Magister Manajemen

Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma

<< WEB FAKULTAS

BERITA

Green Entrepreneurship Training (GET) Angkatan XI (Hari Pertama)
24 October 2019
Green Entrepreneurship Training (GET) Angkatan XI (Hari Pertama)  :: Magister Manajemen

Untuk mengawali rangkaian kegiatan Green Entrepreneurship Training angkatan 11 diadakan misa pembukaan yang dipimpin oleh Romo Krismanto, Pr. Dalam misa pembukaan yang dilaksanakan pada pagi hari, Romo Krismanto, Pr., melalui homilinya menekankan pada pernyataan yang mendorong peserta GET untuk beranjak bergerak melalui “semangat menyat”. Semangat yang didasarkan pada perilaku untuk merespon tindakan dengan cepat, bergegas untuk bergerak. Melalui pernyataan tersebut, memberikan refleksi penting bagi peserta GET secara khusus. Bahwa apapun yang dipikirkan dan rencanakan tidak akan terwujud apabila tidak dimulai dengan kesadaran untuk meresponnya dengan tindakan. Bertolak dari hal tersebut, Romo Krismanto, Pr., juga menekankan pada kemerdekaan batin. Kemerdekaan batin merupakan sebuah awal untuk menuju sukses. Dan kehidupan inilah merupakan kesempatan atas rahmat yang Tuhan berikan yang perlu disyukuri dan menjadikannya berkat bagi siapapun. 

Setelah kegiatan misa pembuka, dilanjutkan pada kegiatan berikutnya dengan materi Kewirausahaan Sosial yang dipimpin lagi oleh Bapak Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A. Pokok-pokok dalam materi ini menjelaskan mengenai organisasi yang berfokus pada profit atau profit oriented dan organisasi yang tidak berfokus pada keuntungan melainkan lebih kepada sosial atau istilah lainnya non profit oriented. Lalu Bapak Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A., juga menjelaskan tentang perbedaan entrepreneur dengan entreprenerurship. Beliau mengatakan bahwa entrepreneur adalah orangnya dan entrepreneurship merupakan kegiatannya. Beliau mengatakan ketika ingin memulai usaha hendaknya harus punya nilai yang ditawarkan dan yang unik kepada konsumen. Berbicara mengenai social entrepreneurship bukan berarti tidak bisa menjadi kaya melainkan memiliki kesempatan untuk menginspirasi banyak orang atau membantu banyak orang. Bapak Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A., juga membedakan antara wirausaha sosial dengan kewirausahaan sosial. Beliau mengatakan bahwa wirausaha sosial itu penuh dengan inspirasi, kreativitas, aksi secara langsung, keberanian, dan keuletan. Wirausaha juga mampu menciptakan kepuasan lebih tinggi bagi semua pihak yang terlibat dalam usahanya. Sedangkan kewirausahaan sosial lebih kepada menciptakan manfaat transformasional bagi masyarakat luas. Lebih lanjutnya, beliau selalu menegaskan pada peserta GET tentang kesuksesan terbesar. Dimulai bukan berapa jumlah uang yang dihasilkan tetapi berapa orang yang bisa kita bantu dan tergerak hatinya untuk membantu.

Kegiatan selanjutnya dipimpin oleh pembicara Ibu Prof. Dr. M.F. Shellyana Junaedi, M. Si., dengan materi Perencanangan Bisnis Model. Dalam sesi ini menekankan bahwa masalah yang perlu dilihat adalah target dalam berbisnis harus dapat dicapai. Kesalahan dalam berbisnis terjadi karena adanya diskriminatif harga untuk orang kaya dan kurangnya pelayanan yang baik. Beliau menegaskan bahwa peserta GET harus menjadi creativepreneur bukan hanya menjadi penjual saja dan harus bisa melihat peluang yang kemudian diwujudkan menjadi nilai dan cobalah melakukan sesuatu yang berbeda, menjual dengan cara yang berbeda sehingga nantinya mampu bertahan dengan segala keterbatasan serta memanfaatkan peluang dan meningkatkan reputasi dirinya sendiri. Beliau juga menjabarkan hal tersebut melalui kutipan Ir Ciputra tentang seorang wirausaha adalah seorang yang mengubah “kotoran dan rongsokan” menjadi “emas”. Jadi melalui kreatifitas tersebut dapat mengubah value dari setiap barang/jasa. Beliau juga mengingatkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses diperlukannya cara berpikir yang berbeda sehingga nantinya dapat menghasilkan kreatifitas yang berbeda pula (inovatif). Untuk melihat peluang bisnis dan kreatifitas ini dibutuhkan suatu model bisnis yang baik. Beliau menjelaskan tentang model bisnis sembilan blok atau the nine building block yang biasa digunakan untuk menyusun model bisnis kanvas. Kesembilan blok tersebut antara lain: 1) Customer Segmentation: siapa pelanggan yang dilayani? Untuk siapa nilai-nilai tersebut diciptakan? 2) Value proposition: barang/jasa apa yang ditawarkan? Apa saja nilai yang diberikan? 3) Channels: bagaimana jangkauan  pelanggananya? Apa saluran yang digunakan? 4) Customer Relationship: bagaimana membangun relasi dnegan pelanggan? Bentuk relasi yang dibutuhkan seperti apa saja? 5) Revenue Stream: Nilai apa yang benar-benar akan pelanggan bayar? Sistem pembayarannya? 6) Keyresources: Sumber daya terpenting yang dibutuhkan apa saja? Pendistrbusian dan hubungan dengan pelanggan dan  arus pendapatan? 7) Key Activities: aktivitas kunci yang diperlukan dalam berwirausaha? Aktivitas tersebut berada pada bagian apa saja? 8) Key Partnership:  mitra berwirausaha siapa saja? Sumber daya yang ditawarkan kepada rekan wirausaha? 9) Cost Structure: Biaya-biaya yang terpenting yang ada dalam kegiatan berwirausaha apa saja? Setelah menjelaskan tentang the nine building block, pembicara membagi peserta kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mempraktikan pembuatan model bisnis tersebut. Pembicara juga menemami dan membina kelompok-kelompok kecil tersebut dalam membuat the nine building block. Dalam sesi ini dihabiskan dalam mempraktikan perancangan bisnis model. Kelompok-kelompok kecil ini lalu mempresentasikan hasil perancangan bisnis model mereka secara berganti-ganti kelompok. Tidak lupa juga pembicara memberikan saran dan masukan dalam perancangan bisnis model.

Editor: Andreas Suranto

hal. 1  2  3  4  5  ...  25
© 2024 - Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma Yogyakarta