USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Webinar Sanata Dharma Berbagi:
“Ketahanan Mental Menghadapi Aneka Risiko Pandemi”

diupdate: 4 tahun yang lalu



Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sanata Dharma (LPPM USD) kembali menghadirkan Webinar Sanata Dharma Berbagi pada hari Jumat, 21 Agustus 2020 bertajuk “Ketahanan Mental Menghadapu Aneka Risiko Kehidupan” oleh Fakultas Psikologi USD. Webinar ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Dr. Aquilina Tanti Arini; Febriana Ndaru Rosita, M.Psi, Psi.; dan Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi.; serta dimoderatori oleh Dr. Tjipto Susana.

Webinar kali ini diselenggarakan karena manusia pasti pernah menghadapi risiko dalam setiap lini kehidupan secara personal maupun sosial. Dalam webinar ini, pembicara pertama yaitu Dr. Aquilina Tanti Arini menjelaskan tentang ketangguhan mental dan sosial dari segi psikososial. Ia menjelaskan bahwa risiko merupakan probabilitas suatu peristiwa berbahaya akan terjadi. Risiko dapat dipengaruhi oleh pandangan hidup (worldview) yang berbeda-beda, tergantung prioritas yang dihadapi. Faktor-faktor yang dihadapi antara lain adalah faktor ekonomi, relasi, norma-norma tradisi, teknologi, dan Pendidikan. Pandemi ini menghasilkan pandangan hidup yang berbeda-beda. Maka dari itu, kita sebagai makhluk sosial harus benar-benar memahami bahwa setiap orang mempunyai prioritas pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kita memerlukan toleransi dan solidaritas sosial agar menjadi individu pribadi yang memiliki mental yang tangguh atau bisa disebut hardiness personality.Ciri-ciri pribadi yang memiliki kepribadian yang tangguh adalah memiliki komitmen untuk aktif terlibat, kontrol untuk meyakini bahwa kita memiliki kendali atas keberhasilan dan kegagalan, kemudian akan terus mengevaluasi, dan challenge bahwa perubahan itu adalah sesuatu yang normal dan bisa memberi kita kesempatan untuk berkembang. Secara singkat, Dr. Aquilina Tanti Arini menegaskan bahwa kita sebagai manusia harus bisa menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi risiko kehidupan. Pribadi yang tangguh bukan berarti abai terhadap lingkungan sosialnya, justru dapat membantu menciptakan lingkungan sosial yang tangguh pula.

Pembicara kedua yaitu Febriana Ndaru Rosita, M.Psi, Psi. berbicara tentang bagaimana kita dalam lingkungan Keluarga bisa tangguh. Dalam pandemi ini, terdapat tiga tantangan yang terjadi yaitu stres kesehatan baik menulari maupun ditulari, finansial, dan stres akibat perubahan aktivitas selama pandemi. Ia menjelaskan bahwa terdapat tiga kunci Keluarga tangguh menurut Walsh (2003), yaitu keyakinan dan harapan Keluarga bahwa permasalahan ini hanyalah sementara, pola komunikasi yaitu bagaimana Keluarga bisa fleksibel dalam menghadapinya dan beradaptasi, dan yang terakhir bahwa proses komunikasi dan penyelesaian masalah bahwa komunikasi antar anggota Keluarga harus jelas, terbuka mengekpresikan emosi, dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Ia juga menjelaskan bahwa terdapat sepuluh komunikasi positif, yaitu (1) melihat sisi positif anggota Keluarga, (2) kritikan pedas tidak akan membuat situasi menjadi lebih baik, (3) dengarkan, dengarkan, dan dengarkan. Kita perlu mendengarkan pembicaraan dari sudut pandang yang berbeda, (4) mendengarkan dan memahami, bukan menghakimi, (5) menyimpulkan terlebih dahulu yang kita dengarkan, kemudian baru sampaikan pendapat kita, (6) berbagi perasaan personal atau terbuka, (7) menyalahkan orang lain terus menerus dapat memperumit keadaan, (8) mencoba menerapkan beberapa alternatif solusi, (9) meminta bantuan pihak lain jika memang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, (10) saling menguatkan bersama-sama.

Pembicara ketiga yaitu Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi. berbicara tentang bagaimana memaknai hidup dalam menghadapi pandemi ini. Ia menjelaskan bahwa manusia bebas berkehendak. Manusia butuh untuk mencari makna. Dalam setiap peristiwa pasti memiliki makna. Manusia harus siap menghadapi penderitaan yang tak terhindarkan dan harus memiliki transendensi diri yaitu bisa memaknai peristiwa dengan cara yang bermakna pula.

(MHH & GSEP)

  kembali