AKTUALITA

Kontribusi Teologi Pastoral bagi Pengembangan Jemaat dalam Konteks Gereja Keuskupan Agung Semarang



Webinar Bulan April 2021

Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma  

Fakultas Filsafat Keilahian Universitas Sanata Dharma – Fakultas Teologi Wedabhakti (FTW) mengadakan seminar bulanan dalam bentuk zoom meeting (webinar) pada hari Selasa, 27 April 2021 pukul 16.00-19.00 WIB. Seminar ini membahas topik mengenai kontribusi pastoral bagi pengembangan jemaat dalam konteks Gereja Keuskupan Agung Semarang. Seminar ini dipandu oleh Frater Mateus Seto Dwiadityo (mahasiswa licensiat moral FTW ) dengan mengundang dua orang narasumber yang ahli di bidang pastoral. Narasumber pertama adalah Rm. Dr. Stephanus Gitowiratmo, Pr, seorang dosen emeritus yang telah lama membaktikan dirinya untuk mengajar di FTW dan sekarang menjadi direktur Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (PPSM) Keuskupan Agung Semarang. Sementara narasumber kedua adalah Rm. Markus Nur Widipranoto, Pr yang sekarang menjabat sebagai Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia.  



Sebagai seorang dosen yang memiliki segudang pengalaman dan telah lama turut serta dalam pengembangan pastoral di dalam bidang pendidikan dan formasi, Romo St. Gitowiratmo memberikan penjelasan mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan teologi pastoral yaitu pengantar tentang apakah teologi pastoral itu, teologi pastoral dan eklesiologi, teologi pastoral dan pembangunan jemaat, dan pengalaman beliau dalam mengajar. Secara garis besar, beliau menjelaskan bahwa teologi pastoral merupakan disiplin dari ilmu teologi yang merupakan refleksi iman dengan kekhasannya yaitu implementasi pada praksis pembangunan jemaat. Dalam upaya pengembangan jemaat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu teologi pastoral mesti berlandaskan pada wawasan teologis yang kuat dan komprehensif, mempelajari human sciences sebagai pendukung praksis pastoral, memerlukan sikap reaktif dan proaktif, dan menuntut SDM yang handal dan berkecimpung secara spiritual sekaligus practical. Dalam hal ini, Romo Gito menyimpulkan dan menekankan bahwa pengembangan jemaat harus berciri Kristosentris, yaitu Kristus sendiri sebagai pusat yang selalu memelihara umat-Nya dan teologi imamat ini difokuskan pada partisipasi imamat Kristus, maka para pelaku terikat pada tiga tugas Kristus. Untuk maksud itulah maka studi di FTW dalam kerangka kontribusi pastoral harus memiliki perpaduan yang ideal antara studi teologi di fakultas dan juga pelayanan pastoral di Keuskupan Agung Semarang. Selain itu, metode studi pun harus sesuai realitas serta refleksi dan aksinya perlu memberdayakan aktor-aktor pastoral.




Sementara itu, Romo Markus Nur Widi yang tengah berkecimpung dalam pelayanan di Konferensi Wali Gereja Indonesia menyatakan bahwa pengembangan jemaat dalam konteks teologi pastoral harusnya memperhatikan lingkungan yang merupakan salah satu wadah menggereja dan sekaligus memasyarakat dengan cara yang signifikan dan relevan. Menurut pengalaman yang beliau dapatkan, lingkungan adalah pusat pastoral gereja (Paroki) yang mana menjadi medan bagi kaum awam dalam menggereja dan mendunia sekaligus juga sebagai laboratorium Gereja dalam corak gerakan. Ia mengambil dasar pengalamannya dari kegiatan-kegiatan jemaat yang dilakukan di lingkungan. Akan tetapi, yang menjadi persoalan bagi lingkungan sekarang ini adalah kurangnya pemekaran, kurangnya kaderisasi, kuatnya arus birokrasi patembayan, serta lemahnya arah dan gerakan eksternal. Oleh karena itu, Rm. Nur Widi memberikan masukan bahwa pihak Gereja harus terus memberikan peran aktif bagi kaum awam karena merekalah yang menjadi mitra bagi para imam. (Meylianus Rahayu Doki-MSA)

  Kembali
Lihat Arsip