AKTUALITA

Webinar Dies Natalis, Oktober 2021 | INKULTURASI GEREJA DALAM DAN MELALUI MEDIA ONLINE

INKULTURASI GEREJA DALAM DAN MELALUI MEDIA ONLINE

Webinar Dies Natalis Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma



Fakultas Teologi Wedabhakti (FTW), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dengan penuh syukur merayakan Dies Natalis yang ke XXXVII. Banyak rangkaian acara yang telah diselenggarakan oleh panitia, salah satunya adalah webinar Dies Natalis. Webinar yang diadakan pada Hari Jumat, 29 Oktober 2021 ini mengangkat tema “Inkulturasi Gereja dalam dan melalui Media Online.” Seluruh civitas academica mengikuti webinar ini secara daring melalui aplikasi Zoommaupun streaming melalui kanal YouTube TheoTalk dari rumah atau konvik masing-masing. Adapun dua pembicara atau narasumber yang diundang dalam webinar kali ini adalah Bpk. Dr. Ade Armando, M.Sc, dosen ilmu komunikasi Universitas Indonesia sekaligus penggiat media sosial beserta dengan Rm. Dr. Joseph Susanto, Pr, dosen Kitab Suci Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara. Acara ini dipandu oleh Fr. Tiro Angelo, SJ, Mahasiswa Magister Teologi USD sebagai moderator.


Pandemi Covid-19 yang tengah terjadi di dunia memiliki dampak yang besar terhadap dinamika kehidupan menggereja. Salah satu contoh konkrit yang dialami oleh umat Kristiani adalah perayaan Ekaristi dan ibadat sabda secara daring (online). Selain itu, mobilitas fisik yang terbatas mendorong banyak pihak untuk berjumpa atau berdialog satu sama lain lewat berbagai media sosial atau sarana online. Oleh karena itu, Rm. Joseph mengajak seluruh civitas academica FTW untuk memanfaatkan media sosial sebagai salah satu pewartaan di era digital. Secara konkrit, Romo Diosesan Keuskupan Agung Jakarta ini telah membuat kanal YouTube bernama Bible Learning with Father Josep Susanto yang berisi konten-konten renungan dan katekese Kitab Suci.


Bagi Rm. Joseph, media online terbukti efektif untuk mengadakan perjumpaan di tengah pandemi. Mereka yang jauh seolah-olah menjadi dekat karena sarana media sosial. Gereja sendiri semakin banyak menyampaikan pewartaannya melalui media online, sebab saat ini semakin banyak umat manusia yang bersinggungan dengan dunia digital. Oleh karena itu, Gereja tidak menutup diri terhadap perubahan zaman, termasuk di dalamnya adalah teknologi komunikasi. Gereja tertantang untuk “keluar” dan terlibat dengan realitas di sekitarnya. Gereja mendorong seluruh umat Katolik untuk membuka diri terhadap perubahan zaman. Hal tersebut merupakan upaya untuk menjadi Gereja yang inkulturatif dalam realitas yang aktual. 




Di tengah kemajuan zaman, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam masyarakat sering muncul tindakan yang tidak tepat dalam memanfaatkan media online. Bpk. Ade Armando, yang terkenal sebagai salah satu pembicara di kanal YouTube CokroTV, mendorong seluruh civitas academica FTW untuk berani bersuara di media sosial sebagai agen pembaharu yang baik. Ia mencermati adanya keprihatinan dalam bermedia, ada oknum-oknum yang menjadikan media sebagai sarana untuk memecah persatuan dan keberagaman di Indonesia. Semuanya itu dilakukan karena kepentingan pribadi atau kelompok semata. Alhasil, ada cukup banyak orang yang terprovokasi oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, banyak orang terhasut oleh paradigma negatif terhadap kelompok lainnya.




Dosen ilmu komunikasi Universitas Indonesia tersebut juga menerangkan bahwa saat ini masyarakat cenderung menjadi consumer daripada creator. Bahkan, sebagian besar orang lebih menyukai konten-konten hiburan “kacangan” daripada konten-konten yang berbobot. Selain itu, banyak informasi dan berita di media sosial yang diterima begitu saja, tanpa dilihat kebenarannya. Oleh karena itu, masyarakat perlu membangun sikap kritis dan selektif dalam membaca dan menafsirkan berita. (Bimo Perbowo)

 

  Kembali
Lihat Arsip