USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Webinar Pusdema USD
“Tradisi Deliberasi Komunal dalam Masyarakat Lokal”

diupdate: 4 tahun yang lalu





Pusat Studi Demokrasi dan Hak-hak Asasi Manusia Universitas Sanata Dharma (Pusdema USD) mengadakan diskusi yang diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom dan dapat diakses secara umum. Acara yang diselenggarakan pada Sabtu (31/10) ini mengusung tema “Tradisi Deliberasi Komunal dalam Masyarakat Lokal”. Diskusi ini merupakan kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan Pusdema USD untuk membahas isu-isu mengenai Hak Asasi Manusia di Indonesia. Acara webinar ini menghadirkan dua pembicara yaitu; Dr. Yoseph Yapi Taum sebagai Dosen Fakultas Sastra USD dan Heronimus Heron sebagai Mahasiswa Program Studi Magister Kajian Budaya USD. Acara dimoderari oleh Brigida Intan Printina, M.Pd. yang merupakan Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah USD.

Webinar dibuka dengan sambutan Kepala Pusdema USD Dr. FX Baskara Tulus Wardaya, S.J., M.A. Kepala Pusdema USD yang sering disapa Romo Baskara ini dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengambilan tema “Tradisi Deliberasi Komunal dalam Masyarakat Lokal” karena memiliki konteks secara umum yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, Tetapi, konteks demokrasi tidak bisa dipakai untuk semua wilayah suatu negara. Maka dari itu, diskusi ini mengajak dua pembicara yang berasal dari luar Pulau Jawa. Romo Baskara mengajak para peserta untuk bersama-sama peka terhadap tradisi lokal masing-masing dalam konteks akademik. “Kita mencoba mendengarkan pandangan deliberasi komunal dalam konteks daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kalimantan Barat.” tutur Romo Baskara.

Pembicara pertama yaitu Dr. Yoseph Yapi Taum menjelaskan mengenai praktik-praktik deliberasi yang terjadi di masyarakat lokal khususnya daerah NTT yang sangat komunal. Dr Yapi juga menyebutkan bahwa daerah NTT dapat menjadi pusat daerah yang masyarakatnya toleran untuk dicontoh oleh daerah lain. Sementara itu pembicara kedua yaitu Heronimus Heron menjelaskan mengenai keadaan deliberasi dan komunal pada Suku Dayak khususnya daerah desa Sungai Utik, Kalimantan Barat. Heronimus Heron menyebutkan bahwa desa ini masih memiliki tradisi yang disesuaikan dengan filosofi dan nilai-nilai kemanusiaan, contohnya masih banyak praktik-praktik gotong royong (bepekat), demokratis antara kepala suku dengan warganya, dan masih banyak lagi. Di akhir acara, webinar ditutup dengan sesi tanya jawab dan ditanggapi oleh kedua pembicara.

(DB & MHH)

  kembali