Universitas Sanata Dharma : www.usd.ac.id

Universitas Sanata Dharma

Biro Personalia

HomeProfileBeritaAgendaFasilitasLowongan KerjaDownloadSOPRenstraGalleryKritik Saran

 BERITA

Dosen Sanata Dharma Raih Gelar Doktor di UGM .
Purna Tugas Bukan Berarti Purna Karya .
Serah Terima Berkas Kepegawaian dari Biro Personalia Ke Poltek USD .
DAFTAR ISTILAH YANG DIPAKAI DALAM BUKU POKOK KEPEGAWAIAN .
Pertanyaan mengenai jam kerja di Indonesia .
Lingkaran Setan Engagement dan Produktivitas .
KUMPULAN INFO PENTING UNTUK DOSEN .
Pelantikan Pejabat di Lingkungan Universitas Sanata Dharma .
Informasi Beasiswa Fullbright dari AMINEF .
Form Review Karya Ilmiah .
hal. 1  2  3  4  5  ...  6
Lingkaran Setan Engagement dan Produktivitas
27 February 2012
Lingkaran Setan Engagement dan Produktivitas :: Biro Personalia


Riset sudah memastikan hubungan erat antara karyawan yang tinggi keterlibatannya (engaged) dengan perusahaan yang menguntungkan. Namun hingga kini para periset masih belum bisa menentukan yang mana yang duluan: engagement atau produktivitas.

Hubungan "telur atau ayam" ini setidaknya dilaporkan oleh tiga survey belum lama ini, oleh Gallup, Towers Watson, dan Hay Group.

Dalam wawancara terhadap 7.000 orang pekerja Amerika di penghujung tahun 2010 dan awal 2011, Gallup Washington menemukan bahwa karyawan yang terlibat dalam pekerjaannya akan dua kali kemungkinannya (43%) dibandingkan yang tidak terlibat aktif (21%) untuk melaporkan bahwa organisasinya sedang merekrut.

Sementara itu, pekerja yang tidak terlibat secara emosional dengan pekerjaan dan tempat kerja (sekitar 30 persen) akan jauh lebih cenderung melaporkan bahwa perusahaan sedang melakukan PHK dibanding mereka yang lebih terlibat (13 persen).

Index keterlibatan karyawan dari Gallup diperoleh berdasarkan jawaban pekerja pada 12 unsur di tempat kerja yang berhubungan dengan hasil kinerja, seperti produktivitas, layanan pelanggan, kualitas, retensi, keamanan, dan profit.

Tetapi apakah karyawan yang terlibat yang menciptakan lingkungan kerja yang menguntungkan (sehingga rekrutmen aktif) atau sebaliknya, produktivitas dan aktivitas merekrut dari sebuah perusahaan yang sukses yang menciptakan keterlibatan (engagement)?

Patrick Kulesa dari Towers Watson New York menyebut fenomena engagement dan kinerja ini bagaikan "lingkaran setan."

Kulesa menemukan bahwa keterlibatan sales managers didorong oleh kepemimpinan yang kuat dan peluang karir yang besar serta pemberdayaan. Hal itu mendorong sales manager yang terlibat itu untuk melakukan lebih banyak untuk mendapatkan kesuksesan, misalnya menambah staff, mempromosikan pemimpin lebih cepat, dan menyiapkan lebih banyak pemimpin pada jalurnya.

Pada saat yang sama, hasil penjualan dan produksi yang lebih tinggi berkorelasi dengan keterlibatan yang lebih tinggi, stabilitas dan bonus, dan hal-hal tersebut menambah tingkat keterlibatan, yang kemudian berkorelasi dengan aktivitas pendorong sales yang semakin tinggi.

"Dan begitulah lingkaran setan itu berputar terus," kata Kulesa seperti dikutip dari Human Resource Executive Online.

Penulis buku "Linking Sales Manager Engagement and Performance: Chicken or Egg?" itu yakin bahwa perusahaan dengan kinerja dan keterlibatan yang lebih tinggi akan lebih berhasil mempertahankan karyawan terbaiknya, lebih baik dalam merekrut orang yang tepat untuk mengisi kebutuhannya, lebih baik dalam mengembangkan orang-orang sesuai potensinya, dan akan lebih kompetitif dan inovatif dalam menciptakan produk, lebih efisien, dan dapat merespon dengan lebih baik terhadap perubahan di pasar.

Tetapi banyak juga organisasi yang membuat penghalang pada terciptanya keterlibatan dan kinerja, kata Mark Royal dan Tom Agnew, konsultan senior Hay Group Insight, divisi riset karyawan dari Hay Group Philadelphia. Hal ini disampaikan dalam buku mereka yang akan segera terbit, The Enemy of Engagement: Put an End to Workplace Frustration.

Mereka menulis bahwa komitmen seorang karyawan yang terlibat akan tersia-siakan bila manajer dengan tidak berhati-hati menempatkan mereka pada posisi yang tidak mengembangkan potensi mereka dan tidak memberi mereka dukungan di tempat kerja yang mereka butuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka.


"Frustrasi di tempat kerja adalah musuh engagement," demikian tulis mereka.

Meminimalkan frustrasi membutuhkan manajemen yang baik, menurut Gallup: Organisasi harus menjelaskan ekspektasinya, memberi pekerja tools yang mereka butuhkan, mengakui hasil kerja mereka, mendorong pengembangan mereka, membantu mereka terlibat dalam tujuan organisasi yang lebih besar, dan mengukur serta mendiskusikan progress mereka.

Dalam ekonomi hari ini, Kulesa menambahkan, organisasi semakin butuh untuk mendapatkan semakin banyak dari karyawannya, karena itu memahami bagaimana meng-engage mereka dan apa yang mendorong engagement adalah sesuatu yang semakin penting.

Sumber : http://www.portalhr.com