Berita

FAKULTAS EKONOMI BERSAMA DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MELAKUKAN PENDAMPINGAN DESA WISATA DI DESA MANDIRI BUDAYA JATIMULYO

30 November 2021

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma bersama dengan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan pendampingan Desa Wisata dalam Kerangka Desa Mandiri Budaya, pada tanggal 1-5 November 2021 di Joglo Sebatung yang berlokasi di area lokasi wisata Air Terjun Kembang Soka yang sangat indah dan alami dengan udara yang segar. Air Terjun Kembang Soka berada di Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo DIY. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang terlibat yaitu Dr. Ike Janita Dewi, Ferrynella Purbalaksana, S.E., M.M., Fransisca Desiana Pranatasari, S.E., M.M., Maria Angela Diva Vilaningrum Wadyatenti, M.Sc, Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M. Ima Kristina Yulita, M.Sc., Januari Ayu Fridayani, M.M., Kristia, M.B.A., Patrick Vivid Adinata, M.Si. dan Drs. Rubiyatno, M.M.


Dalam pendampingan ini dari 4 pilar penyangga desa mandiri budaya yakni dari pengurus desa wisata, desa preneur, desa prima dan desa budaya hadir, dengan jumlah 25 orang. Ketua Pokdarwis Desa Jatimulya juga hadir sebagai salah satu peserta. Secara kelembagaan desa mandiri budaya, kalurahan Jatimulyo sudah tertata dengan adanya pengurus desa wisata, pokdarwis di tingkat Kalurahan, serta banyak potensi daya tarik wisata yang sudah dikembangkan terutama potensi wisata alam, seperti wisata sungai mudal, kedungpedut dan kembang soka.

 
Dalam pendampingan selama lima hari tersebut peserta diawali penjelasan mengenai pentingnya sinergi dan kolaborasi empat pilar desa mandiri budaya dalam mencapai tujuan yakni desa yang mandiri, tangguh dan berdaya saing.  Selanjutnya dengan melihat kembali potensi yang ada di masing masing desa. Desa Preneur, memiliki potensi dan kreatifitas dari masyarakat sudah ada serta banyak generasi muda yang kreatif dan semangat. Hal ini disampaikan oleh Mas Andri, dalam mensharingkan mengenai desa preneur. Mas Andri ini juga memiliki usaha dawet sambel, sebagai kuliner khas dari Jatimulya Sedangkan dari desa budaya, yang disampaikan oleh Mbak Isti terungkap bahwa sudah terbentuk sudah sejak 1995 dan banyak potensi seni (karawitan,tari pedalangan). Bu Asih mewakili desa prima menyampaikan bahwa desa prima sudah memiliki Surat Keputusan dari Desa serta banyak potensi lokal yang dimanfaatkan. Sedangkan desa wisata, seperti disampaikan mas Isno memiliki potensi  wisata air terjun, wisata Goa, Wisata Edukasi, wisata sejarah dan religi, kearifan lokal masyarakat, suasana alam yang masih asri dan sejuk dan penjualan paket wisata di berbagai musim

 

Pendampingan selanjutnya adalah peserta diajak diskusi secara berkelompok, dengan masing masing kelompok terwakili dari desa preneur, prima, budaya dan wisata. Terdapat 4 kelompok, dimana masing masing membuat program bersama dalam kerangka desa mandiri budaya, sehingga terlihat peran masing masing desa. Desa Wisata, berperan dalam memastikan tempat-tempat wisata layak (menggunakan standar CHSE), menjadi pemandu wisata serta membuat rundown detail paket wisata. Desa Budaya berperan memastikan penampilan seni budaya (karawitan, pedalangan, tari jatilan), memastikan pemain seni budaya, dan membuat program sistematis mengenai proses latihan, regenarasi pemain, dan sebagainya. Desa Prima berperan dalam menyediakan konsumsi serta memberikan edukasi pembuatan makanan (gula semut, sari salak). Sedangkan Desa Preneur berperan dalam menyediakan souvenir, bazar UMKM dan paket oleh-oleh.
 
Berdasarkan potensi yang ada maka peserta diajak mendapatkan keunikan dari program yang ditawarkan, kemudian dibuat branding, dan dibuat lebih rinci program dan paket wisata, sampai dengan harga yang ditawarkan. Pada saat pembuatan paket peserta dibagi ke dalam 4 kelompok dan masing-masing kelompok sudah memasukkan unsur desa wisata, desa preneur, desa prima dan desa budaya. Peserta sudah memasukkan narasi, harga per paket, jumlah minimal peserta dan rute perjalanan di setiap paket ke dalam paket wisata. Paket yang berhasil disusun terdiri dari paket wista setengah hari, paket wisata satu hari satu malam, dan paket wisata dua hari satu malam.
 
Hari terakhir peserta diajak untuk membuat strategi pemasaran, terutama berfokus pada pemasaran digital, dalam hal ini dengan pelatihan secara praktek memposting video atau foto tentang potensi di Jatimulyo, dengan caption yang menarik dan mempersuasi untuk datang ke Jatimulyo, dengan hastag visitingjogja, dolankulonprogo, dolanjatimulyo dan sebagainya.
 
 
 
 
Evaluasi dari peserta secara umum bagus, persepsi mereka terhadap materi dan penyampaian materi sangat positif, mereka grateful karena mendapat banyak pengetahuan baru. dan paham mengenai pentingnya  4 pilar Desa Mandiri Budaya dalam berkolaborasi.. Hal ini menyebabkan peserta merasa perlu pendampingan lanjutan, untuk menindaklanjuti pendampingan yang telah dilakukan.
Secara keseluruhan cara pendampingan selama lima hari ditutup secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY, bapak Singgih Raharjo. Dalam sambutannya beliau mengajak pelaku pariwisata di Girimulyo untuk bersemangat sebagai rasa syukur atas potensi alam yang luar biasa, dengan serius mengembangkan potensi wisata dengan meningkatkan kapasitas secara terus menerus.(rbyn)
 
 
 

Kembali