AKTUALITA

Malam Keakraban Simpul Iman Community

Budaya Populer, Kerusakan Lingkungan dan Laudato Si’

Pada hari Sabtu-Minggu, 28-29 November 2015, SIM-C mengadakan malam keakraban dengan tema Budaya Populer dan Kerusakan Lingkungan di Wisma Sanata Dharma, Pentingsari, Yogyakarta. SIM C adalah sebuah organisasi lintas iman, yang terdiri dari para mahasiswa tiga fakultas teologi dari tiga universitas, yaitu Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga dan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana. Jumlah peserta yang hadir 38 orang dari tiga universitas.

Pada pukul 16.00, acara dimulai dengan sesi keakraban. Setiap peserta saling mengenal mahasiswa lain melalui permainan dan dinamika kelompok. Setiap kelompok mencoba berekspresi melalui fragmen singkat, permainan konsentrasi dan menyanyi bersama. Setelah suasana mulai mencair dan akrab, para mahasiswa-i memulai diskusi tema Budaya Populer dan Kerusakan Lingkungan. Dalam sesi ini, para mahasiswa-i diajak untuk menyadari kerusakan lingkungan. Untuk semakin ‘membuka mata para peserta’, panitia memutarkan video dokumenter mengenai pertambangan di Freeport dan Newmont. Selain itu, para mahasiwa-i mendalami artikel tentang Laudato Si’ yang ditulis oleh Reza A Wattimena.




Lalu, pada pukul 19.45 diadakan sesi II (diskusi terpimpin) oleh Rm. Dionius Bismoko Mahamboro, Pr dengan tema Laudato Si’. Sesi ini berjalan sangat menarik, mendalam dan inspiratif. Beliau memberikan gambaran tentang Laudato Si’ dengan sebuah video menarik, memaparkan keprihatinan dan realitas seputar plastic age. Selain itu, Rm. Bismoko memberikan penjelasan tentang throw away culture (budaya sekali pakai). Untuk merefleksikan tentang throw away culture, para peserta diminta mendata barang-barang yang dibuang atau sekali pakai selama satu hari. Setelah itu, para peserta juga diajak menemukan teks kitab suci masing-masing agama seputar tema ekologis. Lalu, sesi diskusi juga sangat menarik. Para peserta antusias bertanya kepada Rm. Bismoko seputar masalah antroposentris dalam Kitab Suci, kearifan lokal, perubahan struktural dan perubahan kultural.

Kemudian, acara Sabtu malam hingga Minggu siang diisi dengan kegiatan keakraban. Para peserta semakin menjalin persaudaraan lintas iman dengan tampilan-tampilan saat api unggun, meditasi pagi bersama, sharing informal dan outbond. Selain itu, para peserta juga mempunyai follow up setelah acara keakaraban ini. Para peserta tergerak untuk mengurangi penggunaan plastik saat berbelanja, memilah sampah secara benar, mengurangi merokok, mengurangi penggunaan tisu dan membuat pupuk dari sampah organik.



Akhirnya, dari tema Budaya Populer dan Kerusakan Lingkungan, para peserta diajak untuk berefleksi diri dan mengadakan perubahan kultural. Para peserta diminta instropeksi diri tentang kebiasaan yang tidak ekologis, mengubah pola pikir dan kebiasaan throw away culture menjadi lebih ramah dan mencintai lingkungan.



[Prima Dedy]

  Kembali
Lihat Arsip