USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

The Pandemic Imagination: Reading and Teaching Language and Literature in Time of Crisis

diupdate: 2 tahun yang lalu




Mahasiswa Kajian Bahasa Inggris (KBI) Universitas Sanata Dharma (USD) mengadakan The 10th Graduate Students Conference (GSC) pada hari Sabtu (6/11). Konferensi ini dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom dan disiarkan langsung dari kanal YouTube Humas USD. Konferensi dengan tema “The Pandemic Imagination: Reading and Teaching Language and Literature in Time of Crisis”  ini dihadiri 21 presenter, 37 peserta, dan tamu dari banyak institusi dari Indonesia dan Filipina.

Ketua GSC 2021 yaitu Yohanes Widiasmoro menyampaikan bahwa situasi pandemi ini sudah memaksa kita untuk beradaptasi dengan cepat untuk menjaga kesehatan saat melakukan aktivitas. Seperti dalam hal pendidikan semuanya harus dilakukan di rumah dan melakukan aktivitas mengajar secara online.

Bapak Paulus Sarwoto, Ph.D. selaku Ketua Program Studi KBI USD, berkata bahwa dalam situasi pandemi ini, proses belajar mengajar juga berbeda. “Pandemi sepertinya tidak akan pernah berakhir tetapi akan berubah menjadi endemic. Maka dari itu, kita harus bersama-sama mengantisipasi cara belajar dan penelitian kita di masa depan,” ucapnya. Beliau berharap dengan adanya konferensi ini, semua peserta diharapkan mampu untuk belajar bersama-sama.

Dr. Willy A Renandya, sebagai pembiacara utama dalam konferensi,  merupakan salah satu pengajar yang ada di Univeritas Nanyang di Singapore, beliau menyampaikan presentasinya dengan judul “Why Extensive Reading and Listening Is Good for You”. Di awal presentasi beliau menyampaikan bahwa membaca dan mendengarkan ekstensif adalah cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan. Mambaca dan mendengarkan ekstensif akan membaut siswa dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris atau bahsa lainnya. Dalam presentasi Dr. Willy menyampaikan bahwa membaca dan mendengarkan ekstensif menyenangkan dan sangat penting bagi siswa. Membaca dan mendengarkan secara ekstensif tidak membaca secara detail dan membuat siswa stres, tetapi membaca informasi dengan cepat dan menemukan poin penting. “Membaca dan mendengarkan secara ekstensif membuat siswa dapat merasa nyaman untuk membaca dalam waktu yang lama,” ujar Dr. Willy. Hal ini karena buku yang dibaca memiliki bahasa, konten yang menarik untuk diselesaikan dalam waktu yang singkat. Pemilihan buku juga tidak harus dalam paksaan guru atau orang lain agar siswa mau melakukannya dengan senang hati dan kuantitas yang luas menjadi poin yang paling penting dalam membacan dan mendengarkan secara ekstensif. Beliau mengatakan bahwa ada 3 keuntungan yang didapat dari membaca dan menderngarkan secara ekstensif yaitu linguistik, siswa akan mendapatkan kosa kata yang baru atau struktur teks yang mereka dapatkan. Yang kedua yaitu koknitif pengetahuan tentang dunia bagaimana cara berfikir dan kemampuan pemahaman bagi  siswa. Yang terakhir yaitu afektif tentang bagimana siswa dapat menemukan kesenanagan dan kenyaman dalam membaca dan mendengarkan secara ekstensif.

Konferensi dilanjutkan dengan sesi pararel yang terbagi menjadi enam ruangan. Pembagian sesi pararel ini dibagi berdasarkan dengan sub-tema dalam konferensi, yaitu 1) Language Teaching Admist the Pandemic, 2) Technology for Language Learning and Language Teaching Admist the Pandemics, 3) Language and Pandemic, dan4) Literature and Crisis.

(YAE & MHH)

  kembali