USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Sarasehan Budaya Jamunya Rakyat Kecil: "Andum Slamet"

diupdate: 3 tahun yang lalu



Komunitas Sekar Nyentrik Ruang Kreatif Masyarakat Seni Gunung Kidul bekerja sama dengan Pusat Sejarah dan Etika Politik (PUSdEP) dan Program Magister Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma (USD) menyelenggarakan Sarasehan Budaya Jamunya Rakyat Kecil dengan tema "Andum Slamet". Sarasehan Budaya ini merupakan rangkaian acara dari kegiatan Paceklik Culture Festival III 2021, festival ini merupakan agenda tahunan yang berusaha memberikan ruang pertunjukan bagi seniman dan pelaku seni serta berbasis pada masyarakat khususnya di Gunungkidul. Tahun ini, sarasehan tersebut diadakan pada hari Senin, 4 Oktober 2021 secara daring melalui aplikasi Zoom dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kajian Budaya Sanata Dharma.

Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Komunitas Sekar Nyentrik yaitu Wawan Kurniawan, dilanjutkan sambutan dari KPH. Purbodiningrat, SE., MBA selaku Penasehat Forum Festival Yogyakarta dan Anggota Komisi A DPRD DIY. Secara khusus Paceklik Culture Festival III 2021 dibuka oleh Dr. Gregorius Budi Subanar, SJ selaku Ketua Program Studi S3 Kajian Budaya (Seni & Masyarakat) USD. Dr. Gregorius Budi Subanar, SJ memberikan pemahaman secara filosofis tentang tema sarasehan yang mengingatkan tentang ungkapan dalam teks tulis Jawa yaitu “Purwo Pada, Madya Pada, dan Wasana Pada”. Kemudian acara dilanjutkan Pertunjukan Wayang Beber dengan Lakon Damar Wulan oleh Ki. Hari A. Juwono ditayangkan secara langsung dari Vihara Jina Dharma Sradha diiringi oleh Pengrawit Anak didik homeschooling Kusalamitra. Selanjutnya doa bersama Lintas Agama yang dipimpin oleh Ahmad Wahyu Sudrajat (NU), Banthe Bhadra Palo (Vihara Jina Dharma Sradha), dan Payuwunan oleh Mba Mardi (Ketua Karawitan Satiyo Rini Girikarto).

Memasuki acara inti yaitu Sarasehan Budaya Jamunya Rakyat Kecil "Andum Slamet" dimoderatori oleh Pdt. Stefanus Iwan Listyantoro (GKJ). Sarasehan Budaya ini ingin mencoba melihat kegiatan atau praktik dari Komunitas Agama dalam memberikan kebahagiaan bagi masyarakat, khususnya dari Vihara Jina Dharma Sradha dan PHDI.

Banthe Bhadra Palo dari Vihara Jina Dharma Sradha, selaku pembicara pertama memaparkan mengenai praktik-praktik terkait dengan pendidikan, pertanian dan kebudayaan selama Pandemic ini. Terutama kelompok Vihara Jina Dharma Sradha membuat pendidikan homeschooling bernama Kusalamitra. Pada dasarnya Kusalamitra ini sama dengan pendidikan nasional namun lebih difokuskan pada proses praktikbelajar bersama, dengan mengutamakan pengetahuan skill yaitu bertani, karawitan, tari, batik, dan melukis. Sehingga harapannya setelah lulus anak-anak ini memiliki skill untuk bertahan hidup dan dapat berperan dalam kemajuan peradaban masyarakat.

Purwanto, M.Pd.H dari PHDI Gunungkidul, selaku pembicara kedua membahas mengenai situasi Pandemi Covid-19 ini menjadi evaluasi bagi kita bahwa upacara keagamaan, kegiatan seni, dan tradisi dapat ditampilkan dalam skala kecil atau ruang sempit. Karena di masa Pandemi-19 keselamatan menjadi hal yang paling. Dalam Susastra Wedha disebut tujuan manusia dalam agama Hindu yaitu “Moksartham Jagadhita Jagdamba” bagaimana kita bisa mencapai kebahagiaan rohani dengan memperdalam pengetahuan kerohanian yang memahami konteks ketuhanan dalam jiwa dan kesejahteraan jasmani.

(NGF)

  kembali