USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Student Round Table Discussion Dalam Rangka Perayaan 500th Pertobatan Santo Ignasius Loyola

diupdate: 3 tahun yang lalu




Asosiasi Perguruan Tinggi Jesuit di Asia Pasifik (AJCU-AP) pada tanggal 24 September 2021 menyelenggarakan kegiatan Round Table Discussion untuk mahasiswa dalam rangka merayakan 500 tahun pertobatan Santo Ignasius Loyola. Round Table Discussion untuk mahasiswa ini merupakan kegiatan pertama dari tiga serangkaian kegiatan.

Round Table Discussion untuk mahasiswa tersebut dirancang agar para mahasiswa universitas anggota AJCU-AP dapat menyuarakan ide, gagasan, usaha, dan perjuangan yang mereka miliki dalam melangkah untuk menentukan masa depan. Ini juga merupakan sebuah kesempatan bagi rektor, dekan, dan anggota fakultas untuk mendengarkan suara mahasiswa.

Kegiatan tersebut diikuti oleh empat belas universitas anggota AJCU-AP yang tersebar di Asia-Pasifik. Setiap perguruan tinggi mengirimkan satu tim mahasiswa sebagai perwakilan untuk menyuarakan ide dan juga usaha mereka saat menghadapi pandemi. Setiap tim diberikan waktu tujuh menit untuk menjelaskan bagaimana mereka menghadapi pandemi dengan menjawab tiga pertanyaan pokok yang sudah dipersiapkan oleh panitia dari AJCU-AP.

Doa Ignasian dijadikan sebagai pembuka kegiatan Round Table Discussion yang dipimpin oleh Sumit Choemue dari Xavier Learning Community Thailand kemudian dilanjutkan dengan pidato pembuka oleh Presiden Asosiasi Perguruan Tinggi Jesuit di Asia Pasifik (AJCU-AP), Bapak Johannes Eka Priyatma. Presentasi mahasiswa dibagi menjadi dua panel dengan waktu jeda sepuluh menit. Panel pertama adalah para mahasiswa dari Universitas Sophia Jepang, Universitas Ateneo de Manila Filipina, Universitas Ateneo de Cagayan Filipina, Universitas Katolik Fu Jen Taiwan, Ricci Hall Hongkong, Xavier Learning Community Thailand, dan Universitas St. Aloysius Gonzaga Myanmar.

Di panel kedua, Universitas Sanata Dharma mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan presentasi kemudian dilanjutkan oleh Instituto Sao Joao de Brito Timor Leste, Universitas Sogang Korea, Universitas Elisabeth of Music Japan, Universitas Ateneo de Davao Filipina, Universitas Ateneno de Zamboanga Filipina, dan ditutup oleh Myanmar Leadership Institute.

Tim mahasiswa Universitas Sanata Dharma diwakili oleh Agata Mustika Kusuma Dewi dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Imelda Fani Swastika dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Michelle Naomi Tosani dari program studi Farmasi, Nikolas Noel Ferdiansyah dari program studi Pendidikan Kimia, Sixtus Angga Pratama Mahardika dari program studi Bimbingan Konseling, dan Yeremias Awear dari program studi Pendidikan Agama Katolik. Dalam presentasinya yang diwakili Michelle dan Noel sebagai panelis tim menjelaskan mengenai kehidupan mahasiswa pada saat menghadapi pandemi dan mengusulkan gagasan cara menghadapinya. Di akhir presentasi, mereka menutup dengan sesi tanya jawab bersama peserta yang lain.

Melalui kegiatan ini, para mahasiswa dapat berbagi cerita selama pandemi dan juga saling menyemangati di masa sulit ini. Salah satu Mahasiswa Round Table Discussion dari Universitas Sanata Dharma, Yeremias Awear, menjelaskan bahwa dia menemukan beberapa hal menarik dan menginspirasi setelah mengikuti program ini. Yeremias menemukan kesamaan antara satu siswa dengan siswa lainnya dan juga program ini membantu siswa untuk belajar membangun kekompakan dan rasa hormat untuk memiliki rasa persaudaraan yang kuat. Peserta lain dari Universitas Sanata Dharma, Angga, mengatakan bahwa program ini membantunya meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya.

Pada sesi terakhir kegiatan ini, Angela Dominique dari Universitas Ateneo de Manila Filipina yang bertindak sebagai moderator menutup dengan memberikan kesimpulan dan saran. Angela menyimpulkan bahwa walaupun para mahasiswa menghadapi tantangan selama pandemi seperti kurangnya akses perangkat elektronik dan juga kegiatan belajar yang diganti menjadi daring tetapi mereka menemukan cara untuk mengatasinya melalui pengembangan diri.

Sejalan dengan kesimpulan tersebut, Angela memberikan beberapa saran kepada seluruh Rektor universitas anggota AJCU-AP yang diambil dari poin-poin presentasi guna memenuhi kebutuhan para mahasiswa di era pembelajaran yang baru ini. Angela mengajukan tiga saran menanggapi hal tersebut, yang pertama ditujukan kepada tenaga penagajar untuk memaksimalkan sumber daya visual dan berbagai aplikasi baru agar mahasiswa bisa lebih memahami pembahasan. Kedua, ditujukan kepada seluruh universitas anggota AJCU-AP untuk mempersiapkan ruang kelas luring untuk dapat mengakomodasi blended learning tetapi harus menjadi lingkungan yang membuat pembelajaran tetap konduktif sambil menjaga tindakan pencegahan Covid-19. Selain itu setiap universitas juga harus merumuskan sistem untuk mahasiswanya yang membutuhkan akses ke internet dan perangkat elektronik yang layak, serta pendampingan literasi digital. Terakhir, ditujukan kepada semua anggota yang merupakan formator bagi mahasiswa agar dapat mempertimbangkan untuk mengadakan kembali kegiatan seperti kunjungan lapangan yang dapat meningkatkan pembelajaran.

(DDJ & VF)

  kembali