Dari elektro, oleh elektro dan untuk elektro.
Suasana hall tengah Universitas Sanata Dharma, kampus III Paingan pada hari kamis 7 Mei yang lalu semakin panas. Panasnya suasana ditimbukan oleh semangat yang berkobar dari para peserta lomba Battle In Line yang diselenggarakan oleh prodi Teknik Elektro .
Peserta lomba yang terdiri dari Teknik Eleketro sendiri terdiri dari angkatan 2013 dan 2014 dengan 14 regu tim yang bertanding dalam arena hitam putih tersebut setelah satu bulan menjalani masa pelatihan yang diberikan sendiri oleh angkatan 2013.
Battle in line itu apasih ? nah, “battle in line” ini adalah lomba robot line follower yang setiap tahunnya diadakan oleh mahasiswa teknik elektro sendiri.” Battle in line” itu jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia artinya “pertempuran dalam garis”. Namun itu bukan lomba bertempur yang sebenarnya tapi maksudnya robot yang cepat sampai pada garis finish setelah melewati jalur arena yang dirancang berkelok-kelok. Dalam lomba ini, robot line follower ini bukan hanya di adu kecepatannya, tapi juga kemampuan sensor dan program yang dibuat dalam sebuah IC.
Lomba battle in line ini terdiri dari 2 babak penyisihan grup, 1 grup terdiri dari 3 tim yang telah diatur. Satu kali race berdurasi 180 detik dan setiap race terdiri dari dua robot yang akan START dari lintasan yang berbeda. Dalam lomba ini juga ada sistim cek point pada titik-titik tertentu. Tim yang menang pada grup akan masuk kedalam babak semifinal. Pemenang dalam suatu race adalah robot tercepat yang dapat mencapai garis finish setelah melewati setiap cek point. Garis atau jalur yang dibuat berkelok-kelok sehingga banyak tim yang gagal melewatinya. Walaupun banyak yang gagal melewati jalur dalam pertandingan dengan tepat dan cepat, namun tidak mematahkan semangat para peserta untuk ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut.
Dalam sebuah kompetisi pasti ada salah seorang yang unggul. Leonardus Sandy A. P. (2013) Adalah juara pertama dari lomba battle in line 7 mei yang lalu, dengan juara kedua yaitu tim dari robot yang diberi nama Zem-Bot, Vincensius Ervantrio Joni (2014) dan partnernya Yosua Ericson Pasaribu (2014). Dan Putra Agastya (2013) sebagai juara ketiga sekaligus juara desain yang innovatif.
Namun pemenang yang sebenarnya adalah semua tim yang ikut dalam pertandingan. Pemenang yang sejati adalah mereka yang mau berjuang dan percaya diri dalam melakukan setiap pekerjaannya dengan totalitas hingga akhir.
|
