Magister Manajemen

Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma

<< WEB FAKULTAS

BERITA

Green Entrepreneurship Training (GET) Angkatan IV - Sabtu, 10 Juni 2017
10 June 2017
Green Entrepreneurship Training (GET) Angkatan IV - Sabtu, 10 Juni 2017 :: Magister Manajemen

Magister Manajemen USD News -Pelatihan hari keempat GET4 hari ini, Sabtu 10 Juni, 2017, berjalan dengan baik. Hari ini ada empat tema. Pertama, VISI, MISI dan Motivasi yang dibawakan oleh Drs. A. Triwanggono, M. Si.  Dia menjelaskan saat ini keuskupan Agung Semarang sudah memberikan perhatian yang cukup bagus namun belum memberikan perhatian pada kewirausahaan. Kartu nama itu tampak sepele atau kecil tetapi itu bisa menggambarkan sebagian identitas. Mengapa hal tertentu bisa membekas masuk ke dalam pikiran dan hati seseorang sehingga menjadi sangat radikal? Ada sesuatu yang diyakini kebenaran, masuk hati sanubari (“nancep”), diperjuangkan dengan sungguh-sungguh: “nggetih”, dilakukan secara kreatif, tiada lakukan takut rintangan apapun, dan cita-cita harus berhasil. Visi adalah pernyataan “resmi” tentang mau menjadi lembaga/bisnis seperti apa (to become) dan ini menjadi jati diri.  Visi menggambarkan kondisi yang ingin dicapai atau diwujudkan oleh suatu organisasi agar sekuruh anggota bergerak bersama ke arah yang sama, sumber kreativitas, alat komunikasi bersama, dan sarana memperasatukan. Misi  adalah hal-hal atau upaya-upaya atau aktivitas-aktivitas besar yang dikerjakan oleh lembaga/bisnis untuk mewujudkan visi tersebut (to do). Bidang usaha ada tiga yaitu manufaktur (mengubah barang mentah menjadi barang jadi), dagang (membeli barang untuk dijual lagi) dan jasa (menyelenggaran layanan pada orang atau barang). Dan bidang usahanya akan memberikan perbedaan pada visi dan misi perusahaan.

Kedua, Pengelolaan SDMdibawakanoleh T. Handono Eko Prabowo, MBA., Ph. D.Proses manajemen SDM di UMKM: perencenaan SDM, seleksi pengenalan usaha, pelatihan dan penilaian kinerja dan pemberian gaji/upah. Hierarki kebutuhan Maslow sering dipakai untuk melihat ukuran kebutuha  manusia/karyawan dalam SDM. Wirausaha sukses harus memiliki pengetahuan yang cukup, mampu membuat sistem, menemukan oran yang tepat, memimpin dengan baik. Tantangan dalam pengelolaan SDM misalnya SDm terbatas, susah membuat sistem yang stabil, karir karyawan, keterbatasan finansial, menilai kinerja karyawan dan membuat keputusan dalam mempertahankan atau memberhentikan karyawan. Dalam menghadapi karyawan sering kali cara yang aktif dilakukan adalah model reward dan punishment.  Pengelolaan SDM yang baik, membutuhkan komitmen yang tinggi dan loyalitas, personalitas yang baik, harus juga memperhatikan suasana kerja. Beberapa tanda tidak siap menjadi wirausaha misalnya tidak memiliki motivasi diri, tidak siap tertekan.

Ketiga, ETIKA BISNIS dibawakanRm. F.A. Teguh Santosa. Pr.  Kekuatan bisnis katolik mengutamakan pada proses cara berbeda dengan misalnya islam dan protestan yang berfokus pada hasil. Oleh karena itru bisnis katolik cenderung lamban pertumbuhannya karena moralnya menjadi kuat. Bisnis global cenderung tidak ada proses negosiasi berbeda dengan kultur Indonesia yang sangat kuat dengan negosiasi. Peengusaha katolik jangan menjadi hamba uang. Etika bisnis muncul karena banyaknya pelaku bisnis yang tidak berjalan dengan baik. Bisnis tanpa moralitas merupakan penjajahan atau eksploitasi terhadap manusia itu sendiri. Jika dilihat dari sejarah, bisnis itu pada dasarnya adalah tidak baik karena menipu bahkan dalam perjanjian lama seperti Amos, Yesaya, Mikha banyak mengkritik hal tersebut.

Pandangan kristiani memandang kekayaan sebagai berkat namun orang kaya diminta untuk memperhatikan janda dan yatim piatu. Bisnis di dalam sejarah gereja di tolak karena esensi  dari bisnis adalah profit (keuntungan). Gereja katolik saat ini menerapkan konsep bisnis dengan pemikiran Thomas Aquinas, dimana sekurang-kurangnya dipandang sebagai “tidak ada keberatan” atau “tidak berdosa” bila orang mencari keuntungan. Sehingga  muncul pemandangan baru bahwa bisnis adalah usaha untuk membangun kesejahteraan dan kebersamaan.  Minimal bisnis itu tidak kotor atau tidak mempraktekkan hal-hal yang kotor. Tujuan bisnis bukanlah berbuat amal atau altrui. Bisnis adalah untuk mencari keuntungan tetapi bukan dengan cara menipu, manipulasi, atau merugikan orang lain. Tindakan seseorang ditentukan oleh tiga hal menurut St. Thomas Aquinas: Motivasi, tindakan itu sendiri, dan efeknya. Jadi dalam berbisnis, pertama sekali harus menanyakan  hati nurani kita: apa motivasi kita?

Landasan orang katolik berbisnis adalah pemikiran St. Thomas Aguinas: 1) Apa yang diperbuat tangan kanan, jangan dilihat tangan kiri, 2) cintailah Tuhan dan sesamamu dengan segenap hatimu, dan 3) apa yang tidak ingin diperbuat bagimu, jangan perbuat hal itu bagi orang lain.

Terakhir adalah Spiritualitas Laudato Si yang dibawakan oleh  Rm. In Nugroho Budisantoso, M.Hum., SJ. Judul “laudato si” berasal dari doa pujian santo fransiskus Asisi. Sekarang diaplikasikan dengan mengikuti pendekatan “see, judge, act”. Dialamatkan kepada semua orang yang berkehendak baik, mengacu pada ajakan paus yohanne paulus II mengenai “pertobatan ekologis” dan berfokus pada ekologi integral. Paus Fransiskus menggugat ideology teknokratis, antroprosentrisme dan konsumsi berlebih yang mendegradasi kehidupan. “bumi, rumah kita, mulai makin terlihat sebagai sebuah tempat pembuangan sampah yang besar” (#21), “kita tampaknya berpikir bahwa kita dapat menggantikan keindahan yang tak tergantikan dengan sesuatu yang kita buat sendiri” (#34), “tetapi hari ini kita mau tak mau harus mengakui bahwa pendekatan ekologis yang sejati selalu berupa pendekatan sosial, yang harus mengintegrasikan soal keadilan dalam diskusi lingkungan hidup untuk mendengarkan jeritan bumi maupun jeritan kaum miskin” (#49). Paus mengatakan bahwa dimana ada persoalan kerusakan alam disitu juga persoalan manusia dan sebaliknya.

Tiga langkah: bertolak daru konteks aktual (experience), membangun cara pandang baru (reflection), memulai perubahan radikal (action). Kita harus mengubah cara pandang dari egosentrisme menjadi ecosentrisme. Perubahan radikal dapat dilakukan dengan dialog (agama dan ilmu) dan transparansi dalam aneka arena keterlibatan demi kehidupan.  Spiritualitas berakar pada keyakinan akan rahmat allah dalam hidup dan aktivitas manusia (tahu, mau dan mampu), dan pertobatan ekologis.

Entrepreneur dalam membangun “home for all” dengan tiga hal: seeing the reality, speaking the opinion, dan starting the deed.

 

hal. 1  2  3  4  5  ...  25
© 2024 - Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma Yogyakarta