<< WEB USD

BERITA KEGIATAN

Seminar Artificial Intelligence (AI) Dalam Dunia Pendidikan
Magister Manajemen | 39 14 September 2023
Seminar Artificial Intelligence (AI) Dalam Dunia Pendidikan :: Magister Manajemen
Seminar
Artificial Intelligence (AI) Dalam Dunia Pendidikan
Penulis: Aloysius Dhimas Trikurnian, Mahasiswa PRP 2022.

Sebagai penutup dalam rangkaian orientasi studi mahasiswa baru magister manajemen tahun akademik 2023/2024, pada hari Senin, 4 September 2023 pukul 10:00 sampai dengan pukul 12:30, diadakan sebuah seminar yang sangat terkini yaitu tentang Artificial Intelligence (AI) khususnya dalam dunia pendidikan yang disampaikan oleh pembicara Romo Drs. Hari Suparwito, S.J., M.App.IT.

Materi yang dipaparkan oleh romo Hari mengacu pada buku yang ditulis oleh Russell, S., & Norvig, P. yang mengatakan bahwa Artificial Intelligence (AI) adalah kecerdasan buatan mengacu pada pengembangan sistem komputer yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Kecerdasan buatan melibatkan berbagai subbidang seperti mesin pembelajaran, pemrosesan bahasa alami, dan pengenalan komputer. Apakah kalkulator itu merupakan AI atau tidak? ternyata hal ini masih diperdebatkan sampai saat ini, memang kalkulator menggantikan manusia untuk menghitung tetapi kalkulator tidak mendapatkan data yang mereka dapatkan sendiri, data masih dimasukkan oleh manusia. Apakah jam tangan kita yang digital ini juga termasuk dalam AI? bisa dijawab dengan pengertian AI yang tadi sebelumnya kita bahas.

Russell, S., & Norvig, P. membuat sebuah diagram yang sederhana, arsitektur dari AI dimana kalau kita mau melihat sebuah sistem itu disebut AI atau tidak, mulai dari lingkungan (environment) di sekitar kita, lalu ada agen (agent), dari situ ada 3 hal yang harus dilakukan oleh si agen agar dapat disebut sebagai AI, yaitu ada persepsi (perception), kognisi (cognition), dan aksi (action). Persepsi berarti kita diminta untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan data dari environment. Dalam agen itu ada sensors (yang menerima) dan juga actuators (yang memberikan), itu semua ada di dalam aksinya.

Russell, S., & Norvig, P. mengidentifikasikan atau mengklasifikasikan human intelligence menjadi tiga level, level pertama (searching), level kedua (knowledge, reasoning, dan planning), lalu level ketiga (learning, perceiving, dan communicating). Kalau sebuah sistem itu mampu melakukan ketiga level itu, dia disebut sebagai AI, karena itulah kecerdasan manusia yang dibuat oleh manusia untuk ditanamkan pada sebuah sistem.

Sejarah AI yang pertama sudah ada sejak tahun 1950, seorang Alan Turing menggagas sebuah tes yang mengandaikan 3 level manusia yang sudah dijelaskan sebelumnya, lalu pada tahun 1956 John McCarthy memperkenalkan AI, tahun 1964 oleh Joseph Weizenbaum ada yang disebut dengan chatbot, tahun 1997 Garry Kasparov dikalahkan ketika bermain catur, tahun 1999 Sony meluncurkan robot anjing peliharaan pertama, hingga tahun 2022 ChatGPT tersedia untuk uji coba publik. Jika dilihat dari perjalanan sejarah AI, itu rupanya AI mempunyai beberapa komponen, yaitu deep learning, neural network, natural language processing (NLP), computer vision, cognitive computing, dan machine learning. Teknologi dibalik AI, mau tidak mau AI berakar pada ilmu komputer (computer science) dan bergantung pada teknologi canggih seperti jaringan neural, analisis big data, dan komputasi cloud. Teknologi-teknologi ini memungkinkan sistem AI untuk memproses data dalam jumlah besar dan belajar dari pola dan pengalaman. Diawali dari data apapun lalu diproses (image recognition, speech to text, text to speech, etc) dan lalu kemudian dia akan menjadi sebuah AI. Dibalik AI itu hal yang paling penting disebut dengan machine learning, karena hal ini merupakan aspek kunci dari AI yang memungkinkan sistem untuk belajar dan berkembang dari pengalaman tanpa harus diprogram secara eksplisit. Hal ini melibatkan algoritme yang secara otomatis mendeteksi pola, membuat prediksi, dan terus beradaptasi berdasarkan data baru. ini yang membuat si robot atau apapun sistem itu belajar, dia belajar dalam dirinya sendiri. Ahli AI di dunia ini sepakat jika ada 3 tipe Artificial Intelligence (AI), yaitu ada tahap pertama Artificial Narrow Intelligence (ANI), tahap kedua Artificial General Intelligence (AGI), dan tahap ketiga Artificial Super Intelligence (ASI). Saat ini berada di posisi tahap 1,5 belum sampai tahap 2, itu pun baru di tahun kemarin ketika ada yang disebut sebagai Generative Artificial Intelligence (GAI).

Apakah Artificial Intelligence (AI) itu bad or good? Altman, sebagai orang yang membuat ChatGPT mengatakan bahwa “I agree that strong AI is AI that has huge cybersecurity risks, and I think we could reach true AGI within the next decade, so we have to take those risks very seriously”. Menjadi pertanyaan besar bagi kita untuk bagaimana kita bisa mengatur AI yang semakin lama semakin masuk ke dunia pendidikan. Kita tidak bisa menghalangi para murid untuk tidak menggunakan AI. Pertanyaan berikutnya adalah apakah AI akan menggantikan pekerjaan kita khususnya menggantikan seorang guru? jawabannya bisa iya bisa tidak. Selanjutnya romo Hari memutarkan sebuah video yang menceritakan tentang bagaimana sebuah AI tidak bisa menggantikan peran seorang guru, John Spencer mengatakan bahwa “The key thing personalized learning AI cannot replace teachers, AI will not replace teachers, teaching is a human endeavor, collaboration, relationships, curiosity, creativity, empathy, understanding, things that teachers do every single day”.
 
Untuk melihat rekaman seminar tersebut silahkan  klik Video lengkap:
lihat berita Magister Manajemen lainnya>>
hal. 1  

Kontak Kami

Sekretariat FE USD
Universitas Sanata Dharma,
Jl. Affandi, Mrican, Caturtunggal, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY 55281
E-mail: fe@usd.ac.id
Telp: (0274) 513301 ex 1309
WA: 081328666553