USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Fakultas Sastra USD Rayakan Dies Natalis ke-29: “Sastra dan Transformasi Digital”

diupdate: 2 tahun yang lalu






Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma (USD) pada tanggal 26 April 2022 merayakan Dies Natalis ke-29 dengan tema “Sastra dan Transformasi Digital”. Perayaan yang digelar di Ruang Koendjono, Kampus 2 USD dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Fakultas Sastra USD ini dibuka oleh Dr. Gabriel Fajar Sasmita Aji, M.Hum selaku Ketua Panitia.

Kemudian Dekan Fakultas Sastra USD, Dr. Tatang Iskarna menyampaikan beberapa laporan Fakultas Sastra yang berpijak pada Renstra sebagai sarana monitoring evaluasi tahunan. Beliau juga merangkum pencapaian-pencapaian yang telah dicetak Fakultas Sastra selama 29 tahun; penerbitan buku oleh mahasiswa, alumni, dan dosen; Internasionalisasi; pembukaan program S2; serta pengumpulan berbagai jurnal di situs-situs bergengsi seperti JOLL, Sinta, dan Abdimas Altrius. Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut, merupakan perwujudan dari visi misi Fakultas Sastra yang setia pada pedagogi Ignasian, saling bersinergi, berkolaborasi, dan mengintegrasikan Tridharma. Renstra tersebut merupakan fondasi penting dalam kemajuan Fakultas Sastra. Di akhir laporannya, Dr. Tatang Iskarna mengajak Fakultas Sastra USD untuk membawa paradigma baru dalam menjalankan tridharma dalam masa pandemi Covid-19. “Hal ini bisa kita jadikan peluang bukan ancaman, peluang untuk bersinergi, berinovasi serta beradaptasi”, tutupnya.

Fondasi dan cita-cita yang disebutkan Dr. Tatang Iskarna didukung Dra. A.B. Sri Mulyani, M.A., Ph.D dengan orasi ilmiah berjudul “New Media, Residualitas, dan Transisi Pergantian Abad”. Beliau memulai orasi dengan menceritakan peran sastra dan sastrawan pada abad ke 19, khususnya era Victorian. Permasalahan Victorian yang kompleks agama, sains, politik, dan ekonomi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan masalah sosial dan keterasingan, menciptakan kesenjangan. Perubahan dan perkembangan pada masa itu dilihat sebagai arena pertarungan kekuasaan serta sarana negosiasi untuk masyarakat kelas atas.  Melihat permasalahan tersebut, Alfred Tennyson seorang poet, mewakili penulis Victorian dan mengguratkan Victorian spirit untuk berusaha mendamaikan semua permasalahan, gesekan kapitalisme dengan tenaga kerja maupun konflik antara agama dan ilmu pengetahuan.

Mengenai sudut pandang dunia digital, Dra. A.B. Sri Mulyani, M.A., Ph.D mengutip ide Stein mengenai composition as explanation: bahwa komposisi selalu memiliki awal, tengah, dan akhir. Bagaimana komposisi tersebut menjadi penjelasan, bergantung pada sudut pandang masing-masing persona dan generasi. “Para ahli mengidentifikasi lack and gap antara yang kita lihat dengan apa yang kita pikirkan. Ini menjelaskan apa yang kita alami dengan aspek digital, cara pandang dan cara pikir generasi non-digital tetap mengacu pada pandangan lama,” jelas Dra. A.B. Sri Mulyani, M.A., Ph.D. “Generasi digital telah menganggap kegiatan audio visual sebagai bagian dari membaca, sementara kita (generasi non-digital) masih belum melihatnya sebagai kegiatan membaca yang sah. Contohnya, ketika mahasiswa menonton film untuk memahami novel dan drama, sedangkan kita para dosen menginginkan teman-teman membaca naskah asli,” tambahnya.

Lalu, bagaimana sastra dapat berperan dalam masalah kesenjangan dan jarak digitalisasi masa kini? Sastra tidak lagi dilihat sebagai medium untuk menyuarakan konflik sosial dan budaya saja, namun juga menjadi corong bagi yang tersingkirkan sehingga dapat menikmati kesetaraan dalam digitalisasi. Dra. A.B. Sri Mulyani, M.A., Ph.D dalam penutup orasi ilmiahnya menambahkan, “tentu ini menjadi impian yang tidak mudah dicapai. Meski demikian, sastra telah mengajarkan bagaimana harapan akan dapat tercipta dalam setiap tantangan yang ada. Semoga kita yang bergerak dalam bidang sastra, bersuara dalam digital, tidak akan lupa dengan suara-suara mereka yang tersingkirkan, membangun dunia yang setara dan demokratis.”

Acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan kepada 6 mahasiswa berprestasi di bidang akademik dan non-akademik. Selepasnya, Wakil Dekan Fakultas Sastra Anna Fitriati, S.Pd., M.Hum. memaparkan upaya nyata Fakultas Sastra dalam digitalisasi. “Kami memperbaiki sistem tata kelola media digital serta melakukan optimalisasi media digital untuk mengenalkan Fakultas Sastra. Bersama dengan BAPSI, Fakultas Sastra juga melakukan peremajaan website agar semakin segar, menarik, dan mudah diakses di berbagai media.” Sebelum ditutup, acara dimeriahkan dengan sajian seni dari para mahasiswa dan perwakilan dosen Fakultas Sastra, serta berkat penutup meriah untuk memberkati langkah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma selanjutnya.

(AWAS & TBLTS)

  kembali