AKTUALITA

Doa Syukur Bagi Ibu Bumi

Bumi yang kian menua ini tak kunjung jera menjadi ibu bagi seluruh makhluk hidup. Meski manusia menjadi anaknya yang paling ‘nakal’ tetaplah bumi menyimpan air matanya demi manusia di abad-abad esok. Kasih tulus bumi itulah yang membuat beberapa manusia tersadar dan sejenak berhenti menyusu untuk sekedar memandang wajah kasih bumi bundanya dengan mensyukuri ‘ada’ yang merawat kehidupan.

Rangkaian Dies Natalis Fakultas Teologi Wedhabakti (FT USD) XXXIII tahun ini terasa amat berbeda. Tahun ini para civitas akademik meluangkan waktu untuk mensyukuri Ibu Bumi yang menjadi tempat mereka mengada melalui Ibadat Taize. Ibadat yang digagas ini memiliki tema “Doa Syukur untuk Ibu Bumi.” Pemikiran maupun tindakan filosofis-ekologis dirasa belum cukup bagi para civitas akademik tanpa adanya rasa syukur yang meneguhkan tiap komitmen dalam merawat dan menjaga alam ciptaan. Maka Ibadat Taize ini merupakan ungkapan syukur yang mendasari kesadaran dan pengetahuan yang dibangun untuk merawat keseimbangan alam ciptaan.

Sejak Rabu sore (1/11) aula Pasca Sarjana telah menggemakan alunan instrumen dari Taize yang dibawakan oleh para Skolastik Dehonian. Suasana doa yang sejak semula telah diciptakan memampukan para civitas akademik merenungkan alam ciptaan yang sungguh indah dan kaya raya. Namun keindahan dan kekayaan itu berubah menjadi ‘bencana’ saat manusia merasa diri sebagai superior atas seluruh ciptaan. Perasaan superior itulah yang merusak serta menjadi indikasi bahwa tidak ada rasa syukur dalam diri manusia dalam mengusahakan alam yang telah dipercayakan oleh Tuhan.

Ibadat benuansa Taize sebagai pembuka triduum malam puncak Dies Natalis FTW ini mendalami mazmur pujian atas keindahan alam serta kisah penciptaan yang menggambarkan keadaan alam yang baik sejak awali. Ibadat ini juga menjadi kesempatan baik untuk mendoakan keseimbangan alam yang akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan dan semakin menjauh dari kebaikan yang dimaksudkan Allah. Syukur itu akhirnya menjadi rangkaian yang tiada putus, ketika para civitas akademik turut mendoakan para dosen yang telah meninggal, mereka yang telah menanamkan nilai baik terutama dalam komitmen menjaga keutuhan alam ciptaan. Ibadat Taize ini pada dirinya merupakan kegiatan rohani yang diterjemahkan dari tema umum dies natalis fakultas; “Healing Earth: Mempertanggungjawabkan Iman, Merawat Bumi Yang Terluka.” Tema ini sungguh relevan dan terusmenerus digemakan dalam berbagai bentuk kegiatan dalam menyambut Malam Puncak Dies Natalis XXXIII FT USD pada tanggal 4/11, setelah sebelumnya fakultas mengadakan aksi sosial bertajuk “Go Bike, No Polution,” dengan membersihkan wilayah konservasi air Embung Tambak Boyo pada tanggal 9/10 lalu. ** (Fr. Virdi Mubin, SCJ)

  Kembali
Lihat Arsip