USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Belajar Kesederhanaan dan Ketekunan dari Prof Kunjana dan Prof Anto



Jumat, 23 Februari 2024 mendatang dua guru besar baru Universitas Sanata Dharma akan dikukuhkan, yaitu guru besar bidang ilmu bahasa, Prof. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum dan guru besar dari bidang ilmu komputasi bergerak, Prof. Ir. Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. Sebelum kegiatan pengukuhan, tim reporter Humas USD berkesempatan untuk berbagi cerita dengan keduanya.
 
Prof. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., Kesederhanaan dan Ketekunan pada Cita-cita

x
 
Guru besar merupakan impian para seluruh akademisi mengenai pencapaian dalam jenjang karir. Tentu saja, untuk meraih pencapaian tersebut ada usaha yang perlu dikerahkan dan ditanamkan dalam diri seseorang. “Bertekun dan setia” menjadi suatu motto dalam hidup seorang dosen di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prof. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum yang kerap disapa ‘Bapak Kunjono’ (dalam dialek Jawa). Prof. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum menerima Surat Keputusan Kemendikbud mengenai kenaikan jabatan akademik sebagai Guru Besar Ilmu Bahasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada bulan November 2023. 
 
Prof. Kunjana mengungkapkan mengenai perasaannya bahwa ia sangat senang dan bahagia dalam prosesnya menjadi seorang akademisi. Namun, dibalik kesukacitaannya tersebut ia juga mengatakan ada rasa yang lebih besar, yaitu penuh syukur.

“Sebenarnya saya juga tidak merasa mampu untuk memiliki gelar profesor, tetapi karena anugerah dan kemurahan Tuhan saya bisa mendapatkan gelar profesor,”ungkapnya.
 
Prof. Kunjono menyadari bahwa dukungan keluarga sangat berperan besar atas prestasi-prestasi yang telah diraih termasuk dalam proses untuk meraih prestasi akademik dan juga mencapai guru besar ini. Ia juga mengungkapkan bahwa dukungan dari prodi sangat bagus. Para dosen sebagai rekan akademisi sangat mendukung sehingga memungkinkan dirinya untuk berkarya lebih leluasa dan bisa menghasilkan banyak karya, di samping dirinya mengajar. 

“Berkarya, meneliti, publikasi, dan sebagainya perlu upaya lebih dan dukungan dari teman-teman prodi, teman-teman fakultas, universitas sangat bagus.” ungkap Prof. Kunjana.
 
Menempuh pendidikan S1 bidang Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP Sanata Dharma, S2 bidang Sastra Indonesia dan Jawa di UGM, serta S3 bidang Ilmu Sastra di UGM tahun 1999, Prof. Kunjono memfokuskan dirinya untuk meneliti mengenai Pragmatik. Awal pendidikannya ia mengkaji mengenai pragmatik, khususnya mengenai pemakaian direktif/imperatif dalam bahasa Indonesia. Kemudian, mengembangkannya terus menerus dan setia pada penelitian pragmatik hingga saat ini ia menjadi profesor. Untuk saat ini penelitiannya sedang fokus pada pragmatik cyber.
 
Prof. Kunjono merasa bangga akan pencapaiannya yang ia raih. Ia merasa nilai ketekunan yang telah ditanamkannya sejak kecil menjadi hal yang paling berkesan. Nilai ketekunan yang ia buat sendiri dikembangkannya sejak masih kecil memiliki kesan yang sangat berharga dalam dirinya. 
 
“Sejak kecil di desa daerah Klepu, saya orangnya tekun belajar. Kadang kala ketika teman-teman sepermainan waktu masih kecil pada main, saya sudah membersihkan semprong (lampu duduk) jam 6 sore saya mulai duduk untuk belajar. Ternyata ketekunan yang saya lakukan sejak kecil, karena saya ditanamkan nilai tersebut oleh bapak dan ibu itu terus berlanjut hingga saya SMA, Kuliah terus berlanjut. Saya tekun belajar, tekun mengkaji, dan setia pada bidang ilmu saya.” ujarnya. 
 
Ketika S3 disertasinya mengenai pragmatik, sampai saat ini ia pun masih tekun untuk melakukan penelitian dan publikasi mengenai pragmatik. Tulisan-tulisan yang ada di jurnal, prosiding, dan buku-bukunya yang telah terbit, semuanya ada pada ranah pragmatik. Kesetiaan dan ketekunan pada bidang ilmu yang ditekuni membuahkan hasil. Namun, disamping dari ketekunan tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa peran Tuhan tidak bisa dinafikan, karena semuanya sebenarnya adalah anugerah dari Tuhan. “Karena Tuhan berkenan memberikan semuanya itu, maka semua menjadi mungkin.” tuturnya. 

Semangat akademisi yang dimiliki membuatnya tetap terus berpegang pada Tri Dharma untuk tetap bertekun dalam berkarya. Menurutnya, menjadi dosen itu tugasnya adalah Tri Dharma. Prof. Kunjana berpesan kepada rekan akademisi di Universitas Sanata Dharma untuk tetap mengutamakan Tri Dharma. Karena sebagai seorang pengajar, peran dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat adalah hal yang penting untuk diutamakan. Tri Dharma harus dilaksanakan secara seimbang.
 
“Teman-teman dosen diharapkan berorientasi ke sana sehingga lulusan Sanata Dharma ke depan menjadi lulusan-lulusan yang bagus karena mereka mendapatkan pajanan dari sang dosen yang banyak melakukan penelitian dan publikasi. Serta pengajarannya diintegrasikan dengan penelitian dan publikasi. Pengabdian kepada masyarakat juga merupakan realisasi dari penelitian dan publikasi” pesannya.

Prof. Kunjana juga menambahkan bahwa raihan guru besar ini memiliki kebermanfaatan bagi prodi dan universitas.

"Dengan adanya gelar guru besar ini, tentu saya ingin mengajak teman-teman prodi, jurusan, fakultas, dan juga teman-teman dosen universitas untuk bersama-sama segera berproses agar mendapatkan guru besar, karena dengan mendapat guru besar ini, kebermanfaatannya sangat besar baik bagi pribadi, pengembangan prodi (program studi magister pendidikan bahasa indonesia) sehingga sangat besar manfaatnya juga untuk universitas, saya kira akan sangat bagus jika universitas memiliki jumlah profesor yang sangat banyak," pungkasnya


*

Prof. Ir. Bambang Soelistijanto Ph.D., Dedikasi untuk Memperluas Cakrawala Ilmu

x
 
Memiliki gelar Profesor atau Guru Besar dalam bidang akademis merupakan dambaan para akademisi yang masih berkelana dalam dunia akademi. Meski demikian, memiliki gelar juga menjadi tanda bahwa harus siap dengan tanggung jawab yang membuntutinya. Sama seperti Prof. Ir. Bambang Soelistijanto Ph.D., atau akrab disebut sebagai Prof. Anto, pria kelahiran Purwodadi, 28 Juni 1967 yang meraih guru besar bidang ilmu komputasi bergerak.

Sebelumnya, beliau mengambil gelar sarjana di Universitas Gadjah Mada, jurusan Teknik Elektro. Setelah itu, pada tahun 2005 Beliau memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Delft University of Technology setelah mendapatkan beasiswa dari pemerintah Belanda, menggeluti bidang Electrical Engineering. Setelah dua tahun mengejar magisternya, beliau kembali menjadi dosen di USD pada tahun 2007 hingga 2014, beliau kembali menjadi dosen. Dalam mengejar gelar doktornya (Dr.) pada 2014 Prof. Anto mendapatkan beasiswa dari Dikti, melanjutkan belajarnya di Electronic Engineering di University of Surrey England, mengambil fokus mobile computing, atau lazim disebut komputasi perangkat bergerak. Beliau pada akhirnya meraih gelar Guru Besar setelah sembilan tahun Ia meraih gelar doktoralnya. 

Mimpinya dalam hidup bukanlah menjadi seorang profesor, melainkan keteguhan pada prinsipnya lah yang membuat beliau mendapatkan gelar profesor. Menurut beliau, pendidikan merupakan hal yang mahal namun penting untuk investasi jangka panjang dalam diri manusia.

“Dengan pendidikan, sekalipun hasilnya baru terlihat dalam jangka waktu yang cukup lama, namun manusia akan terus berkembang. Maka dari itu saya selalu menyemangati para teman, mahasiswa, serta tenaga didik lainnya untuk terus belajar. Kalau bisa jangan hanya berhenti di Universitas Sanata Dharma, teruslah mengeksplor hal yang disukai, teruslah perdalam ilmu yang dimiliki” ungkapnya.

Selama kurang lebih 24 tahun Prof. Anto sudah mengabdi di Universitas Sanata Dharma, merupakan pengabdian yang tidak mudah untuk dilakukan. Dari mulai menjadi Ketua Jurusan Teknik Informatika, Kepala Pusat Kajian Teknologi Informasi, dan Kepala Laboratorium Jaringan Komputer yang sekarang tengah diampu. Pengalaman profesi lainnya ialah menjadi pengulas berbagai jurnal internasional yang bereputasi seperti: IEEE Access, Journal of Computational Design and Engineering dari Oxford Academic, IEEE Transactions on Consumer Electronics, dan IEEE Transactions on Emerging Topics in Computing

Bidang keahlian yang beliau miliki ialah komputasi bergerak, dimana teknologi komputer membantu komunikasi jaringan tanpa kabel, serta mudah dibawa atau berpindah tempat. Hal ini memungkinkan kebutuhan transmisi data, suara dan video dapat dijalankan dengan mudah. Komputasi bergerak melibatkan komunikasi seluler, perangkat keras seluler maupun lunak.

Dalam disertasinya, beliau berfokus pada bagaimana sebuah gawai tidak hanya berperan sebagai Location Based Service, dimana hanya memberikan layanan informasi berupa informasi geografis, namun juga dapat menyensor udara sehat, menyensor kerumunan atau biasa disebut
density (kerapatan massa). Dengan teknologi tersebut, Prof. Anto turut serta dalam beberapa penelitian yang sangat bermanfaat seperti mengukur algoritma routing dan forward message, serta mengukur density penyebaran Covid-19. 
 
Prof. Anto telah menunjukkan kegigihan, pengorbanan, serta perjuangan yang layak ditiru oleh siapapun. Seperti yang diungkapkan oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ir. Drs. Haris Sriwindono, M.Kom., Ph.D.,

“Dedikasi luar biasa selama bertahun-tahun ini bukan hanya sekedar prestasi pribadi, namun juga refleksi atas komitmen dan kontribusi yang tidak terhitung jumlahnya terhadap perkembangan akademis di lingkungan USD. Terima kasih dan selamat untuk Prof. Anto karena telah memperluas cakrawala pendidikan bagi kita, serta memberikan landasan yang kokoh untuk para mahasiswa selanjutnya atas karya-karya serta penelitiannya” ungkapnya.

***


Penulis: Benita Reggy dan Elisabeth Ratri
 

  kembali