AKTUALITA

Lectio Brevis Ketua FTW/Dekan Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma

PEMBUKAAN TAHUN AKADEMIK 2016-2017 Senin, 15 Agustus 2016

     “Laetentur insulae multae – Biarlah banyak pulau bersukacita (Mzm 97:1); ajakan biblis itu kemudian terdengar mengumandang dengan penuh sukacita di Indonesia, ketika warta Injil yang lemah dan lembut dibawa pertama kalinya ke kepulauan Maluku pada tahun 1534, dan setelah duabelas tahun diperteguh oleh Santo Fransiskus Xaverius dengan penuh semangat. Tiga abad kemudian, percikan api kecil itu perlahan-lahan telah tumbuh menjadi kobaran api kemurahan, seraya dengan lembutnya merembet ke ratusan pulau di wilayah yang subur itu, dan menyiramnya dengan rahmat ilahi yang melimpah”. 

1.  Para Dosen, para Rektor Konvik dan Pemimpin Komunitas, serta para tamu undangan yang saya hormati; para mahasiswi-mahasiswa yang saya kasihi, segenap Sivitas Akademika Fakultas Teologi Wedabhakti dan Fakultas Teologi, USD, Yogyakarta, yang terberkati. Kata-kata awal tadi merupakan kutipan alinea pertama dekrit Kongregasi Suci untuk Pendidikan Katolik saat meresmikan dan menyatakan Fakultas kita menjadi Fakultas kepausan, yakni Fakutas Teologi Wedabhakti pada tanggal 1 November 1984 atau hampir 32 tahun yang lalu. Saya berpendapat bahwa dekrit ini perlu kembali dikumandangkan ke seluruh sivitas akademika fakultas kita, mengingat sekarang ini hampir sebagian besar dari kita orang-orang baru dan tidak mengalami lagi perjuangan para perintis dan pendahulu dalam mencari pengakuan Tahta Suci untuk fakultas tercinta kita ini. “Biarlah banyak pulau bersukacita”..….sebuah doa dari Kitab Mazmur, yang kiranya tergenapi di FTW sekarang ini, karena dari tahun ke tahun semakin banyak mahasiswa dari berbagai pulau di Indonesia datang dan menimba ilmu di fakultas kita ini. Banyak pulau bersukacita: Sumba, Timor Soe dan Kefa (dg minuman Subi), Timor Leste, Flores (moke) – NTT, Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, tentu Jawa sendiri. Bersukacita! Tampaknya kata ini mesti terus bergema dan bahkan diharapkan semakin membahana di seluruh kegiatan kita sehari-hari, dalam dinamika pembelajaran, penelitian ataupun pengabdian kepada masyarakat. Paus Fransiskus terus menerus menggemakan spiritualitas sukacita ini, itulah sukacita Injil, Evangelii Gaudium. Sukacita Injil ini bukan pertama-tama soal wajah atau mulut yang selalu tersenyum, melainkan sukacita seluruh hidup kita secara utuh, yang lahir dari perjumpaan dengan Yesus Kristus, Tuhan kita. Paus Fransiskus menegaskan secara berulang-ulang pernyataan Paus Benediktus XVI ini: “Semua contoh sukacita mengalir dari kasih Allah yang tanpa batas, yang telah mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada kita dalam Yesus Kristus. Saya tak pernah lelah mengulangi kata-kata Paus Benediktus XVI yang membawa kita kepada inti Injil: ‘Menjadi seorang kristiani bukanlah hasil dari pilihan etis atau gagasan mulia, melainkan dari perjumpaan dengan suatu kejadian, seseorang yang memberikan cakrawala baru dan arah yang menentukan dalam hidup’” (EG 7). Kutipan ini menunjuk bahwa panggilan kita sebagai seorang beriman kristiani, panggilan kita sebagai seorang dosen, mahasiswa, karyawan di tempat ini, panggilan kita masing-masing sebagai imam, bruder, suster, frater, awam….semua panggilan ini hendaknya berpangkal dan terus mendalami perjumpaan yang hidup dengan Tuhan Yesus Kristus sendiri, dan bukan karena terbuai dan terpesona pada ide-ide atau gagasan filosofis-teologis dengan segala keasyikan diskursusnya. Saya mengajak seluruh sivitas akademika fakultas teologi untuk melaksanakan semua tugas, tanggungjawab, entah sebagai dosen, mahasiswa ataupun karyawan, juga para pimpinan konvik dengan sukacita Injil ini. Sukacita ini hendaknya menjadi spiritualitas dasar kita untuk berteologi dan untuk bersama-sama dalam komunitas akademis menggali kebenaran untuk terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat seperti menjadi visi fakultas teologi dan Universitas Sanata Dharma dan terwujudnya peradaban kasih dalam masyarakat kita seperti visi Keuskupan Agung Semarang. 

2. Selanjutnya dekrit Laetentur insulae multae menyata-kan: Berdasarkan keadaan-keadaan yang membahagiakan terse-but, setelah mereka yang berwenang pada Institut Filsafat-Teologi Yogyakarta mengadakan pembicaraan dengan teliti baik dengan Dikasteri Suci untuk urusan Pendidikan Katolik maupun dengan hirarki suci setempat mengenai segala sesuatu yang dituntut oleh undang-undang untuk mencapai tataran yang sedemikian itu, Majelis Agung Waligereja Indonesia (sekarang KWI) pada tahun 1983 dengan jelas memohon kepada Tahta Suci agar institut yang layak dipuji itu secara kanonik diangkat ke martabat akademis. Dengan senang hati Dikasteri Suci menanggapi permohonan tersebut. Setelah diketahui dengan pasti bahwa telah siap banyak dosen yang sungguh mampu, perpustakaan yang memadai, dan program studi yang ditata dengan baik, setelah mendapatkan persetujuan dari Kongregasi Suci untuk Penginjilan Bangsa-bangsa, Kongregasi Suci untuk urusan Pendidikan Katolik berpendapat bahwa dapat maju dengan aman. Oleh karena itu dengan kuasa yang diberikan oleh Yang Mulia Sri Paus Yohanes Paulus II, demi kemuliaan Allah yang Mahatinggi dan demi kehormatan serta perkembangan Gereja dan Bangsa Indonesia yang terhormat dan terpandang itu, Kongregasi Suci untuk urusan Pendidikan Katolik dengan dekrit ini. 
MENDIRIKAN dan MENYATAKAN BERDIRI UNTUK SELAMANYA INSTITUT FILSAFAT-TEOLOGI YOGYAKARTA menjadi FAKULTAS TEOLOGI SUCI, FAKULTAS TEOLOGI KEPAUSAN WEDABHAKTI, seraya menentukan supaya kurikulum studinya dibedakan dalam tiga jenjang atau langkah yang berkesinambungan sesuai dengan norma undang-undang perguruan gerejawi yang berlaku.
Dari dekrit ini ada beberapa poin tanggungjawab yang kita emban dan secara terus menerus secara berkesinambungan dari dewan dosen ataupun pimpinan fakultas senantiasa dibicarakan dan dikembangkan.
  • Tanggungjawab sejarah: sebagai satu-satunya fakultas teologi kepausan di Indonesia, FTW mesti merintis, “merengkuh”, dan mengajak semua STFT di Indonesia untuk bekerjasama mengembangkan studi filsafat dan teologi bagi kehadiran dan perkembangan Gereja Katolik yang signifikan dan relevan di tengah perjuangan bangsa dan negara Republik Indonesia. Itulah alasannya, FTW dipercaya sebagai tempat sekretariat Konsorsium Lembaga Ilmu Teologi Indonesia (KoLITI), yaitu wadah untuk para Ketua STFT atau Dekan Fakultas Filsafat atau Teologi Katolik se Indonesia. FTW juga dipercaya sebagai sekretariat Asosiasi Teolog Katolik Indonesia (AsTeKIa), dan juga alamat redaksi Jurnal Teologi yang dikelola olah Asosiasi Teologi Katolik Indonesia bersama Fakultas kita. Selain itu FTW-F Teo USD juga menjalin kerjasama dengan beberapa pihak di luar negeri. Itulah sebabnya pada tanggal 28 Agustus hingga 3 September 2016 nanti, sebagian dosen akan mengikuti hari studi bersama di India, mengikuti kerjasama dengan teman-teman dosen di Vidyajyoti College of Theology, New Delhi, India.
  • Mutu pengelola, para dosen, dan karyawan. Salah satu pilar pokok dalam dunia akademik adalah mutu atau kualitas dan kuantitas para dosen tetap. Ini yang senantiasa kita jaga. Kami para dosen tetap terus mengupayakan pengingkatan mutu pelayanan dalam bidang pembelajaran ataupun terutama penelitian, serta regenerasi yang terencana. Mulai tahun ini Pedoman Studi mencantumkan data hasil penelitian dan publikasi para dosen sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah atas tugas penelitian yang melekat pada panggilan sebagai dosen. Selain itu, pada tahun akademik baru ini, kita mendapat dua dosen baru, yakni: Rm Dr. Paulus Bambang Irawan SJ, ahli bidang teologi moral, yang telah ikut mengajar semester lalu dan tadi memberikan homili, dan Rm. Agustinus Agus Widodo Pr yang baru saja selesai dengan studi Lisensiat teologi Patristik.
  • Kurikulum. Dekrit juga menyebut soal kurikulum. Praktis kesibukan para dosen selama tahun akademik yang lalu adalah penyusunan kurikulum baru untuk semua jenjang di fakultas kita. Sebagaimana kita ketahui, fakultas teologi bergabung dan menjadi bagian dari Universitas Sanata Dharma dalam hal akademik. Dan bersama Universitas Sanata Dharma, mulai tahun akademik 2016/2017 ini diberlakukan kurikulum baru S1 dan S2, sebagaimana dapat dilihat dalam buku Pedoman Studi. Dua dimensi penting dari kurikulum baru ini mesti digarisbawahi yaitu dimensi interdisiplinaritas dan dimensi kontekstualitas. Kurikulum dirancang dalam terang dua dimensi ini, sehingga menimbulkan konsekwensi yang tidak ringan: mesti ada perubahan paradigma dan cara pandang baru untuk semua dosen, mahasiswa ataupun juga karyawan. Bagaimana setiap ilmu, termasuk dalam hal ini matakuliah, tidak lagi dapat menutup diri dari berbagai pendekatan yang interdisipliner dan pentingnya terus terhubung dengan realitas yang menjadi konteks, sesuai dengan nama Wedabhakti yang berarti: mencintai realitas. Tahun akademik 2017/2018 yang akan datang juga akan diberlakukan sepenuhnya kurikulum FTW atau kurikulum untuk studi BA, Lisensiat ataupun Doktorat.  Akan tetapi beberapa matakuliah dalam teologi kepausan atau FTW tidak dapat terhindarkan untuk mulai diberlakukan pada tahun akademik 2016/2017 ini. Ada semacam kerumitan dan keruwetan yang kami hadapi; maka mohon dimaklumi! Namununtuk semua persoalan ini tentu  ada jalan keluarnya, karena kita melaksanakan tugas dan tanggungjawab ini selalu dengan hati yang bersukacita. Itulah sebabnya, harus kami katakan bahwa masih ada beberapa hal tentang pengaturan matakuliah yang masih harus disesuaikan sana-sini, mengingat tahun akademik sekarang ini menjadi masa transisi dari kurikulum lama ke kurikulum baru. Hal ini tampak pada Pedoman Studi baru kita yang masih perlu penyempurnaan ke depan. Penjelasan rinci tentu saja akan diberikan oleh para Ketua Prodi untuk mahasiswa sesuai stratanya.
  • Sarana-prasarana. Saya berharap, tempat Lectio Brevis dan Studium Generale yang diadakan di ruang Willekens ST sekarang ini menjadi yang terakhir, karena tahun depan (semoga) kita sudah dapat menggunakan ruang auditorium baru di Gedung Pascasarjana. Pembangunan gedung pascasarjana yang telah dimulai sejak bulan Juni 2014 akhirnya kini sudah 80% selesai, dan diperkirakan selesai pada akhir bulan September, sekurang-kurangnya Oktober tahun 2016 ini kita sudah dapat mulai menggunakannya. Maka pada bulan Oktober nanti, para pejabat struktural pascasarjana, Ketua Pusat Penelitian, dengan beberapa karyawan akan menempati ruang gedung baru, sedangkan Dekanat Fakultas Teologi USD dan sekretariat tetap di ruang yang sekarang ini ditempati. Usaha penggalangan dana tetap diupayakan dan saya mohon, sivitas akademika tetap mendoakan doa mohon berkat bagi pembangunan gedung pasca ini sekurang-kurangnya sampai bulan bulan Oktober 2016.

    3.  Sudah beberapa tahun ini, kita mengikuti grand design tema-tema fakultas yang dikembangkan dalam beberapa bentuk kajian dan penelitian, yaitu ‘studium generale’, kegiatan intra kurikuler dalam bentuk ‘kuliah seminar’ dengan beberapa tema berbeda di setiap semester, extension course, dan diskusi untuk publik sebanyak 3 kali di setiap semester. Setelah tahun akademik 2015/2016 yang lalu kita mendalami tema iman dalam tantangan keanekaragaman budaya di Indonesia, tahun ini kita ingin berfokus pada tema: “Iman dalam Tantangan Radikalisme, Fundamentalisme dan Konservatisme”. Dan kita mulai mengadakan pemanasan untuk tema ini melalui Studium Generale yang kita adakan siang ini bersama Prof. Dr. Adrianus Meliala dari Universitas Indonesia, Jakarta. Terimakasih kami ucapkan kepada Prof. Adrianus Meliala atas kerelaannya untuk hadir dan berbagai ilmu kepada kami, sivitas akademika Fakultas Teologi di sini. Saya mengundang para mahasiswa untuk berani mengambil tema-tema hari studi kita semacam ini untuk menjadi titik pangkal bahan penelitian pada karya tulis akhir, entah skripsi dan tesis. Dari rencana besar Fakultas Teologi, setelah tahun akademik 2016/2017 ini menggarap tema hubungan iman dan tantangan radikalisme, maka tahun akademik 2017/208 kita akan membahas tema hubungan iman dan tantangan ekologi atau lingkungan hidup, dan tahun 2018/2019 kita akan mendalami tema hubungan iman dan tantangan kemiskinan. Bagaimana kompleksitas permasalahan tema hubungan iman dan tantangan radikalisme, fundamentalisme dan konservatisme, silahkan membaca sendiri langsung pada Buku Pedoman Studi 2016/2017, halaman……… Pada akhir penjelasan di buku Pedoman Studi ini dicantumkan pula beberapa pertanyaan reflektif yang sangat baik menjadi perenungan dan diskusi teologis kita.
  • Sesuai dengan spesialisasi ilmu dan minat studi serta pengalaman lapangan kita masing-masing, bagaimanakah fundamentalisme, radikalisme, konservatisme dan kecenderungan-kecenderungan sejenis dapat dikaji secara mendalam?
  • Sesuai dengan spesialisasi ilmu dan minat studi serta pengalaman lapangan kita masing-masing, bagaimana aneka bentuk intoleransi dan kekerasan di sekitar kita dapat direfleksikan secara kritis?
  • Upaya-upaya konstruktif macam apakah yang dapat digagas dan diwujudkan untuk menanggapi tantangan tersebut di atas, lewat bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, termasuk dalam dunia pendidikan di tingkat Universitas?
  • Bentuk-bentuk kerjasama macam apa yang dapat dipikirkan untuk itu? Manakah karya-karya yang dapat kita bangun bersama sebagai orang beriman dari aneka latar belakang keyakinan untuk memberi penghargaan pada nilai-nilai kehidupan?

4.  Para Dosen, para Rektor Konvik dan Pemimpin Komunitas, serta para tamu undangan yang saya hormati; para mahasiswi-mahasiswa yang saya kasihi, segenap Sivitas Akademika Fakultas Teologi Wedabhakti dan Fakultas Teologi, USD, Yogyakarta, yang terberkati. Saya ingin mengucapkan Selamat Datang kepada para mahasiswa baru kita tingkat I (68 orang), para mahasiswa transfer, dan mereka yang pulang dari TOP dan memasuki tingkat V, dan para mahasiswa baru untuk Magister Teologi!Pada tahun akademik 2016/2017 ini, jumlah seluruh mahasiswa FTW ialah 398 orang; terdiri dari 287 mahasiswa Program Bakaloreat (di antaranya ada 251 mahasiswa yang juga mahasiswa S-1), 67 mahasiswa Program Magister, 12 mahasiswa Program Lisensiat, 15 mahasiswa Program Profesi Imamat, 1 mahasiswa Program Doktorat Teologi gerejawi, dan 16 Shopper. Jumlah besar mahasiswa ini dilayani 21Dosen Tetap (dengan rincian 3 dosen tugas khusus), diperkaya oleh 10 Dosen Luar Biasa, dan 12karyawan-karyawati administratif.

5. Akhirnya, saya mengajak seluruh sivitas akademika FTW-Fakultas Teologi USD untuk berderap maju bersama, bersiap menunaikan karya sebagai warga Fakultas untuk berpadu mengikrarkan karsa: mencintai, melayani dan mengabdi sesama, bagi Gereja, Nusa dan Bangsa, seperti diingatkan dalam Mars FTW kita. Sekali lagi: BERSUKACITALAH! Mari kita bangun kebersamaan kita, komunitas akademik kita ini dengan sukacita! Marilah kita bekerja bersama, melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita masing-masing dalam semangat iman, harapan dan kasih, dalam suasana sukacita. “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah” (Flp 4:4). Terimakasih dan Berkah Dalem.   Emanuel Martasudjita, Pr Ketua FTW/Dekan FT USD

  Kembali
Lihat Arsip