Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki pesona dan daya tarik yang khas. Kaum muda dari berbagai penjuru tanah air bahkan berbondong-bondong datang ke kota ini untuk bersama-sama belajar dan menimba ilmu. Hal inilah yang membuat Yogyakarta juga dijuluki sebagai kota pelajar. Akan tetapi, julukan kota pelajar yang disematkan pada Yogyakarta seakan sirna ketika kita berjalan dan memperhatikan di sudut-sudut kota, tembok-tembok bangunan dan tiang-tiang listrik yang penuh dengan coretan, poster sampah dan berbagai macam bentuk vandalisme yang sama sekali tidak mendidik. Yogyakarta seperti tidak dapat mencerminkan dan mencontohkan bagaimana layaknya sebuah kota pendidik.
Keprihatinan tersebut menjadi dasar bagi para mahasiswa Universitas Sanata Dharma (USD) dalam menyelenggarakan kegiatan "Gerakan Aksi Bersama Sanata Dharma Peduli Lingkungan". Gerakan ini bertujuan mendidik dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari sampah-sampah visual yang memperburuk wajah Yogyakarta. Bersama dengan mahasiswa, Rektor Universitas Sanata Dharma, Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. juga ikut bersama-sama bergotong royong membersihkan sampah visual dan vandalisme yang menghiasi berbagai sudut kota. Aksi ini merupakan sebuah simbolisasi bahwa USD menentang vandalisme.
Kegiatan bersama ini dilaksanakan Sabtu (7/11) mulai pukul 07.00 dengan peserta mahasiswa yang terdiri dari Panitia Fesadha, folunteer, dan Rektor USD. Pak Eko demikian Rektor USD sering disapa, membuka acara dengan sambutan yang memotivasi para mahasiswa untuk mengedepankan semangat melayani. Pak Eko juga mengungkapkan kita sebagai kaum muda haruslah menjaga dan membentuk lingkungan sehingga lingkungan membentuk karakter kita.
Aksi bersama ini juga merupakan bagian dari serangkaian acara dalam rangka perayaan Dies USD yang ke-60 dan sebagai puncak acara Festival Sanata Dharma. Tepat pada pukul 09.00 WIB, seluruh peserta aksi bersama berpencar ke beberapa tempat di Yogyakarya seperti Jembatan Janti, Jalan Gejayan, Seturan, dan beberapa daerah lain untuk bersama-sama membersihkan sampah, poster yang menempel di dinding dan mengecat kembali tembok-tembok yang dicoret oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, para peserta aksi bersama juga membagikan dan membuat tempat sampah di beberapa titik yang benar-benar membutuhkan karena masih kotor dan masyarakatnya masih kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Semua acara ini juga berhasil dengan baik berkat bantuan dan kerja sama dengan pemerintah kota Yogyakarta, Satpol PP, dan TNI
Rektor USD juga mengungkapkan bahwa kegiatan aksi bersama ini merupakan langkah awal yang nantinya akan dilanjutkan dengan festival dan lomba mural. Sebenarnya di balik perlombaan mural, aksi bersama ini mengajak para insan pendidikan yang ada di Yogyakarta untuk berpartisipasi sehingga mereka tidak perlu mencoret-coret dinding ataupun menciptakan sampah-sampah visual di Yogyakarta, melainkan mereka dapat menyalurkan bakat dan dorongan mereka tersebut untuk kegiatan "mencoret-coret" hal yang positif. Mereka dapat menyalurkan aspirasi, keresahan, dan opini mereka lewat festival dan lomba mural yang akan diadakan oleh USD. (TKAP)sabung ayam onlinescatter hitamSabung Ayam Online