Web Fakultas SIA Mahasiswa SIA Orangtua
Artikel

World Wetlands Day 2023: Restorasi Lahan Basah Indonesia



Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) 2023 merupakan momen penting bagi Indonesia untuk mengevaluasi pengelolaan lahan basah di negara ini. Tema peringatan tahun ini adalah "Saatnya Restorasi Lahan Basah", yang menunjukkan pentingnya konservasi dan rehabilitasi lahan basah untuk keberlanjutan lingkungan dan kehidupan manusia.

Di Indonesia, pengelolaan lahan basah masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya adalah pengembangan infrastruktur yang belum menimbang dampak lingkungan, seperti reklamasi pantai, pembangunan jalan tol, dan pembukaan lahan pertanian. Hal ini telah menyebabkan kerusakan habitat satwa liar, banjir, dan penurunan kualitas air.

Selain itu, kebakaran hutan yang sering terjadi di wilayah lahan basah juga menyebabkan kerusakan yang signifikan. Banyak lahan basah telah dikonversi menjadi lahan pertanian atau perkebunan, dan kehilangan fungsi alaminya sebagai penyerap karbon dan pengatur aliran air.

Data menunjukkan bahwa luas lahan basah di Indonesia telah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, luas lahan basah hanya mencapai sekitar 21 juta hektar, turun dari 23 juta hektar pada tahun 2003. Perubahan iklim dan aktivitas manusia, seperti penambangan batubara dan perburuan satwa liar, merupakan faktor utama penyebab penurunan luas lahan basah ini.

Pemerintah Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah, memainkan peran penting dalam pengelolaan lahan basah. Mereka perlu mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dan terintegrasi dalam pembangunan infrastruktur dan kebijakan pembangunan. Contoh terbaik dari negara lain, seperti Australia dan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa konservasi lahan basah dapat dilakukan melalui kemitraan publik-swasta dan pengaturan kebijakan yang kuat.

Penting untuk diingat bahwa keberadaan lahan basah memiliki nilai ekologi dan ekonomi yang signifikan. Lahan basah dapat berfungsi sebagai habitat satwa liar, tempat penangkapan ikan, dan sumber air bersih bagi masyarakat. Oleh karena itu, upaya pelestarian lahan basah dan restorasinya harus dilakukan melalui kolaborasi lintas disiplin, keterlibatan masyarakat, dan pembuatan kebijakan berbasis data ilmiah.

Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat Indonesia telah melakukan upaya restorasi lahan basah dengan hasil yang cukup positif. Misalnya, Program Restorasi Gambut Indonesia, yang dimulai pada tahun 2016, telah berhasil merehabilitasi lebih dari 200.000 hektar lahan gambut yang terdegradasi. Namun, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan lahan basah di Indonesia.

Dalam rangka memastikan keberhasilan restorasi lahan basah di Indonesia, diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak yang terkait, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat lokal, sektor swasta, dan ahli lingkungan dan kehutanan. Kolaborasi ini harus melibatkan kerja sama lintas disiplin dan pengintegrasian strategi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkini, agar restorasi lahan basah dapat dilakukan dengan tepat sasaran dan efektif.

Pemerintah pusat dan daerah memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan dan regulasi yang berhubungan dengan pengelolaan lahan basah di Indonesia, termasuk dalam hal restorasi. Selain itu, sektor swasta juga memiliki peran penting dalam menyediakan sumber daya finansial dan teknologi yang diperlukan untuk restorasi lahan basah.

Namun, keterlibatan masyarakat lokal juga sangat penting dalam keberhasilan restorasi lahan basah. Masyarakat lokal harus dipahami sebagai bagian dari solusi, bukan sebagai masalah, dan harus terlibat dalam seluruh proses restorasi, mulai dari perencanaan hingga implementasi. Keterlibatan masyarakat lokal dapat meningkatkan keberhasilan restorasi, karena masyarakat lokal memahami kondisi lingkungan di sekitarnya lebih baik dan memiliki pengetahuan yang penting tentang praktik-praktik yang berkelanjutan.

Di samping itu, kolaborasi lintas disiplin dan penggunaan data ilmiah dalam pengambilan keputusan juga sangat penting untuk keberhasilan restorasi lahan basah di Indonesia. Para ahli harus bekerja sama dalam mengevaluasi kondisi lingkungan, mengidentifikasi spesies-spesies yang harus dikembalikan ke lingkungan, dan memilih teknologi terbaik yang dapat digunakan dalam restorasi.

Dalam rangka mempromosikan keberhasilan restorasi lahan basah, penting untuk memberikan pendidikan dan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya lahan basah dan keuntungan ekologi dan ekonominya. Pendidikan ini harus meliputi informasi tentang teknik-teknik restorasi lahan basah dan pentingnya menjaga kelestariannya.

Oleh karena itu, kolaborasi lintas disiplin, keterlibatan masyarakat lokal, penggunaan data ilmiah dan teknologi terkini, serta pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya lahan basah sangat penting dalam keberhasilan restorasi lahan basah di Indonesia. Dengan upaya bersama, diharapkan dapat tercapai tujuan pelestarian dan restorasi lahan basah di Indonesia. Selamat memperingati Hari Lahan Basah Sedunia, 2 Februari 2023: "Saatnya Restorasi Lahan Basah" (Hendra Aquan).

 kembali