USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

PBI USD Selenggarakan LLTC 2019: “Promoting Critical Thinking and Creativity in Language Learning”

diupdate: 4 tahun yang lalu




The 6th International Language and Language Teaching Conference
(LLTC) 2019 merupakan acara tahunan dari Program Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) bekerjasama dengan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris (MPBI) dan Kajian Bahasa Inggris (KBI). Acara ini berlangsung selama dua hari (29-30/11) di Ruang Seminar Driyarkara, Universitas Sanata Dharma (USD). Konferensi tahun ini bertemakan Promoting Critical Thinking and Creativity in Language Learning. Tema ini diangkat karena memiliki pikiran yang kritis dan inovatif adalah dua dari empat kemampuan yang diformulasikan oleh Partnership for 21st Century Skills (P21)yaitu Framework for 21st Century Learning Skills. “Berdasarkan penelitian, kedua kemampuan ini adalah karakter khas manusia yang tidak bisa digantikan oleh teknologi”, ujar Sumarni, M. Trans selaku ketua panitia LLTC tahun ini. LLTC juga mempunyai tujuan utama yaitu memberi kesempatan para dosen dan guru untuk berbagi riset penelitian dan gagasan mereka tentang pengajaran bahasa.

Konferensi ini mengundang empat pembicara utama yaitu Fan (Gabriel) Fang, Ph. D. dari College of Liberal Arts, Shantou University, China; Bradley Horn, Ph. D. dari Regional English Language Officer, U.S. Embassy Jakarta, Indonesia; Prof. Dr. Setiono Sugiharto dari Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Indonesia; dan Jayakaran Mukundan, Ph.D. dari Universiti Putra, Malaysia. Kemudian ada tiga plenary speaker yaitu  Dr. B. B. Dwijatmiko, M. A., F. X. Ouda Teda Ena, Ed. D., dan Henny Herawati, M. Hum. yang berasal dari USD, serta 89 presenter dalam sesi parallel yang berasal dari 43 institusi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Pada hari pertama (29/11), acara dibuka dengan penampilan seni tari oleh Pakat Dayak dan penampilan paduan suara oleh PBI Choir. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan penelitian oleh Fan (Gabriel) Fang, Ph. D. yang berjudul Developing Critical Language Awareness and Intercultural Literacy - A Case Study yang dimoderatori oleh Christina Kristiyani, Ph.D. Ia memaparkan bahwa kondisi di China adalah Bahasa Inggris harus memiliki standar seperti native speaker. “Pergilah keluar kelas dan ketahuilah bahwa grammar bukanlah satu-satunya cara untuk belajar Bahasa Inggris”, tutur Pak Fan. Kemudian acara dilanjutkan dengan tiga plenary spakers. Pembicara pertama adalah Dr. B. B. Dwijatmiko, M. A. dengan judul penelitian berupa Developing Students’ Critical Thinking with The Appraisal Theory yang dimoderatori oleh Dr. Emanuel Sunarto, M. Hum dan berlangsung di Ruang Seminar Driyarkara. Pembicara kedua adalah Henny Herawati, M. Hum. dengan judul penelitian From Language Learners to Creative Writers: EFL Students’ Potential and Practices yang dimoderatori oleh Dr. Antonius Herujiyanto, M.A. dan berlangsung di Ruang Koendjono.Pembicara ketiga yaitu F. X. Ouda Teda Ena, Ed. D. dengan judul penelitian Promoting Critical Thinking through Curriculum Tuning: English Education Department of Sanata Dharma University Experience yang dimoderatori oleh Drs. JB. Gunawan, M.A dan berlangsung di Ruang Kadarman. Acara dilanjutkan dengan presentasi dari pembicara pada sesi parallel yang terbagi di 10 ruangan.

Acara hari pertama kemudian ditutup dengan pemaparan materi dari pembicara utama yaitu Bradley Horn, Ph.D. yang berjudul Principles of Exemplary Teaching for The 21st Century yang dimoderatori oleh Veronica Triprihatmini, M.A. Beliau mengatakan bahwa sebagai guru Bahasa Inggris, mereka harus siap terhadap prinsipal pengajaran. “Mempromosikan pemikiran kritis di abad 21 ini agar siswa belajar berkomunikasi secara bebas dan mandiri “, ujar Pak Bradley.

Di hari kedua (30/11), pembicara utama yang ketiga yaitu Prof. Dr. Setiono Sugiharto memaparkan penelitiannya yang berjudul Straddling the Personal and the Academic: How Self in Academic Writing is Constructed in Contact Zone yang dimoderatori oleh FX. Mukarto, Ph. D . Dalam pemaparannya, ia menjelaskan tentang upaya penulis pemula dalam membuat tulisan akademik. Dalam penelitiannya, ia menggunakan sudut pandang zona kontak dan ia menyimpulkan bahwa menulis akademik tidak dapat lagi diperlakukan sebagai aktivitas yang bebas nilai dan otonom tanpa bias prefensial, identitas, kepercayaan, dan ikatan dengan kenyataan. Sebagai aspek identitas, kepenulisan tidak selalu stabil dan memiliki banyak konflik karena mengalami perubahan waktu yang dimotovasi oleh dinamika konteks sosial kepenulisan.Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi parallel dua dan tiga di 10 ruangan yang berbeda. Agenda yang terakhir, terdapat pemaparan makalah dari pembicara utama yang keempat yaitu Jayakaran Mukundan, Ph.D. yang berjudul Creativity Comes Within Teachers yang dimoderatori oleh Dr. Retno Muljani, M.Pd. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa guru harus paham terkait dengan karakterisitik untuk sadar bagaimana membuat kelas menjadi lebih kreatif.

Kegiatan ini diharapkan bisa menunjang tujuan tri dharma perguruan tinggi yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Apa yang diteliti oleh para presenter diharapkan bisa berguna dan dapat diaplikasikan di kelas (pengajaran) dan di masyarakat (pengabdian masyarakat)”, ujar Bu Marni.

“Keempat pembicara utama asik dan penjelasan pun menarik. Di sesi parallel, topik materinya menarik semua jadi bingung mau masuk di ruangan yang mana”, tutur Widya Utami selaku peserta LLTC.

(MHH & DM)

  kembali