USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Ngobrol Bareng Pelayanan Perpustakaan USD di Masa Pendemi

diupdate: 3 tahun yang lalu




Perpustakaan Universitas Sanata Dharma (PUSD) pada hari Rabu 24 Maret 2021 menyelenggarakan Ngobrol Bareng (NgoBar) dengan Tema Pelayanan Perpustakaan USD di Masa Pandemi Covid-19. Acara NgoBar ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting yang diikuti oleh perwakilan dosen, mahasiswa, dan staf Perpustakaan USD. NgoBar kali ini menghadirkan 4 narasumber yaitu Drs. Paulus Suparmo, SS., M.Hum. dan Nikodemus Suradi, S.IP sebagai wakil dari Perpustakaan USD, Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph.D sebagai wakil dari dosen, dan Alfonsa Vina Kanasya sebagai wakil dari mahasiswa. Acara  NgoBar dimoderatori oleh Francisca Rahayuningsih, MA.

Seperti kita ketahui bersama bahwa wabah pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah mengubah semua kebiasaan dan tatanan kehidupan di semua bidang tidak terkecuali perpustakaan. Banyak perpustakaan yang menutup layanannya karena koleksi dan sarana prasarana belum mendukung. Namun asosiasi internasional di bidang perpustakaan yaitu IFLA (International Federation of Library Associations and Institution) mengeluarkan pedoman bagi perpustakaan seluruh dunia untuk tetap memberikan layanan selama masa pandemi berlangsung. Perpustakaan sebagai unit penunjang dalam dunia pendidikan  harus menyediakan sumber informasi elektronik bagi kebutuhan pemustaka yang beraktivitas dari rumah secara online. Layanan perpustakaan yang semula dilakukan secara langsung, diubah menjadi layanan online untuk memperlancar dan memberikan kemudahan bagi pemustaka dan pustakawan. Pustakawan dituntut kreatif untuk menciptakan inovasi baru dalam memberikan layanan online kepada pemustaka.

Dalam paparannya Drs. Paulus Suparmo, SS., M.Hum. menyampaikan bahwa PUSD selama pandemi Covid-19 tidak pernah menutup layanan, namun pelayanan perpustakaan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Hal itu dilakukan sesuai sesuai Edaran Rektor USD yang diberlakukan selama pandemi Covid-19. Lebih jauh beliau menyampaikan bahwa PUSD hanya mengurangi waktu pelayanan yang biasanya dilakukan selama 13 jam menjadi 8 jam sehari, mengurangi jumlah meja-kursi baca agar tercipta physical distancing, tidak memberlakukan denda keterlambatan buku yang dipinjam tahun 2020, melayani peminjaman dan pengembalian buku melalui jasa transportasi online/pos, mengirimkan artikel via email/whatsapp, meningkatkan pemanfaatan sosial media, meningkatkan layanan online e-book dan e-journal yang dilanggan.

Sementara Nikodemus Suradi, S.IP menyampaikan bahwa layanan perpustakaan dibuka baik secara langsung maupun online. Beliau menyoroti tentang beberapa pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan secara langsung, yang kurang memiliki kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan. Pemustaka masih melepas masker, melakukan penambahan kursi sendiri, mengobrol dalam jarak yang sangat dekat walaupun rambu-rambu untuk menaati protokol kesehatan sudah terpasang di mana-mana. Meskipun selalu diingatkan oleh para pustakawan namun pelanggaran protokol kesehatan masih sering terjadi. Di akhir paparannya beliau juga memberikan catatan pinggir selama pelayanan di masa pendemi Covid 19 di antaranya adalah banyaknya pemesanan scan buku/jurnal, namun petugas scan kurang sigap dalam melaksanakan tugas ini. Selain itu beliau juga mengeluhkan respon pengguna ketika menghubungi PUSD via chat. Hal ini terjadi pada saat proses pelayanan peminjaman online. Beberapa pengguna yang mengajukan peminjaman buku melalui komunikasi chating  dan telah direspon oleh petugas, ketika dihubungi lebih lanjut  melalui  hp, pemesan tidak merespon, sehingga pelayanan tidak dapat dilaksnakan dengan cepat.

Pengguna perpustakaan unsur dosen dan mahasiswa diwakili oleh Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph.D dari Program Studi Psikologi dan Alfonsa Vina Kanasya mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Pada prinsipnya keduanya mengapresiasi kesigapan PUSD dalam memberikan pelayanan selama pandemi covid-19. Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph.D merasa sangat terbantu dengan layanan peminjaman koleksi melalui jasa transportasi online/pos dan pelayanan fotokopi online. Namun demikian beliau mengeluhkan terkait e-journal yang dilanggan PUSD belum dapat diakses dari luar jaringan internet kampus. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa selama pandemi covid-19 ini tidak bisa memanfaatkan perpustakaan USD secara maksimal, khususnya untuk mengajak mahasiswanya memanfaatkan koleksi fisik yang dimiliki PUSD untuk mendukung pengajaran. Sementara Alfonsa Vina Kanasya selain mengapresiasi layanan chat Perpustakaan USD yang dapat memberikan informasi setiap saat, juga merasa sangat senang karena PUSD membuka layanan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, sehingga membuat “nyaman dan tidak merasa takut tertular virus” walau di tengah pandemi Covid-19. Di akhir ceritanya, Alfonsa Vina Kanasya memberikan masukan agar sosial media PUSD dibuat menarik, aktif dan interaktif sehingga layanan yang ditawarkan PUSD sampai ke pengguna perpustakaan dengan baik.

Moderator NgoBar, Francisca Rahayuningsih, MA di penghujung acara menyampaikan bahwa pandemi memaksa perpustakaan untuk berubah, baik koleksinya, layananannya dan pustakawannya agar pelayanan dapat diberikan secara online mengikuti kondisi yang terjadi. Perpustakaan USD sudah mengupayakan layanan dalam bentuk offline dan online untuk pemustaka. Namun ternyata belum semua layanan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka. Pekerjaan besar bagi PUSD agar layanan perpustakaan yang disiapkan dapat menjangkau semuanya. Tentu tidak mudah hal ini dilakukan tanpa adanya kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan pustakawan.

(FR)

  kembali