KURSUS

Extension Course Semester Genap 2017/2018

 "Healing Earth: Bela Rasa untuk Merawat Bumi demi Kebaikan Bersama   Bumi menjadi rumah kita. Perannya adalah seperti seorang ibu yang mau berbagi hidup dan merangkul kita, anak-anak manusia, dengan tangan terbuka. Allah sendiri telah mempercayakan ibu bumi kepada anak-anak manusia, Sayangnya, ibu kita itu sekarang ini merasa menderita dan sakit. Tragisnya, semuanya itu diakibatkan oleh sejumlah ulah dari anak-anak manusia itu sendiri. Eksploitasi, konsumerisme ekstrem dan selektif dari sebagian orang adalah beberapa contoh yang dapat disebut di sini. Sakitnya ibu bumi tampak jelas dari hal-hal negatif yang kita jumpai dalam kaitannya dengan ketidakteraturan iklim, pencemaran air, kepunahan keragaman hayati, keterbatasan makanan, ketidakeseimbangan kepadatan penduduk, kerusakan sumber alam dan mineral, dst. Sakitnya ibu bumi itu sendiri berkaitan erat dengan kemerosotan perilaku anak manusia dan masyarakat. Bencana pun mengancam; dan dampaknya pertama-tama dialami oleh pihak yang paling lemah di bumi. Hubungan antara kerusakan alam dan ketidakadilan, kesengsaraan serta kemiskinan dalam masyarakat tidak dapat disangkal lagi. Dalam ensiklik Laudato Si’ (art. 48), dikatakan dengan jelas: “Baik pengalaman hidup sehari-hari maupun penelitian ilmiah menunjukkan bahwa efek paling parah dari semua perusakan lingkungan diderita oleh kaum miskin” [Bdk. Konferensi Waligereja Bolivia, Surat Pastoral tentang Lingkungan dan Pengembangan Manusia di Bolivia “El universo, don de Dios para la vida (Alam Semesta, Anugerah Allah untuk Hidup)” 23 Maret 2012), 17]. Karena itu, suatu perubahan cara bertindak perlu untuk diwujudkan. Di sini, pertobatan ekologis global bersifat mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Pendekatan ekologis yang sejati itu sendiri harus mewujud dalam pendekatan sosial yang menyangkut keadilan. Bagaimanapun prinsip-prinsip etis yang disertai dengan garis kebijakan dan tindakan-tindakan konret demi kebaikan umum (bonum commune) dalam bingkai spiritualitas ekologis menjadi sesuatu yang penting. Itu dapat ditempuh melalui refleksi kritis, dan aksi-aksi nyata yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dan jelas ini tak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Gerakan perlu dilakukan dengan melibatkan semua pihak di level global-internasional dan lokal-nasional dalam semangat dialog kemanusiaan antar dan inter generasi. Berikut adalah pernyataan Laudato Si’ (art. 162): ‘Oleh karena itu, “selain solidaritas yang adil antargenerasi, perlu ditegaskan kembali kewajiban moral yang mendesak untuk membaharui solidaritas intra-generasi”.’ [Bdk. Benediktus XVI, Pesan untuk Hari Perdamaian Dunia 2010, No 8: AAS 102 (2010), 45.] Dalam lingkup global, kita mendengar usaha-usaha yang dicanangkan oleh kelompok negara yang menamakan diri G20. Dalam pertemuan terakhir di Hamburg, Jerman, pada bulan Juli 2017 lalu, misalnya, di samping menyerukan untuk bersatu dalam menangani ancaman terorisme lewat kerjasama di bidang intelejen dan ketegasan dalam pengawasan atas alur pendanaan kepada kelompok radikal dan teroris, G20 juga mengangkat tantangan yang terkait dengan perubahan iklim. Kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut dari apa yang telah ditetapkan dalam KTT Perubahan Iklim di Paris pada akhir tahun 2015, yaitu komitmen untuk menjaga kenaikan suhu bumi agar ‘jauh di bawah dua derajat’, mengingat dewasa ini suhu bumi sudah mencapai sekitar satu derajat lebih tinggi dibandingkan pada era sebelum perkembangan industri. Dalam lingkup lokal, Indonesia sebagai anggota G20 juga membuat berbagai langkah antisipatif terhadap perubahan iklim, antara lain dengan memperpanjang moratorium pembukaan lahan baru, membentuk Badan Restorasi Gambut guna memperbaiki dua juta hektar gambut dalam lima tahun, dan memperkuat upaya pengatasan kebakaran hutan serta lahan. “Indonesia pun bergerak ke arah pengurangan sampah dengan reduce-reuse-recycle sebesar 30 persen pada tahun 2025 dan menetapkan target pengurangan sampah plastik laut (marine plastic debris) sebesar 70 persen hingga tahun 2025,” kata Presiden Joko Widodo. Bagaimana dengan lingkup hidup sehari-hari kita? Kita tidak boleh ketinggalan kereta untuk menanggapi tantangan aktual ini. Kita yang tinggal dan belajar serta berkarya dalam lingkungan universitas, fakultas, konvik dan rumah pun perlu membangun cara bertindak ekologis yang berdampak positif bagi kepentingan banyak pihak di sekitar kita. Pertanyaan dasar yang menantang kita bersama adalah sbb.: “Bumi seperti apa yang mau kita hidupi di masa sekarang dan yang akan kita wariskan kepada generasi mendatang?” Pertanyaan dasar tersebut pada gilirannya akan mengantar kita pada pertanyaan-pertanyaan eksistensial lain: “Manakah sebenarnya arah hidup kita di bumi ini, dan makna macam apakah yang hendak kita bangun lewat karya kita di bumi ini bagi Allah dan sesama kita?” Jelas kiranya, bahwa pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan alam semesta dan lingkungan hidup menyentuh pula aspek iman. Telaah dari perspektif lintas ilmu dalam kerjasama dengan filsafat dan teologi serta proyek-proyek konkret tidak dapat tidak menanti untuk kita realisasikan. Jadwal EC di semester genap ini disusun sebagai berikut:

No

Tanggal

Topik

Pengampu

1

15 Feb 2018

Ekaristi dan Pembaharuan Dunia Menurut John D. Zizioulas Dr.  Yohanes Subali, Pr.
2

22 Feb 2018

Environmental Ethics and Christian Theology Dr. CB. Kusmaryanto, SCJ.
3

01 Mar 2018

Ekomisiologis menurut Mick Pope Dr. Fl.  Hasto Rosariyanto, SJ.
4

08 Mar 2018

Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Etika) dan Masalah Lingkungan. Dr. J. Haryatmoko, SJ.
5

15 Mar 2018

Roh Kudus Sebagai Roh Pencipta dan Tanggungjawab akan Keutuhan Cipta Dr. Matheus Purwatma, Pr.
6

22 Mar 2018

Permenungan Sampah: “Yang Terbuang“ dalam Refleksi Teologis-Etis Dr. D. Bismoko Mahamboro, Pr.
7

05 Apr 2018

Teologi Moral dan Ekofeminisme Dr. Mateus Mali, CSsR.
8

12 Apr 2018

Teilhard de Chardijn: Memandang Allah dari Pesona Alam Semesta Dr.  T. Krispurwana Cahyadi, SJ.
9

19 Apr 2018

Mencintai Lingkungan Hidup dalam Perspektif  Perjanjian Lama Dr. V. Indra Sanjaya, Pr.
10

26 Apr 2018

Bisnis yang menguntungkan, ramah lingkungan, dan ramah secara sosial Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A.
11

03 Mei 2018

 [Tema Menyusul] Dr. St. Gitowiratmo, Pr. & Rm. Maryono Pr.
12

17 Mei 2018

Mazmur-mazmur Ekologis Dr. St. Eko Riyadi, Pr.
13

24 Mei 2018

Petani Tersalib dan Allah Nasi: Teologi Pembebasan Ekologis dalam Narasi Hwa-Young Chong dan Masao Takenaka. Dr. Mutiara Andalas, SJ.
14

31 Mei 2018

Polemik Ibn Rush, Ghazali dan Aquinas soal keabadian alam Dr. YB. Heru Prakosa, SJ.
15

07 Jun 2018

Dari Pengetahuan ke Pengalaman: Spiritualitas Kosmis Thomas Merton Alb. Bagus Laksana, SJ. Ph.D.



Beberapa Pertanyaan Reflektif secara Umum
Berikut adalah sejumlah pertanyaan yang dapat kita gali dan kita refleksikan bersama dalam aneka kesempatan studi atau diskusi:
  • Sesuai dengan spesialisasi ilmu dan minat studi serta pengalaman lapangan Anda, bagaimanakah keagungan semesta dan sekaligus ancaman kerusakan lingkungan hidup dapat dikaji secara mendalam?
  • Sesuai dengan spesialisasi ilmu dan minat studi serta pengalaman lapangan Anda, bagaimana aneka bentuk eksploitasi ekologi di sekitar kita dapat direfleksikan secara kritis?
  • Upaya-upaya konstruktif macam apakah yang dapat digagas dan diwujudkan untuk menanggapi tantangan tersebut di atas, lewat bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, termasuk dalam dunia pendidikan di tingkat Universitas?
  • Bentuk-bentuk kerjasama macam apa yang dapat dipikirkan untuk itu? Manakah karya-karya kolaborasi yang dapat kita upayakan bersama sebagai orang beriman untuk membangun bela rasa guna merawat bumi demi kebaikan bersama?

Syarat Pendaftaran Peserta Reguler:
  1. Pernah dan/atau sedang kuliah di perguruan tinggi
  2. Mengisi formulir dan membayar uang pendaftaran Rp. 250.000,00
  3. Menyerahkan 2 lembar pas photo 4 x 6 cm
  4. Menyerahkan fotocopy ijasah terakhir atau surat keterangan masih kuliah
  5. Menyerahkan surat pernyataan kesediaan untuk hadir minimal 75 % dari semua pertemuan (bagi yang membutuhkan sertifikat)
 
  • Waktu Pendaftaran: Setiap jam kerja, Senin – Jumat, Pukul 07.30 – 15.00 WIB
  • Tempat: Sekretariat Fakultas Teologi USD, Jl. Kaliurang, Km. 7, Kotak Pos 1194, Tlp. (0274) 880957, Fax. (0274) 888418, Yogyakarta 55011
  • Biaya pendaftaran bisa ditransfer melalui Bank CIMB NIAGA dengan nomor rekening :
                                       800009656100                                        a/n:  FTW/Fakultas Teologi “Wedabhakti”.
  • Informasi lebih lanjut:Tri Narwoko (WA 0857-2990-8246)

  Kembali