi umat manusia untuk waspada karena akan terjadinya suatu peristiwa penting yang melanda bumi. Nenek moyang kita mempercayai GMT dengan cara berbeda dengan kita dan untuk itu kita menyebutnya sebagai mitos.

Bahkan ketika GMT yang sama terjadi di atas langit Yogyakarta pada 11 Juni 1983 atau 35 tahun lalu, cara kita menyikapinya masih sangat mistis. Bukan hanya kita tidak disarankan untuk menikmatinya dengan kacamata gelap tetapi bahkan lobang angin rumahpun harus ditutup. Tidak jelas memang ditutup demi apa… toh ketika gelap justru tidak akan ada sinar yang menerobos..tetapi seperti itulah kita bertumbuh memahami alam dan diri kita sendiri…sering banyak didasari oleh mitos dan mitologi.

Sanata Dharma sebagai universitas Jesuit mewarisi tradisi panjang berpikir bebas dari mitos. Sudah sejak awal abad 17 (21 Juni 1617), para misionaris Yesuit telah berhasil dengan akurat memprediksi kedatangan GMT di China dan oleh karenanya para misionaris mendapat kedudukan dalam kerajaan. Bisa kita bayangkan kekaguman masyarakat waktu itu terhadap kehebatan para misionaris dalam merobohkan sebuah mitos.

Mitos adalah keyakinan yang tidak disertai dengan penjelasan ilmiah. Mitos lahir dari usaha manusia untuk memahami gejala atau peristiwa alam yang tidak mudah dijelaskan karena keterbatasan pengetahuan.  Mitos tidak selamanya jelek karena biasanya mitos justru dipakai sebagai sarana mendidik dan refleksi. Sebagai mitos, GMT dipahami ditelannya matahari oleh roh jahat dan untuk itu kita harus berdoa dan berbuat baik supaya roh jahat tidak terus menelannya.

Bagi saya, menjadi sarjana juga berarti menjadi orang yang sejauh mungkin berpikir dan bertindak terbebas dari mitos. Seorang sarjana harus berani untuk lebih mengandalkan nalar dan logika daripada berpegang-teguh kepada keyakinan yang tidak masuk akal. Ini bukan perkara mudah justru di tengah arus informasi yang membanjiri kita. Yang sering terjadi saat ini justru informasi itu sering digunakan untuk membangun  mitos demi kepentingan tertentu.

Meskipun kita sudah menjadi sarjana, sangat sering cara kita berpikir dan bertindak lebih dipengaruhi mitos. Sikap kita terhadap kesehatan sering lebih banyak dipengaruhi mitos ketimbang nalar yang masuk akal. Demikian pula halnya sikap kita dalam memilih pemimpin juga sering lebih mengandalkan mitos ketimbang memakai pertimbangan rasional. Ini menjadi krusial bagi kita yang sedang membangun demokrasi jika tanpa keberanian lepas dari mitos kepemimpinan.

Sebagai seorang sarjana, kami mengharap Anda semua para wisudawan, untuk berani berpikir tidak hanya lepas dari mitos tetapi lebih jauh daripada itu yakni berani berpikir kritis, dalam menyikapi berbagai persoalan. Sebab, agama dan bahkan ilmu pengetahuan-pun bisa berubah menjadi mitos jika kita berhenti berpikir kritis. Pengetahuan akan terus berkembang bila kita berani mengkritisinya dan tidak menganggapnya sebagai mitos. Keberanian dan keteguhan Anda semua untuk berani berpikir kritis menjadi pembeda antara seorang sarjana dan bukan. Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan pengetahuan terjadi oleh karena keberanian sedikit orang untuk berpikir kritis bahkan terhadap hal yang seolah-olah sebuah kemustahilan.

Berpikir dan bertindak kritis adalah salah satu bentuk dari kecerdasan kita. Menjadi sarjana yang cerdas mengandaikan anda semua bersedia untuk berpikir kritis. Dan berpikir kritis itu berarti berani skeptis di satu sisi tetapi juga berani optimis pada sisi yang lain. Itulah juga yang menjadi alasan mengapa kita hari ini  berbaju hitam. Bukan untuk mewakili suasana kegelapan seperti ketika terjadi GMT, apalagi menjadi pahlawan Satria Baja Hitam tetapi ini melambangkan jati diri kita sebagai sarjana yang harus berpikir kritis.

Meskipun demikian, kekritisan kita tidak demi untuk lahirnya kritik semata. Kekritisan kita adalah demi kepentingan yang lebih besar yakni semakin berkembangnya pengetahuan untuk meningkatkan martabat kemanusiaan kita. Di tengah suasana konflik ideologi dalam bentuk radikalisme yang membawa banyak korban, kita harus berani berpikir kritis untuk terus mempetanyakan mengapa semua itu dapat terjadi. Konflik yang terus memakan korban menjadi sulit kita pahami karena seolah segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu mengatasi persoalan mendasar kemanusiaan kita.

Selamat menghidupi jati diri Anda sebagai seorang sarjana dan itu mengandaikan Anda terus berpikir dan bersikap kritis demi semakin meningkatnya martabat kemanusiaan kita.

Kepada Bapak/Ibu Orangtua/Wali, saya ucapkan ikut berbahagia karena perjuangan dan jerih payah Bapak/Ibu telah membuahkan hasil yang membanggakan. Semoga hari ini menjadi awal kebahagiaan dan kebanggaan sebagai orang tua yang menyaksikan putra-putrinya merajut masa depan dengan penuh semangat dan kepercayaan diri.

Sekian dan terimakasih.

  kembali