AKTUALITA

Doa dan Dialog Lintas Iman BEM FTW

"Peran Perepmuan dalam Pendidikan dan Pelayanan Kasih"



Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Filsafat Keilahian Universitas Sanata Dharma – Fakultas Teologi Wedabhakti (FTW) mengadakan kegiatan doa dan dialog lintas iman melalui aplikasi zoom meeting pada hari Minggu, 2 Mei 2021. Kegiatan yang mengangkat tema mengenai peran perempuan dalam pendidikan dan pelayanan kasih ini dilaksanakan pada pukul 19.30-22.00 WIB. Sebagai inisiatif dari tim keja Simpul Iman Community (SIM-C) dan tim kerja kerohanian BEM FTW, acara ini dapat menghadirkan sekitar 36 peserta dari berbagai agama dan universitas. Kegiatan yang diawali dengan doa pembuka lintas iman dengan tata cara doa masing-masing ini terdiri dari beberapa rangkaian acara seperti doa bersama, sarasehan, dan sharing lintas iman terkait isu-isu sosial yang tengah terjadi di dunia saat ini.




Kegiatan doa dan dialog lintas iman ini dimoderatori oleh Felix Kris Alfian, mahasiswa FTW dan diisi oleh perwakilan mahasiswa dari beberapa agama, di antaranya ada FX. Merry Christian, mahasiswa FTW (wakil Katolik); Metty Elizabeth, mahasiswi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) (wakil Kristen Protestan); Euis Kartika Sari, mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (wakil Islam), dan Nyana Pintaka, pemuda Theravada Indonesia (wakil Buddha). Selaku moderator, Felix merasa bahwa momen pandemi yang serba online ini justru dapat menjadi peluang untuk dapat bertemu secara daring tanpa terbatas tempat. Ada banyak orang dari berbagai tempat dapat berkumpul dalam ruang pertemuan online secara sederhana tetapi mendalam. Sebagimana telah disebutkan di atas, tema yang diangkat dalam kegiatan doa dan dialog lintas iman ini boleh dikata cukup menarik dan aktual, yaitu peran perempuan dalam pendidikan dan pelayanan kasih. Pemilihan tema yang aktual ini sebanarnya dikaitkan dengan peringatan hari Kartini dan bulan Maria. Berkaitan dengan hal tersebut, keutamaan dan semangat kaum perempuan lebih ditonjolkan, antara lain sifat penuh kasih, perhatian(care), dan ketulusan. Kendati ditekankan mengenai peran perempuan, namun acara ini tidak terbatas pada kaum perempuan saja, melainkan juga diikuti oleh kaum laki-laki. Semua dapat saling belajar mengenai nilai kasih dan kelembutan. Di samping berfokus pada tema mengenai peran perempuan dalam pendidikan dan pelayanan kasih, kegiatan ini juga mengangkat isu-isu sosial yang akhir-akhir ini terjadi di tengah masyarakat lokal maupun global. Di antaranya diangkat mengenai terorisme, peringatan hari buruh, dan kudeta di Myanmar. Isu-isu sosial yang diangkat tersebut kiranya semakin menambah antusiasme para peserta. Para peserta dapat saling bersharing dan bertanya jawab dengan aktif dan terbuka. Bahkan, mereka –yang notabene berasal dari aneka macam agama– membawa pandangan dan keunikan teologis dan spiritual masing-masing dalam bersharing.



Kegiatan doa dan dialog lintas iman ini ditutup dengan doa bersama. Para peserta berdoa secara bergiliran dengan cara doa seturut keyakinan agama masing-masing. Mereka membawa ujub bagi perdamaian dunia, terlebih perdamaian di Indonesia dengan membawa lilin yang menyala. Lilin yang menyala tersebut menjadi simbol harapan agar kesatuan umat beragama membawa terang bagi Indonesia dan dunia. Atas inisiatif yang baik dan kreatif dari BEM, kegiatan ini cukup mengundang banyak pujian dan apresiasi. “Ada banyak peserta yang mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan doa dan dialog lintas iman ini. Mereka bahkan menghendaki kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lagi di waktu-waktu mendatang,” ujar Felix selaku moderator.(Patrik Diego & Bimo Perbowo)  

  Kembali
Lihat Arsip